1

1.7K 104 1
                                    

Kesedihan selalu menemani setiap langkah darinya. Seakan hidup ini dijalani hanya untuk menghadapi kesedihan. Seolah - olah tak ada sedikitpun kebahagiaan yang tersisa untuknya.

Setiap kata yang merenunginya hanyalah kenangan. Setiap suasana yang menemaninya hanyalah kesunyian. Dan setiap garis waktu yang dilaluinya penuh akan air mata kepedihan.

"Tadaima..."

Terdengar decitan pelan. Pintu kantor detective terbuka. Menampakkan wajah seorang laki - laki kecil manis dengan pipi chubbynya yang sedikit memerah.

Mata tajam bagai elang di balik kacamatanya menampakkan sebuah keseriusan. Rambutnya acak - acakan seperti biasa. Menandakan dia penuh dengan aktitas dan energik.

"Okaori-nasai Conan-kun. Kau lama sekali pulang?" Tanya Ran.

"Dia anak bandel. Eh tapi, aku ingin berterimakasih pada orangtuamu. Tahun ini mereka mengirimkan uang 50 juta yen padaku untuk keperluanmu selama 2 tahun kedepan. Kalau kau orang kaya, kenapa harus tinggal di rumahku yang kecil ini?" Detective Mouri Kogoro mengerutkan alisnya.

"Bukankah dia anak tunggal sama sepertiku. Kami sama - sama kesepiam Otou-san. Dia di sini sebagai adikku. Dan aku merasa membuat orang tua Conan kerepotan. Mereka memberi uang sebanyak itu dan Otou-san memakainya untuk bermain mahjong kan?!" Ran mencibir ayahnya sendiri.

Conan terkikik geli dibuatnya. Akibat ulah dari dua orang yang kini ada tepat di depannya.

Ia duduk di sofa yang ada di ruangan kantor itu. Conan sedikit melirik pada Ran yang sedang membaca majalah.

Wajah tulus gadis itu begitu sulit dipahami. Senyum di bibirnya entah mengapa seakan menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan.

Merasa diperhatikan, Ran menoleh pada Conan. Kening putihnya merkerut melihat anak kecil dengan kacamatanya itu sedang bersemu. Pipi chubbynya terlihat seperti kepiting rebus.

"Ada apa Conan-kun?" Tanya Ran.

"Ti-dak Ran-nee chan. Aku hanya ingin bilang jika besok aku profesor, dan teman teman akan pergi camping. Jadi malam ini aku akan pergi ke rumah profeseor. Dan......" Conan tidak melanjutkan katanya.

"Kenapa Conan-kun? Apa yang salah?" Ran terlihat kahwatir.

Wajah Ran terasa aneh. Ia merasakan perasaan berbeda dengan sebelumnya. Perasaan itu sama seperti saat ia kehilangan Shinichi di tropical land. Itu persis. 'Aku merasa akan kehilangan orang yang kucintai untuk ke dua kalinya.' batin Ran.

Conan segera berlari menuju kamar detective mori. Mengambil dan mengemasi barang - barangnya.

Tak sampai 3 menit, ia kembali membawa tas rangsel yang sudah dipenuhi barang barangnya. Ia nyengir di depan Ran. Wajahnya begitu polos. Hingga membuat Ran sakit hati.

"Ada apa Conan?" Tanya Ran ragu.

"A...ku..." Tenggorokan Conan tercekat.

"Ada apa Conan-kun? Jawab aku." Ran mendesak.

"Aku harus kembali ke amerika. Orang tuaku mengatakan jika aku harus hidup dengan ibu dan ayah shinichi-nii-chan. Mereka juga sudah tinggal di sana. Dan... Uang 50 juta yen itu adalah rasa terima kasih kami pada paman Kogoro karena telah merawatku. Juga pada Ran-nee-chan." suara Conan berubah serak. Serasa dirinya tak tega meninggalkan gadis manis itu.

Mata Ran terasa berkunang - kunang. Dunia terasa berputar dengan cepat. Kepalanya pusing. Dan...
"Brukk..." Semuanya gelap.

Mysterious EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang