Awal Perjalanan

880 77 10
                                    


ANNABETH

Annabeth gelisah. Pacarnya belum juga muncul sejak ia terjun ke laut untuk menemui ayahnya. Padahal waktu sudah berlalu 24 jam lebih. Annabeth terus menunggu di pantai Long Island sejak kemarin, melewatkan kompetisi tangkap bendera semalam. Sekarang ia melewatkan waktu panjat tembok lava untuk mencoba mengirim pesan Iris pada Percy.

"Wahai Iris, Dewi Pelangi. Terimalah persembahanku. Tunjukkan Percy Jackson di.." suara Annabeth menghilang. Ia bahkan tidak tahu di mana Percy.

"Seaweed brain! Kembalilah atau aku bersumpah demi Sungai Styx--" ucapan Annabeth terpotong. Air di hadapannya beriak dan menyembullah seekor naga berwarna putih, lengkap dengan Percy di atasnya.

"Tidak perlu bersumpah macam-macam,wise girl. Aku sudah kembali" Percy melompat turun dan Annabeth langsung menerjangnya dengan pelukan.

"Seaweed brain, kau sudah berjanji tidak akan pernah pergi lagi!" jerit Annabeth. 

Percy tertawa. "But I'm back, right?" Percy menoleh ke arah naga putih. "Ini tunggangan kita. Stormfly" naga itu menatap Annabeth heran.

"Itu Annabeth Chase, putri Athena. She is my girlfriend" saat Percy bilang begitu, Annabeth langsung tahu kalau Percy bisa bicara pada Stormfly.

"Apa kau tahu di mana Apollo?" tanya Annabeth.

"Suatu palung di Laut Mediterania" jawab Percy datar.

"Bagaimana? Aku, Lucy, dan Will tidak bisa bernapas di--" Annabeth mulai protes sebelum melihat cengiran Percy. "Oke, aku tahu kau pasti punya rencana"

"Kau selalu tahu!" protes Percy, namun senyumnya semakin lebar. "Kau tinggal menghirup embusan napas Stormfly dan kalian bisa bernapas di bawah air selama 24 jam penuh"

"Kalau begitu, beritahu Chiron. Right now" Annabeth menarik tangan Percy ke tembok lava. Tampaklah Chiron sedang mengamati pekemah yang sedang memanjatnya.

"Chiron!" teriak Annabeth. Chiron menoleh dan berderap ke arah mereka.

"Ada apa?"

"Aku sudah menemukan solusi untuk misi ini. Kami harus berangkat sekarang juga" desak Percy.

"Tunggu" Chiron berderap menuju tembok lava dan menarik Will serta Lucy.

"Chiron, aku sudah hampir menang.." protes Lucy dingin. Lucy memang ambisius.

"Diam saja" Chiron menaikkan Lucy dan Will ke punggungnya lalu berderap ke arah Annabeth dan Percy.

"Kalian harus berangkat sekarang" kata Chiron sementara Lucy dan Will turun.

"Dengan?" tanya Will skeptis. Percy tersenyum.

"Ikuti aku" mereka berjalan menuju tepi pantai. Tampaklah Stormfly--Annabeth kira namanya begitu--sedang keluar dari air.

"Demi dewa-dewi.. Besar sekali.." gumam Will, dan ia meraih busur dan anak panah dari tanah--entah bagaimana caranya bisa sampai di sana--dan mengarahkannya pada Stormfly.

"Will! Itu Stormfly. Dia baik" tegur Percy. Reaksi Will tadi berbeda jauh dengan Lucy. Lucy justru mendekati Stormfly dan mengelus kepalanya. Annabeth melihatnya kagum. Ternyata dibalik sifat dinginnya memiliki sifat penyayang juga.

"Dimana Apollo ditahan?" tanya Lucy. Wajahnya terlihat serius.

"Laut Mediterania. Kalian harus menghirup embusan napas Stormfly dan kalian--maksudku kita bisa bernapas di bawah air 24 jam penuh" jawab Annabeth, menirukan gaya Percy.

"Annabeth!" protes Percy. Annabeth tertawa.

"Annabeth, cobalah pertama" perintah Chiron. Annabeth mengangguk dan mendekati moncong Stormfly--sungguh, ia merasa sangat bodoh--dan menghirup napas dalam. Embusan napas Stormfly sedingin es. Tidak ada yang berubah. Hanya saja, seperti ada yang mengganjal di paru-parunya.

"Will, Lucy, giliran kalian" 

LUCY

Lucy merasa aneh setelah menghirup napas naga itu. Siapa namanya? Storm siapa? Stormfly. Entah darimana Percy mendapatkan nama itu.

"Lucy" suara Will mengembalikannya ke realitas. Dilihatnya Percy dan Annabeth sudah naik. Will menunggunya di sebelah Stormfly. Lucy segera duduk di belakang Annabeth, diikuti Will.

"Berangkat, Stormfly" kata Percy. Stormfly menyemburkan es dan melangkah masuk ke dalam air.

"Tunggu!" terdengar teriakan pria dari atas langit. Lucy mendongak. Tampaklah pria berambut pirang dan bermata biru listrik, Jason Grace. Ia menaiki angin berbentuk kuda.

"Jason!" Percy melambaikan tangannya. Jason mendekat dan mendarat di pasir.

"Mau kemana kalian? Oh.. Aku tahu. Kalian pasti akan mencari Apollo, kan?" terka Jason.

"Aku selalu lupa kalau kau itu pintar" cibir Percy. Jason tertawa.

"Wow.." terdengar suara Leo Valdez dari atas. Tampaknya ia sedang menunggangi naga perunggunya--Festus. "You'll go with that thing?"

"Kau sedang memuji atau meledek?" cecar Percy. Leo turun dari naganya dan menatap Percy sangar.

"Siapa yang iri?" cetus Leo sarkastis. "Festus is more better than your dragon"

Stormfly meraung. "Stormfly lebih hebat, jauh. Ia adalah naga pengabdi Poseidon" balas Percy.

Lucy memutar bola matanya. Lama kelamaan ini akan menjadi ledek-ledekan lalu berujung pertengkaran. Mungkin yang dirasakan Lucy juga dirasakan oleh Chiron, Jason, Will, dan Annabeth.

Percy menggeram. Ia mengulurkan tangannya. Bola-bola air mulai terangkat ke udara. Leo melakukan hal yang sama. Di tangannya muncul bola-bola api. Jason mendesah. Ia mendatangkan petir, membuat konsentrasi Percy dan Leo buyar.

"Guys, just stop it!" teriak Jason.

"Jason benar. Kalian seperti anak kecil" timpal Annabeth.

"Kalau kalian terus bertengkar, kapan kalian akan berangkat?" tegur Chiron. Percy hanya mendesah dan menghela Stormfly, lalu Stormfly mulai masuk ke dalam air.

Lucy mencoba menghirup napas dalam-dalam. Rasanya seperti bernapas normal, seperti bernapas lewat tabung oksigen.

~~Skip time~~

Stormfly masih berenang ke arah barat. Posisi mereka juga masih sama. Percy di depan, setelah itu Annabeth, Lucy, dan Will di paling belakang,

"Seaweed brain, kapan kita akan kehabisan oksigen?" Lucy mendengar Annabeth berseru.

"Sekitar 21 jam lagi. Will, kau bawa jam kan?" Percy balas berseru.

"Terntu saja"

Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam. Kegelapan semakin pekat. Stormfly berhenti.

"Kenapa berhenti?" tanya Annabeth.

"Ada orang" jawab Percy. Seolah menanggapi, di hadapan mereka muncullah sesosok perempuan.

"Kita bertemu lagi, kawan lama" 

The Missing Sun (Percy Jackson Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang