"Feelings never do make sense. They get you all confused. Then they drive you around for hours before they drop you right back where you started."
-Blair Waldorf.[㏂]
COWOK jangkung ini sekarang sedang memilih pakaian yang pas untuk dipakainya. Sekian lama memilah milah bajunya, akhirnya ia tetap memilih style casual yang biasa ia kenakan.
"Ngapain gue susah susah milih baju, kalo akhirnya tetep pake yang ini," ungkapnya.
Dia menuruni tangga dengan tampilan celana jeans hitam, kaos polos berwarna hitam, jaket hitam polos, dan sepatu converse berwarna putih yang membuatnya tampil cukup keren.
"Kamu ini lama banget sih, Aaron. Pasti di sana udah di tungguin." ungkap Lusy sambil menarik tangan Aaron.
"Tadi ada kecoa di kamar mandi," mukanya datar.
Aaron memang seperti anak kecil jika bersama orang tuanya, sama kecoa saja dia takut.
"Jagoan Papa takut kecoa? Cemen kalo gitu." ledek Papanya.
"Kecoa doang, Pa. Yang lainnya mah enggak." jawabnya berbangga hati.
"Yaudah ayo," teriak Mamanya dari luar.
Kedua pria itu berjalan mengikuti Mamanya menuju rumah keluarga Dira.
Semoga aja cewek gila itu gak ada di rumah, batinnya.
•••
*tingtongtingtong
"Biar adek aja, Ma yang bukain." teriak Dira pada Mamanya yang sedang merapikan meja makan.
"Mentang mentang anaknya cowo, mau bukain," ungkap Devan sambil tetap menatap layar handphone-nya.
"Apaan sih, bang! Orang gak tau juga, siapa yang dateng itu." ungkapnya sambil berlalu.
"Cieh, ngambek. Jujur aja woyy."
*tingtongtingtong
"Malem Tante, malem Om," ucapnya sambil membungkukan badan, "eh, Aaron?"
"Halo, Dira," balas Papa dan Mamanya Aaron, "kalian udah saling kenal, toh?"
"Iya tan-" belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya, Aaron memotongnya,
"Itu, Mah. Kita pernah ketemu di taman komplek sebelah," Aaron menggaruk garuk tengkuknya yang tak gatal.
Mamanya pun hanya mengangguk angguk.
"Oh ya Om, Tante silakan masuk,"
Mereka pun menuju ke atas balkon rumah, yang sudah di sambut riang oleh Papa, Mama, dan tentunya Devan di sana.
"Selamat datang di rumah kami, ayo mari duduk," sambut Papa Dira persis seperti pegawai supermarket, "maaf ya, rumahnya agak berantakan."
"Iya, terima kasih." ungkap Papa Aaron.
"Oh ya, Dira ini kenalkan Tante Lusy dan Om Adi," Dira pun langsung menyalaminya.
"Dira, ini Aaron. Kalian kan udah kenal."
Dira hanya tersenyum salah tingkah."Lah, masa udah kenal duluan ya?" tanya Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confused
Teen FictionBimbang. Sepertinya kata itu lebih tepat mendeskripsikan perasaan gadis ini. Caldira Audyna; berawal dari penasaran, sehingga dia terus mengejar cowok itu hanya untuk sekedar menjadi teman. Tetapi cowok itu-Aaron Saka Dharmananda-hanya cuek pada or...