ANNABETH
Rapat konselor berjalan seperti biasa. Clarisse memutar-mutar belatinya di meja pingpong, Clovis tidur di pojok, dan aktivitas biasa saat rapat konselor. Hanya saja, suasana jauh lebih tegang. Percy sedang menjabarkan visi yang dilihatnya semalam. Annabeth hanya setengah mendengarkan karena otaknya sibuk berpikir.
"Annabeth" suara Percy menyentaknya ke realitas.
"Eh, iya?"
"Kita perlu sebuah misi" Chiron menyampaikan lagi apa yang diucapkannya barusan.
"Tentu saja" Annabeth memajukan duduknya, malu.
"Misi seperti apa?" tanya Connor Stoll, yang tengah memain-mainkan rambut Clovis degan jarinya.
"Mencari ayahku, tentu saja! Apa tidak jelas? Matahari sudah tidak terbit, artinya ayahku benar-benar dalam keadaan sulit!" teriak Will. Alhasil semua kepala menengok padanya. "Eh, maaf" gumamnya malu.
"Siapa yang akan kita kirim?" tanya Lou Ellen dari pondok Hecate.
"Rachel? Kau melihat sesuatu?" Chiron memalingkan wajahnya pada Rachel.
"Aku tidak--" tubuh Rachel menegang. Matanya menyala, dan ia mulai berbicara dengan suara aneh itu.
"Bulan akan sendirian, Empat blasteran kan mulai pencarian Sang putra laut kan memimpin, Musik dan akal kan patahkan rantai"
Rachel diam sesaat. Kemudian ia mulai bicara lagi.
"Musuh lama sang matahari kan bangkit, Dendam terkekung meminta balasan Di bilah belati, nasib sang musuh ditentukan"
Rachel kolaps dan Clarisse yang posisinya paling dekat dengan Rachel langsung menangkapnya.
Annabeth memandang Percy khawatir. Baris 'sang putra laut kan memimpin' sepertinya mengusik pacarnya itu. Sudah cukup banyak misi yang harus dipimpin Percy. Ia sendiri juga terusik, terutama di bagian 'musik dan akal kan patahkan rantai'.
"Itu dia. Demigod yang harus pergi pasti anak Poseidon, Athena, dan Apollo" simpul Katie Gardner dari pondok Demeter.
"Tapi ada masalah, non. Ada empat blasteran, kan? Sedangkan dewa yang disebutkan hanya tiga. Artinya kita harus memilih" sembur Clarisse, yang masih memegangi Rachel.
"Sepertinya ramalan itu masih ganjal. Masih menggantung" Annabeth berspekulasi.
"Ramalan memang selalu menggantung, wise girl" kata Percy.
"Annabeth memang benar" terdengar suara lantang dari koridor rumah besar. Semua orang menengok. Berdirilah seorang gadis yang kira-kira berumur 20 tahun. Ia mengenakan kaus dan celana kamuflase. Di bahunya, tersandang busur dan wadah anak panah sedangkan sepasang belati berburu diikatkan di pinggangnya. Badannya tegak bak seorang petarung, auranya menampakkan keperkasaan dan kelembutan.
"Lady Artemis" Chiron menunduk ke arahnya, diikuti para konselor kabin yang berlutut. "Apa yang anda maksud?"
"Kalian boleh duduk" perintah Artemis. "Yang Annabeth katakan memang benar, ramalantersebut belum lengkap. Apollo mengerahkan semua tenaganya yang tersisa untuk menyalurkan ramalan tersebut, tapi sayangnya ia kehabisan tenaga saat ramalan belum selesai"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Sun (Percy Jackson Fanfic)
Fanfiction"Bulan akan sendirian, Empat blasteran 'kan mulai pencarian, Sang putra laut akan memimpin, Musik dan akal kan patahkan rantai" Percy, Annabeth, Will dan Lucy akan memulai perjalanan baru. Mengarungi laut dengan seekor naga untuk melepaskan dewa yan...