8

492 34 4
                                    

Sebuah perjuangan keras suatu saat nanti akan mencapai hasilnya. Sama dengan kesabaran yang diasah - terus menerus. Suatu ketika akan ada saatnya. Ketika batas kesabaran itu habis.

Orang yang tidak begitu mementingkan hak asasi manusia, ketika membunuh yang lainnya akan terlihat biasa - biasa saja. Karena itu mencerminkan bagaimana pribadi buruknya. Namun saat orang yang selama ini baik dan tiba - tiba membunuh, maka percayalah jika itu batas dirinya. Saat dimana sekali seumur hidupnya melakukan kejahatan namun lebih besar dari orang tak berperikemanusiaan sekalipun. Karena ia melampiaskan kemarahannya yang terpendam lama sekali.

Sama seperti orang baik yang menyebut dirinya dengan 'mata elang' ini. Ia baik, ramah, kaya dengan wajah sempurna, segala - galanya ia miliki. Kecuali satu. Kehadiran orangtuanya.

Disebut begitu karena mata hitamnya menusuk, tajam tak berdasar. Sang penatap akan merasa tenggelam dalam kekelaman masa lalu. Ikut bersimpati, tatkala peristiwa naas di masa lampau terjadi.

Sedang berdiri di marcasuar dekat pelabuhan. Dengan jubah hitam yang menjuntai menyentuh tanah seperti baju seorang pengantin perempuan. Sibuk mengamati dua gadis dan seorang pria kecil yang masih terpulas dalam gendongan. Atau mungkin tak akan bisa bangkit selama - lamanya.

Umpannya itu sudah berhasil kabur dari gedung klasik yang langsung dirancang sendiri olehnya. Meski sekalipun sebenarnya rumah ini bukan miliknya. Namun milik orang lain yang dekat dengannya.

Bibir merah itu menyunggingkan senyuman rahasia se'misterius matanya. Sama dengan sekelebat bayangan. Dengan cepat sang 'mata elang' hilang. Ditengah kabut kota tokyo tengah malam yang menyelimuti.

*****

Syphire adalah sebuah nama batu mulia Sapphire yang merujuk pada bentuk kristal tunggal aluminium oksida (Al2O3), suatu mineral yang dikenal sebagai korundum. Blue Syphire dapat ditemukan secara alami sebagai batu permata atau difabrikasi pada boule kristal besar.

Inilah kejeniusan Shinichi. Hanya dengan sebuah kata ia dapat mengetahuinya. Tahu bagaimana seharusnya ia bertindak saat ini.

Shinichi bukan detective ceroboh yang akan dengan nekat bertindak sebelum menyusun rencana. Ia tahu bahwa gadisnya ada di sana bersama Sonoko. Namun sudah diketahui jika penantang Shinichi bukan orang sembarangan. Penantangnya tak akan melukai Ran ataupun Sonoko. Karena ke dua gadis itu hanyalah sebuah umpan.

*****

Otak terus bekerja selama 24 jam tanpa henti, sekalipun dalam keadaan tidur, otak tetap bekerja. Karena otak merupakan otot tak sadar saat itu. Buktinya alam bawah sadar kita naik dan menghasilkan hal yang disebut sebagai 'mimpi'.

Ayumi tak ingin merasakan yang namanya mimpi lagi. Sudah cukup ketika beberapa jam yang lalu ia bermimpi Shinichi-nii-channya akan mati terbakar diantara reruntuhan bangunan tua bergaya eropa.

Gadis kecil ini lebih memilih menatap bulan di balkon rumahnya ditemani secangkir teh panas dari dapur. Mama dan papanya sudah beberapa hari tidak pulang karena urusan bisnis. Ia tinggal bersama bibinya. Namun, sang bibi sudah tidur. Dan ketika tidur tak akan bisa bangun lagi kecuala mentari telah bersinar terang.

"Burung raksasa?"

Ayumi mengerutkan keningnya. Matanya memicing berusha memperhatikan burung putih yang sedang terbang di angkasa tersebut. Apa burung raksasa itu akan memakan gadis kecil yang belum tidur pada tengah malam? Tidak. Tidak.

"Wussss..."

Bunyi angin menderu sedikit mengangkat rok setinggi lutut milik Ayumi. Ia terpekik kaget dan buru - buru menggenggam roknya kuat - kuar seraya menatap ke bawah.

"Wahai ci-isana Kawai Oujo-sama... Apa yang kau lakukan malam - malam sendirian di sini?" Suara lembut mengagetkan Ayumi yang tengah menunduk.

"Ka....Kau? Kaito Kid-sama?" Mata gadis ini berbinar - binar penuh minat pada pria di depannya.

"Ya... Aku kemari ingin mengatakan sesuatu padamu!" Lanjut sang pencuri bayangan.

"Apa itu?" Sergah Ayumi cepat.

"Berhenti memikirkan pria bernama Kudo Shinichi maupun Edogawa Conan. Mulailah membuka mata lebar - lebar. Temuka orang selain dirinya. Ada banyak pria tak kalah manis di luar sana. Tentu pengecualian untuk diriku..." Ia menyerahkan sepucuk surat pada Ayumi.

"Ayumi-chan, ini aku Akira. Sudah kuduga selama ini kau menyimpan perasaan pada Shinichi-san ataupun Conan. Tapi aku tak akan menyerah. Aku akan membatalkan keberangkatanku untukmu. Aku akan tinggal di jepang selamanya. Hingga kau mau menerimaku selayaknya aku mencintaimu. Aku tidak memaksa. Hanya memperjuangkan."

Matanya menitikkan air sebening kristal. Apa yang ia lakukan selama ini? Hanya menunggu dia pemuda yang tak pasti? Apa ini? Rasa kasihankah? Atau cinta itu mulai tumbuh? Belum selesai Ayumi berfikir, hang glaider sudah membentang rapi di depannya. Menandakan waktu bagi dirinya dan Kaito Kid bertemu telah habis.

"Jaa-nee Ojou-sama! Jaga dirimu baik - baik."

Di bawah cahaya rembulan keperakan, sang pencuri terbang dengan tenang. Bersama cahaya bintang yang menerangi dengan tulus.

"Akan ku coba. Arigatou Kaito-nii-san."

Mysterious EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang