Cloud 1: Kilasan Mata

111 10 12
                                    

Hari itu, Awan sedang olahraga di lapangan. Termasuk juga aku, dan juga Serena karena kami satu kelas.

Kenapa Serena lari? Karena, bola basket Awan jatuh didekatnya dan langsung saja Serena lari menghindari teriakan dan tatapan Awan yang mempesona. Oh, alangkah indahnya masa SMP.

"Braaak"

Serena jatuh terpleset karena bola ping pong milikku.

"Oh, Shitt. Fuck this momen!" Serena merutuk kesal. Spontan anak-anak dan termasuk aku tertawa terpingkal-pingkal. Tiba-tiba datanglah seorang lelaki mengulurkan tangan bantuan kepada Serena. Orang itu adalah Bayu Sang ketua kelas yang pakai kacamata kuda yang lensanya setebel bibir mpok nori.

"Ciee Cieeeeeeeee" Seluruh siswa meledek Serena. Wajah Serena merah padam.

"Hushhtt, gak usah omong macem-macem, buat Bayu gak usah tolongin gue. Gue gak butuh bantuan dari lo. Dengerin itu!" Lalu ia bangkit, meskipun kesusahan. Dan aku malas membantu.

"Cih, sok kuat" gerutuku lirih.

Serena adalah temen sebangkuku. Kelakuannya itu sok centil dan males malakukan apapun. Aku satu bangku dengan Serena karena mamaku dan mamanya berteman dekat. Sebenarnya gak tahan, tapi bagaimanapun caranya, aku harus bersikap baik dengan Serena.

Setelah pelajaran olahraga selesai, kami ganti baju di ruang ganti sekolaha. Lalu, makan bakso di kantin pak Man. Serena yang sedari tadi kesel dan menggerutu, sekarang sudah mulai ceria dan bersedia untuk mentraktir bakso-ku.

Yang terjadi selanjutnya mungkin bisa ditebak. Datanglah Bayu si ketua kelas pada meja kami. Lebih tepatnya, menghampiri Serena.

"Serena, boleh aku duduk di sampingmu?"

"Maaf ya Bayu, tapi di sini udah penuh."

"Kamu bohong cantik, didepanmu masih ada kursi yang cukup buat 10 orang"

"Serah apa mau lo kacamata"

Ternyata Bayu bisa memuji. Aku kira, ia hanya diam dan terus membaca buku tebal kesayangannya.

Karena kalian belum tahu aku, sekarang izinkan aku memperkanalkan diri. Namaku Raina Firshabella yang jadi tokoh utama dalam kisah ini. Dan temanku Serena Paramita yang sebenarnya tidak harus ada dalam kehidupanku. Sedangkan laki-laki yang menolong Serena adalah Bayu Dirgantara sang ketua kelas baik hati yang sedang jatuh cinta. Juga, Darmawan Wicaksono tokoh utama setelahku dalam cerita ini, calon imam hidupku di masa depan.

¤¤¤
Tet tet tet

Akhirnya, bel pulang sekolah terdengar. Para murid berdesakkan keluar dari kelas masing.

"Rain"
Aku menengok mencari siapa yang memanggilku dari belakang.

"Rain"
Sekarang suara itu disampingku.

"Rain, ini gue Awan"
Aku kaget dia bisa ada di depanku

"Rain, gue-"

"Awan! Lo itu udah kayak hantu aja! Tadi suara lo di belakang gue, terus ada di samping, dan sekarang lo ada di depan. Kaget tau gak, hah!" Potongku dengan cepat dan Awan masih ngos-ngosan karena mengejarku.

"Sori Ra. Tadi gue. Lari ngejar lo. Hah hah hah. Capek Ra. Duduk disitu Ra!"
Nafasnya pendek pendek membuatku merasa bersalah karena memarahinya.

"Ngomong apa sih lo itu. Nafas dulu Wan. Yang tenang. Tariik trus buang. Tarik trus buang. Nah gitu Awan."

"Lo mau bilang apa?" Sambungku.

"Itu Ra, acara Farcon itu gimana? Udah dirapatin apa belum? Rapatnya sekarang aja ya Ra. Kalau besok-besok aku nggak bisa Ra"

CloudyRainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang