My Love

13 2 1
                                    


Ini sebuah CINTA
Tapi, bukan perihal kecintaanku pada si Adam makhluk ciptaan Tuhan, yg katanya berasal dari tulang rusuk ku.

Bukan pada pria berbibir tipis yg berdiri di sebelah kiriku, pun pada dia dengan hidung bangir di atas matic putihnya, pula pada si dia bermata elang yg berjalan dengan gagahnya di ujung sana, atau yg di sana dia si alis tebal, bukan pula pada si kumis tipis yg duduk pada kursi coklat itu, dan juga bukan pada kamu dengan senyum manis yg sedang berdiri di hadapan ku.

Melainkan, perihal kecintaanku serta kecanduanku pada sebuah desa yg katanya begitu kumuh untuk di jajah alamnya.

Lebih tepatnya pada gubuk kayu yg dari jauh mata memandang, sangat jelas jika papannya sudah begitu rapuh, jika di lihat lebih dekat kau akan di suguhkan dengan halaman yg dipenuhi daun kering, di depan mu akan kau lihat pintu kayu yg di penuhi rayap yg engselnya sedikit bergeser, saat pintu kau buka akan timbul suara deritan yg membuat pilu, dan ketika mata memandang kau akan melihat sebuah meja kayu serta ketiga kursinya.

Di situ ada banyak cerita yg telah menjadi kenangan, yg kerap menari di sudut angan, membawaku pulang pada masa kecil yg begitu indah.

Di hadapan meja itu, setiap harinya akan duduk kakek dengan kopi hitam pekat yg rasanya begitu manis, nenek dengan ubi gorengnya, ibu yg duduk di luar rumah sambil melantunkan ayat al-quran dengan sangat merdunya dan aku yg begitu asik mendengarkan obrolan hangat kakek dan nenek, hingga kerap kali tertawa oleh sebab obrolan mereka seputar kakek yg kerap berkata bahwa nenek yg sering mendatangi rumahnya ketika muda dulu, dan cerita akan di akhiri dengan pertengkaran sebab mereka yg saling menuduh.

Inilah yg membuatku jatuh cinta betul pada gubuk reyot itu yg letaknya paling terpencil.

Sekarang tak ada lagi canda itu, semua tersisip rapi dalam monokrom hidupku, di belakang sana di sudup pagar belakang rumahku, berbujur rapi pusara nenek yg jika di ingat lagi, bulir bening kerap tak bisa terbendung.

Waktu itu tepat ketika tangan memegang daun pintu, terbingkai jelas wajahnya yg tersenyum, terbujur kaku di atas kasur biru bunga2 kesayangannya, hari itu sudah jelas ku tau bahwa esok takkan ku lihat lagi wujudnya.

Mereka bilang takkan ku dapatkan cinta di tanah ini, dan tanpa pernah mereka pikir bahwa aku lah yg akan membawa cintaku pada gubuk tua ini, gubuk tuaku tercinta, tempat dimana semua memori terekam jelas, yg takkan bosan untuk ku ulang setiap harinya.

Mungkin setiap kenangan lekas di lupakan agar tak mencipta sesak di relung kalbu, tapi untuk yg satu ini, telah ku tawarkan berjuta doa, agar takan ada waktu dimana aku akan melupakannya.

Sebab cita rasanya sudah tercecap jelas di hati, yg tak ada lagi keduanya.

Votenya guys

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang