Penulis; intongg
"Gita, salam gue sama Kikan yah" bbm Dimas pada Via
via segera memberitahukan ku bahwa Dimas sepupunya meminta salam pada ku
"Kan, salamnya sepupu gue, si Dimas"
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Selang beberapa minggu keluarga Via berkunjung ke perumahan kami, ternyata Dimas sepupu Via juga ikut bersama rombongan keluarga.
Jam telah menunjukkan angka 07:25, tak lama klakson mobil berbunyi tepat di depan perumahan tempat tinggal aku dan Via. Terdengar suara dari luar
"Kikan mana ?"
Itu suara Dimas, aku hanya duduk di dalam menunggu keluarga Via masuk, ketika Dimas juga ikut masuk ia langsung menyapa ku "hai Kikan ?" Sambil ia tersenyum
Kalian tau, senyum itu yang membuat ku serasa ingin terbang hingga ke lapisan ke tujuh. Sebenarnya aku memang mengagumi sosok Dimas ketika pertama kali bertemu di rumah Via waktu liburan lalu kebetulan hari itu Dimas juga sedang berada di rumah Via.
Ketika jam telah menunjukkan pukul 8:00, ayah Dimas memutuskan untuk keluar sebentar bersama Dimas dan adiknya Kiki, mereka hendak mengantar Dimas ke rumah temannya.
Via pun berniat untuk ikut, tak lama Dimas berkata pada ku dari luar "lo juga harus ikut, pokoknya harus". Aku hanya tersenyum dan memutuskan untuk ikut juga.
Mobil pun keluar dari gerbang dan melesat ke penjuru jalanan. Dimas yang mengemudikan mobil saat itu. kemudian Kiki meminta Dimas untuk berhenti di sebuah toko sepertinya dia ingin membeli sesuatu, ayah Dimas dan Kiki pun segera turun dan tak lama Via juga ikut sambil berlari mengejar Kiki dan ayahnya yang telah jauh berjalan. Via berlari tanpa mengajakku aku pun hanya menunggu di mobil bersama Dimas lebih jelasnya.
Tiba-tiba Dimas berteriak sambil memanggil nama seseorang
"Raniii , Ranii " teriaknya. Tak lama seorang gadis menghampiri kami bersama motor matic merahnya.
"Aaah ternyata lo Dim, gue kira siapa, ya udah gue tinggal dulu yah gue buru-buru soalnya" gadis itu pun meninggalkan kami. Dimas hanya mengangkat jempol
"Kan, lo jangan cemburu yah, itu sepupu gue kok" ucap Dimas pada ku, seolah mengerti dengan perasaan ku
"Apa sih, GR lo" ucap ku ketus. Dimas pun tertawa mendengar ucapan ku. Kemudian dia merebahkan tempat duduknya agar bisa berbaring, sambil sesekali memanggil ku.
Tak lama Via serta sepupu dan omnya tampak dari kejauhan, Dimas segera membetulkan tempat duduknya, mereka pun masuk ke mobil dan Dimas segera menyalakan kembali mesin mobil kemudian kembali menyusuri jalan.
Aku asyik menikmati hamparan jalan begitupun ayah Dimas yang duduk di depan, sementara Kiki dan Via asyik dengan ponsel mereka, sampai Dimas mengerem paksa mobilnya karena seseorang tiba-tiba melintas di depan mobil tanpa membunyikan klakson, aku kaget di tambah sedikit keluhan "aduh", mendengar suara ku Dimas langsung berbalik ke arah ku sambil menatap ku sejenak kemudian tersenyum.
"Lagi-lagi senyum itu" ucap ku dalam hati, ingin rasanya aku menjerit namun tak mungkin aku hanya ikut menatapnya serta membalas senyumannya
Setelah hampir satu jam berada di atas mobil, Dimas akhirnya mematikan mesin mobilnya di depan sebuah warkop, dan tampak seseorang dari dalam warkop berseru memanggilnya.
"Mungkin itu temannya Dimas" ucap Via berbisik
Dimas segera berjalan masuk menuju warkop dengan tasnya. Kemudian ayahnya berpindah tempat duduk menggantikan Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Love
Short StoryIni hanya sebuah cerpen, yang di dalamnya berisi tentang cinta beserta bumbu yang terdapat di dalamnya...