Irrashai to Sayonara- Akashi Seijuuro

3.3K 106 3
                                    

Hanya sekedar penghibur.
Akashi. S x childhood ! Reader.
Conten: Angst and dark romance.

I hope you like it.

( l/n) (y/n) itulah kamu. Sahabat kecil sang Emperor merah. Sahabat yang diam-diam memupuk perasaan suka yang berubah menjadi cinta. Kamu yang sedang melihat pertandingan Inter-high dari dekat.

Amat dekat karena kamu adalah manager dari salah satu tim yang bertanding itu, yaitu Rakuzan. Matamu menatap dingin permainan luar biasa dari tiga orang 'Raja tanpa mahkota'. Walau begitu menurutmu tak ada yang bisa mengungguli Akashi.

Orang-orang mengenali dirimu sebagai Ratu Es. Tak membayangkan bahwa sebenarnya dia bukanlah sosok yang mereka bayangkan. Dia hanya ingin menutup rapat perasaannya itu ke semua orang kecuali, Akashi.

Terbayang olehmu bagaimana keseharian kalian dulu di Teikou.

-Flashback-

"Sei-kun~~"dengan suara yang menggoda kamu meletakkan setumpuk berkas berisi berbagai hal tentang kegiatan di Teikou. Akashi yang melihat semua tumpukan kertas itu terbelalak kaget.

"(Y/n)... Apakah benar aku harus mengerjakan ini semua? Tapi..." Perkataan Akashi tak bisa dilanjutkan dengan baik karena kedua pipinya dicubit oleh dirimu dengan gemas.

"Daijoubu Sei. Urusi saja tim basket mu. Aku yang akan menyelesaikan semua tugas mu dengan sempurna. Karena itu jangan pernah tinggalkan aku ya~"dengan riang kamu pun membuat janji dengan Akashi yang masih mengelus pipinya.

"Arigatou (y/n). Aku tahu bahwa kamu adalah orang yang paling bisa diandalkan. Tentu saja aku takkan meninggalkan mu. Karena kamu adalah..."

"Mou... Cepatlah tak baik jika seorang captain datang terlambat. " Kamu menyela perkataan Akashi lalu mendorongnya keluar pintu. Tepat setelah Akashi meninggalkan ruangan Dewan Murid, kamu segera mengerjakan tugas yang menumpuk itu dengan dua tangan.

Di Teikou kamu amat terkenal dengan julukan 'Ketua Bayangan'. Kamu melakukan hal yang sama selama 1,5 tahun ini. Kamu menemani Akashi hingga malam ketika dia harus lembur dan terkadang menggantikannya dalam mengerjakan tugas.

Hingga suatu hari ia berubah. Kamu yang kebetulan saja menyelesaikan seluruh tugas Akashi dengan cepat, segera mengunjungi gym. Di sana amat gelap. Kamu melihat sosok berambut merah yang amat kamu kenali.

"Se..." Kamu terbelalak ketika melihat manik Akashi. Bukanlah sepasang mata crimson yang menatapmu lembut. Sekarang hanyalah sepasang mata heterochom yang menatapmu dingin.

"Anata wa dareda?" Kamu dengan dingin menatap tajam manik dingin itu. Tak ada rasa takut sama sekali dari hatimu. Satu-satunya yang membuatmu tak takut adalah keinginan mencari Sei.

"Boku wa Akashi Seijuuro, (y/n)." Nada yang penuh arogan keluar dari mulut sang Emperor. Dalam sekali liat kamu langsung mengetahui satu hal. Bahwa Sei telah melanggar janjinya untuk selalu bersamamu. Kamu tahu tentang Sei melebihi dirinya. Tentu saja ia tahu keberadaan sang Bokushi ini.

"Yoroshiku... Akashi - san. "Kamu dengan segera meninggalkan Akashi tanpa peduli akan perintah 'mutlak'nya. Sebulir air mata mengalir dari manik mu. Mungkin kamu takkan bertemu dengan Sei selamanya lagi.

-End Flashback-

Kamu melihat hasil dari pertandingan Rakuzan dengan bosan. Yap...  Bosan karena mereka belum pernah merasakan kekalahan. Setelah kamu memberikan beberapa koreksi, kamu segera pergi meninggalkan lapangan tersebut.

Hingga sekarang, kamu masih menjalani ritme yang sama. Perbedaannya hanyalah sikap Akashi serta dirimu sendiri. Saat kamu sampai di Rakuzan, segera kamu memasuki kelas 1-A.

Kelas dirimu sendiri dan Akashi. "Bermain shogi lah denganku!"perintah Akashi dengan otoriter. Kamu tak berbicara apapun lalu segera bermain shogi.

Seperti biasa permainan dimenangkan oleh Akashi. Kamu menatap datar mata sang Emperor lalu beranjak pergi dari sana. "Kau pulang bersamaku !" Seperti biasa tanpa banyak kata, kamu menurutinya.

Semenjak perginya Sei, kamu tak pernah berbicara kepada Akashi. Membentuk sebuah tembok penuh dengan es. Orang tuamu dan orang tua Akashi adalah teman baik dalam pekerjaan. Dalam sekali tebak kamu dan Akashi dapat mengira bahwa mereka akan dijodohkan. Kamu menatap kosong ke depan tanpa menyadari tatapan tajam Akashi melirik dirimu.

-Skip-

Sehari sebelum pertandingan final Rakuzan vs Seirin, kamu mendapat berita dari kedua orang tuamu bahwa kau akan dipindahkan ke Eropa. Kamu hanya mengiyakan nya. Kamu tak memberitahukan hal tersebut ke Akashi.

Saat pertandingan melawan Seirin, kamu hanya menatap kosong tim Rakuzan. Hingga suatu keajaiban terjadi. Sei yang sudah lama menghilang kembali. Matamu berbinar ketika melihat Sei.

Akhirnya tim Rakuzan kalah. Kamu segera mendekati Akashi yang sedang menahan air matanya lalu segera memeluk leher Akashi dengan erat yang membuat kaget semua anggota tim.

"Irrashai... Sei-kun~" Kamu menangis terisak saat melihat Akashi. Kamu amat merindukannya. Dan pada hari itu juga kamu harus mengatakannya.

"Nee... Sei-kun~ Kau seorang pembohong ya. Kau berjanji akan tetap bersamaku selamanya. Tapi, kau malah meninggalkanku." Akashi tersenyum kecut mendengar perkataanmu di bus. Abaikan semua anggota tim yang berusaha menguping percakapan mereka.

"Hahaha... Gomennasai. Lain kali aku takkan meninggalkan mu, (y/n)." Akashi tersenyum lembut kepadamu berbanding balok denganmu yang tersenyum kecut.

"Ah... Gomenne Sei-kun~" Suara mu mengecil sedikit lalu melanjutkannya lagi, "Tapi dua hari lagi aku akan pergi ke Eropa." Akashi ah tidak, tetapi satu bus berteriak kaget.

"Tapi aku akan berusaha bersamamu selalu." Kamu memberikan senyuman termanis yang bisa kamu berikan. Akashi nampak murung mendengar hal itu.

"Daijoubu Sei-kun~ Kau takkan kehilangan orang yang paling kau andalkan di dunia ini." Kamu menepuk kencang punggung Akashi lalu menyender di bahunya agar bisa tertidur nyenyak. Beberapa hari ini kamu dihantui mimpi buruk yang menyulitkan untuk tidur.

-Skip two days-

Kamu amat terkejut. Sekarang kamu berada di bandara sedang berdiri sendiri dan menemukan bahwa para anggota basket Rakuzan berada di sini. Ada Akashi yang dengan gentlenya menenteng sebuah tas kecil berisi beberapa buku kesukaanmu. Ada Mayuzumi - senpai yang asik membaca LN nya sambil berdiri. Dan tiga anggota lainnya yang asik berdebat.

"Arigatou... Minna-san." Kamu tersenyum sambil menahan tangis. Siapa yang menyangka bahwa di hari terakhirnya di Jepang dia mendapatkan sebuah kejutan.

Mendengar bahwa pesawatnya sudah datang, kamu segera berpamitan. Tanganmu segera ditarik oleh Akashi sehingga tubuhmu oleng dan terjadi kissu ^///^ yang tak terelakkan.

Kamu merona karena itu adalah first kiss mu. Lalu menatap Akashi dengan tajam. "Nande? Aku hanya ingin mempertegas bahwa kau milikku." Kamu tak sanggup marah karena melihat wajah polos tanpa dosa Akashi.

"Sayonara minna-san !"teriakku dengan keras dari jauh.

"Iie ! Janna (l/n), (y/n) !"seru mereka. Kamu memasuki pesawat dengan perasaan yang sedikit tidak nyaman. Semoga tak terjadi sesuatu yang buruk.

- Dua jam kemudian -

Akashi baru sampai di rumahnya. Ia memanfaatkan kesempatan untuk menonton berita di waktu luang. Hingga ia mendengar suatu berita. "Pesawat dengan seri ×××-×× jatuh di saat penerbangan menuju Inggris. Pesawat itu jatuh di lautan ××××. Semua penumpang dapat dipastikan tak terselamatkan karena tepat sebelum jatuh beberapa kamera yang dari satelit menangkap bahwa ada ledakan besar dari sebuah bom dari pesawat tersebut. Pesawat tersebut ternyata juga menewaskan pewaris dari (f/n) Corp, yaitu (f/n) (y/n). "

Akashi membelalakkan matanya. Berusaha tak percaya akan kebenaran tersebut. Air mata mengalir dari sela - sela matanya. Mengapa di saat dia telah pulang, kau sudah harus pergi ?

1111 kata. Well mungkin jelek tapi aku gak mau nyari typo.  Serta isinya gak jelas. Cukup sekian. Janna !

041003
050916

Anime One-shot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang