Confused: 10

104 22 17
                                    

“Tetaplah di situ, aku takkan mengganggumu. Diam saja. Kita cukup saling memperhatikan, dan pelan pelan saling melupakan.”

[㏂]

AARON baru saja menempelkan punggungnya di kasur tercintanya, setelah ketiga temannya itu berpamitan untuk pulang. Hendak membuka handphonenya, teriakan dari bawah membuatnya urung.

“AAAAA!” terdengar suara piring jatuh.

Siapa? batin Aaron dalam hati. Ia pun segera membuka pintu dan berlari menuju tangga.

“Ma? Mama di sana?” panggilnya.

Tidak ada jawaban.

“Ma? Mama di mana?” ucap Aaron sekali lagi, tampak kebingungan.

“Mama di sini, Aaron. Di dapur belakang.” jawab Lusy tampak baik baik saja.

“Mama kenapa? Siapa yang teriak? Ada yang jatuh?”

Aaron sudah menyerbu dengan beribu pertanyaan. Laki laki itu pun segera menghampiri mamanya. Karena papanya sedang ada urusan di kantor, sehingga pulang malam. Aaron merasa punya tanggung jawab terhadap mamanya.

“Sini deh, mending bantuin mama sama Dira.” ucap Lusy, meminta pertolongan.

Hah? Sejak kapan cewek itu ada di sini? Aaron bertanya pada dirinya sendiri.

Aaron pun melihat Dira dan Mamanya sedang mengambil potongan piring di lantai.

“Kenapa Ma? Kok bisa gini?”

Dira yang mendengar ucapan Aaron, langsung menatapnya. Aaron pun segera membalas tatapan Dira dengan tatapan laser. Segera Dira memalingkan wajahnya.

“Ini tadi Dira nggak sengaja njatuhin piring waktu nyuci.”

“Yah, kalo nggak kebiasaan nyuci piring, nggak usah belaga nyuci deh.” ucap Aaron seperti menyindir.

Dira pun langsung menatap wajah sengit Aaron, dengan tatapan bertanya, bingung, kesal. Semua bercampur aduk menjadi satu.

Hah? Maksut lo apaan? Dira bertanya seperti itu tanpa mengeluarkan suara.

“Iya, lo nggak kebiasaan nyuci piring kan di rumah? Mana ada cewek zaman sekarang mau nyuci piring, bantu orang tua nya di rumah? Setau gue, sih nggak ada.” ucapnya hendak berlalu.

Sinting lo! jawab Dira tak bersuara lagi.

Laki laki berperawakan tinggi itu pun, membalikkan badannya.

“Heh, Aaron. Nggak boleh gitu ah. Kamu jangan seenaknya nuduh orang tanpa kepastian.” Aaron berbalik lagi.

“Aaron nggak nuduh kok, Ma. Aaron cuman nanya, bener apa nggak? Buktinya dia nggak mau jawab kan?”

“Ih, ya udah. Pokok kamu nggak boleh kaya gitu lagi. Kamu nggak boleh nilai orang hanya sekali pandang,” tatap Lusy serius, “tolong ambilin Mama, cikrak sama sapunya deh.”

“Hm, iya, Ma.” Aaron segera berbalik.

Di dalam hatinya pun ia membatin, Kalo urusan sama Mama, nggak bisa deh ngelak. Mama selalu benar.

•••

“Dira tolong bawain Supnya ke meja makan ya!” pinta Lusy kepada Dira.

“Oke tante!”

Gadis ini segera membawa semangkuk Sup ke ruang makan. Ia tidak sengaja lagi melihat foto yang di lihatnya beberapa hari yang lalu, foto Aaron yang sedang memangku gadis kecil.

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang