Cloud 5 : Pembatalan

46 9 0
                                    

"Iya terimakasih, bisa saya bicara hanya dengan Raina?" Sahut Pak Sena. Ia juga mengusir halus mamanya Raina dan Cinta.

"Oh baik pak, silahkan." Mamanya Raina mempersilahkan.

Setelah mamanya Raina dan Cinta keluar, Pak Sena memulai pembicaraan dengan Raina.

"Ra, ada yang saya ingin bicarakan kepada kamu."

"Apa pak?" Jawab Raina dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.

¤¤

"Melihat kondisi kamu yang seperti ini, saya ingin membatalkan Farcon. Kamu sama Ridho kecelakaan karena kalian membawa motor padahal tidak cukup umur. Itu adalah hal yang sangat memalukan bagi sekolah. Mau ditaruh diamana nama baik SMP DRAXLER? Sebuah sekolah yang sudah terkenal nama karena prestasinya. Saya tidak ingin merusak citra itu. Kamu juga, membawa motor tanpa seizin saya. Maka dari itu seluruh keputusan saya, ingin membatalkan Farcon." Cecar Pak Sena panjang kali lebar. Wajahnya sekarang merah padam seperti lobster rebus. Karena menahan emosi.
Raina jelas menciut karena perkataan Pak Sena.

Tangan yang gemetar dan dengan keringat dingin di dahinya, menandakan bahwa ia sedang gugup.
"Maaf pak, tapi kenapa harus dibatalkan? Sedangkan artisnya saja sudah dibayar? Bukankah itu merugikan setengah harga? Bapak tidak memikirkan kekecewaan dari anak-anak? Maaf pak, saya lancang, tapi ini harus dengan banyak pertimbangan." Akhirnya ia berani mengumpulkan pendapatnya. Ia tak habis fikir, karena keputusan yang sangat mendadak.

"Tapi itu akan merusak citra sekolah Raina." Pak Sena terus mencari alasan yang pas untuk diputar ke Raina.

"Bukankah kecelakaan ini tidak ada yang mengetahui selain orang yang berkepentingan pak? Soalnya, saya tidak memakai seragam waktu itu. Bagusnya, berita ini tidak menyebar ke para guru dan kepala sekolah. Lagipula, yang membuat keputusan hanya bapak kan? Jadi, sah-sah saja bila Farcon dilaksanakan."
Raina sangat pintar membuat kata-kata untuk menohok Pak Sena. Bukan berarti ia lancang, tapi hal ini dilakukan untuk tidak menyia-nyiakan pekerjaan OSIS. Dan untuk tidak mengecewakan siswa-siswi DRAXLER.

"Mungkin lebih baiknya, hal ini dibicarakan dengan pengurus OSIS lain dan juga pembina lainnya pak." Raina meneruskan perkataannya agar suasana tidak terlalu tegang.

"Iya Raina, saya rasa juga begitu. Siap kan rapatnya setelah kamu pulang dari Rumah Sakit ini ya. Saya pergi dulu, masih ada banyak urusan. Cepat sembuh Raina. Assalamualaikum"
Raina hanya menganggukkan kepalanya, lalu Pak Sena keluar dari Ruangan. Di luar, Pak Sena menganggukkan kepalanya dan mengembangkan senyum kepada Mama Ari (nama mama Raina) dan juga Cinta, seraya meninggalkan koridor rumah sakit untuk mengerjakan 'Urusan' di luar.

Cinta menyerobot masuk kedalam ruangan inap, dan menunjukkan cengiran diwajahnya.
"Tadi Pak Sena bilang apa aja?"
Cinta yang sangat penasaran dengan percakapan tadi langsung menodongkan pertanyaan.

"Bilang banyak. Udah ah, males gue omongnya. Omongnya pas gue keluar dari sini aja."
Raina memutar matanya jengah.

Meskipun Raina terlihat slengekan, namun di dalam otaknya ia mempunyai berbagai pemikiran. Dan jika ia sudah dituntut untuk berbicara topik yang serius, maka ia bisa mengimbanginya dengan sangat mudah. Itulah Raina kita tersayang.

¤¤

Pukul 5 sore, Raina sudah duduk cantik di ranjang. Ia sangat wangi, karena baru mandi. Raina sangat bosan menunggu mamanya pergi membeli makanan. Ia mengambil hp di nakas dekat ranjang dan membukanya.

Line!

Karena di mode pesawat, ia baru membuka hpnya dan mematikan mode pesawat tersebut.

365 pesan belum dibaca dari OSDRAXLER KECE :V
Terdapat banyak pesan yang belum dibukanya dari aplikasi line. Sepertinya, para anggota OSIS jomblo semua, jadi berchit-chat ria di Grup line.

CloudyRainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang