5

677 40 3
                                    

Tropical land.
Mystery Coaster.
Kasus pembunuhan.
Kudo Shinichi.
APTX 4869.
Edogawa Conan.
Nemuri Kogoro.
Metantei Mori Kogoro.

Catatan di balik sampul buku kecil warna hitam milik Gin terlihat menakutkan. Seakan - akan dirinya sudah berhasil mengumpulkan setiap mozaik yang semula hilang dari rengkuhannya. Telah berhasil didekapnya lagi.

Hanya sendiri ia berada di sebuah ruangan berbentuk persegi panjang. Dengan ukuran kira - kira 4 x 6 meter. Ruangan rahasia di balik tembok milik organisasi. Ruangan khusus yang diberikan oleh Anokata untuk Gin.

Tidak merasa puas dengan itu semua. Pria berdarah dingin dengan rambut panjang keperakan itu masih menginginkan kepercayaan melebihi saat ini. Seperti kepercayaan Anokata kepada RUM.

"Sial... Meski sekalipun aku sudah berhasil mengetahuinya... Anokata tak akan percaya padaku. Dia.... lebih mempercayai RUM yang padahal sudah jelas - jelas menipunya itu."

Tangan kanan yang dikepalkan Gin sudah dihantamkan ke arah cermin tanpa dosa di ruangan itu. Seketika saja benda yang semula memantulkan bayangannya retak dan hancur berkeping - keping.

"Aku harus mengembalikan kepercayaan Anokata padaku..... Rencana sempurna untuk persaingan."

*****

"Dorrr......"

Suara tembakan terdengar nyaring di ruangan tempat latihan ini. Tak ayalnya, setiap detik akan terdengar beberapa rentetan tembakan yang berasal dari selongsong peluru milik Cianti dan Korn.

"Yatta... aku sudah bisa menembak 625 yard saat ini. Kau baru 610 yard Korn. Aku menang."

Cianti kembali mencetak rekor tertingginya. Ia ingin bisa menembak sejauh 700 yard. Setidaknya dengan jarak seperti itu, ia akan bisa menandingin Akai Shuichi. Silver Bullet yang selama ini diisukan dapat dengan mudah menghancurkan jantung organisasi.

"Prok...Prok...Prok...." Kini yang terdengar adalah tepuk tangan keras dari seseorang bersepatu high hells.

"Hebat... Aku kagum padamu Cianti." Tebak. Siapa yang saat ini datang. Suara lembut dari artis bernama Sharon Vineyard. Atau dengan sandi Vermouth.

Korn menoleh ke arah pintu. Dibarengi dengan Cianti yang kini mencebikkan bibirnya. Ia bentul - betul dendam pada perempuan berlipstik merah darah itu.

Setelah berhasil mendapatkan cinta dari orang terpenting dalam hidup Cianti, Calvados. Vermouth malahan memanfaatkan rasa cinta pria itu. Dan dengan mudahnya, Calvados dihabisi oleh agen FBI. Akai Shuichi.

"Hemph... Si wanita jalang. Ada apa kau kemari. Aku tak pernah mengundangmu." Sinis Cinanti.

"Aku ke mari tidak mencari masalah. Hanya saja.... Ingin memberikanmu santapan domba segar..." Seringai Vetmouth.

*****

Gelap.
Pengap.
Berdebu.

Hanya itu yang kini dirasakan oleh gadis berambut panjang kecoklatan ini, dengan gadis lain berambut pendek sebahu. Tangan dan kaki mereka diikat. Sedangkan mulutnya dilakban. Sehingga tak bisa bergerak dengan bebas ataupun berteriak.

Salah satunya yang berambut panjang dengan name tag Ran Mouri sudah bangun dari pingsan yang lumayan panjang. Namun yang berambut pendek dengan nama Suzuki Sonoko masih terlelap dalam buaian mimpi.

Digerak - gerakkannya tangan miliknya di belakang sana. Berusaha menggapai pecahan kaca yang mungkin dapat membantunya untuk melepaskan tali yang membelit tangannya.

Tak sia - sia perjuangan itu. Ia berhasil mendapatkan pecahan kacanya sekaligus melepaskan ikatan tangannya. Dan dengan cepat Ran melepakan tali yang membelenggunya dan juga Sonoko. Serta lakban hitam yang semula menempel di bibirnya.

"Sonoko!!! Sikarisite! Sonoko... Moo jodan dayo! Moo-sonoko-tara!"

Ran mengguncang - guncangkan bahu sahabatnya itu dengan sedikit keras. Namun sekeras apapun usahanya untuk membangunkan Sonoko dari pingsannya sang gadis masih saja terlelap.

Hati - hati Ran mendekatkan jari telunjuknya ke hidung Sonoko. Masih bernafas yang dirasakan Ran. Lembut dan penuh irama.

"Ra...Ran... Kita dimana?" Tanya Sonoko yang ternyata sudah terbangun dari tidurnya.

"Aish, aku sudah dari tadi membangunkanmu. Aku juga tidak tahu. Seperti sebuah gudang. Ayo kita cari saklar lampu." Ajak Ran sembari menuntun Sonoko.

Mereka mendapati apa yang mereka cari di atas kepala mereka. Ditekannya tombol yang disinyalir berwarna putih susu itu. Dan kemudian lampu terang menyala. Menyilaukan Ran yang pupil matanya sudah terbiasa dalam gelap.

"Tit...Tit...Tit..."

Kembali kedua gadis itu menajamkan pendengarannya. Suara itu berasal dari dalam kotak yang baru saja dibuka Ran. Betapa terkejutnya mereka mendapati isinya.

"B...Bo...Bom???"

Mysterious EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang