--- DINDA POV ---DEGGG ! DEGGG !
Cengkramannya begitu lembut, Rizky menatap dalam mataku menyalurkan sengatan listrik yang membuat tubuhku bergetar.'Cuppppp...'
♫ BACKSOUND ♫
♪♪ Geisha - Kamu yang Pertama ♪♪
Kamu memang yang pertama cinta
Menyentuh pipiku dengan manja
Karena kamu yang ku rasa cinta
Mendapatkan segalanya
Kamu memang yang pertama cinta
Memulai dengan senyuman manja
Karena kamu yang ku rasa cinta Lebih dari segalanya
Cinta....Ku rasakan sebuah kecupan hangat mendarat dipipi kiriku, sontak aku membolakan mataku. KAGET MEMANG ! Pipiku terasa panas dan merah, lengannya yang semula mencengkram lenganku kini beralih mencengkram bahuku membuat tubuhku semakin mendekat padanya. Aku tak dapat menggerakkan tubuhku dan melakukan pergerakan untuk berontak, entah kenapa tubuhku rasanya lemas dan kaku. Terlebih lagi detak jantungku sangat sulit untuk dikendalikan. Nafasnya bagai sengatan listrik yang melumpuhkan. Mataku terpejam saat Rizky meniup telingaku lembut, sayup angin yang bergerak lambat terasa menggelitik di telinga kiriku.
"Jangan keenakan.." bisiknya membuatku sukses melotot. Aku tersadar, segera ku dorong tubuhnya menjauh. Tingkahku gelagapan saat itu, malu dan kaget beradu menjadi satu.
"Ekhmmm.. Maaf tuan muda, nyonya, mengganggu.. Saya mau mengantarkan sarapan untuk tuan besar." Beruntung Bi Sumi datang, ini sedikit membantuku untuk mengalihkan rasa malu dan kagetku. Ku lihat seorang pria mengikuti Bi Sum di belakang, wajahnya tak asing. Aku tahu lelaki itu dia sering menjadi orang suruhan papa, namun aku belum mengenalinya.
"Iya Bi, taruh aja di meja makan." jawabku
"Kebetulan semuanya kumpul !" Ku dengar suara Papa Surya mendekat. "Semuanya duduk, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan. Rizky, Dinda, Bi Sum, Fero duduk !" Papa terlihat serius, keseriusan itu tergambar dari mimik wajahnya. Segera ku duduk dan mendudukkan Ayas dipangkuanku, terlihat Rizky duduk tenang disampingku ditambah Bi Sum dan lelaki yang papa panggil 'Fero' duduk bersebrangan denganku dan Rizky.
"Sebaiknya kamu suruh anak ini masuk kamar.." Pinta papa, aku mengangguk.
"Hmmm.. ayas ! Kamu masuk kamar dulu ya sayang.." Ucapku menurunkan Ayas dari pangkuanku.
"Ndak ! Mau sama mama papa !" tolaknya menggeleng cepat.
"Ayas masuk kamar dulu, nanti kita jalan-jalan ke mall." Rayuku
"benelan kan? Janji yaaa.." Ayas menatapku penuh harap. Aku menyetujuinya, tersenyum dan mengangguk pelan. Anggukanku disambut sorak gembira Ayas. Ia segera berlari kecil menuju kamar tamu.
Suasana ruang makan terasa hening, ada rasa canggung ketika tak ada yang bergeming.
"Dinda..." Panggil Papa. Aku menatap papa yang semakin serius. Apa yang sebenarnya akan papa bicarakan?
"Iya pah.." Jawabku, aku semakin penasaran tentang apa yang ingin papa utarakan.
"Kenalin, ini Fero. Bodyguard sekaligus sopir pribadi kamu." Jelas papa to the point. Ini kekagetanku yang kedua kalinya. Bodyguard? Sopir pribadi? Maksudnya apa?
"Apa? Bodyguard? Sopir pribadi? Papa ini apa-apaan sih ! Udah jelas-jelas Rizky ini suami Dinda, Rizky yang akan jagain Dinda dan mengantarnya kemanapun Dinda mau. Gak perlu ada bodyguard dan sopir pribadi segala ! Pokoknya Rizky GAK SETUJU !" Protes Rizky yang terlihat begitu marah. Ada kekecewaan dalam dirinya.
"Papa sudah pertimbangkan hal ini matang-matang, kamu sibuk dengan pekerjaanmu dan semakin liar dengan duniamu yang tak bersahabat ! Papa tidak mungkin membiarkan menantu papa terabaikan, Dinda perlu figur yang menjaganya." Balas papa.