5.

517 98 0
                                    

"Zona yang kubentuk selama ini, mengubah coraknya hanya untukmu."

***

    Tertegun? Tentu saja. Setiap kata yang dituliskan sang pengirim, pasti selalu membuat hatimu berdebar-debar. Bahkan dirimu sendiri hampir dibawanya meliuk-liuk di udara. Istilahnya, nge-fly.

    Istilah anak remaja zaman sekarang memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Nyatanya kau sendiri hampir mengalaminya.

    Kau menghela napas, sedikit frustrasi. Sampai detik ini juga kau belum dapat mengetahui data sang pengirim. Dirimu sendiri agak terganggu dengan kalimat terakhir yang dilontarkannya melalui tinta hitam itu.

    Kau cemas, takut-takut bila ternyata dirimu mengganggu kehidupan pribadi sang pengirim. Kauharap itu tidak terjadi. Apakah memang sebaiknya kau tidak usah menanggapi suratnya di kemudian hari? Bukan maksudmu untuk mengabaikannya, tetapi kau khawatir. Khawatir bila kau dapat menyebabkan masalah.

    "Ara, [Name]-chan?" Seseorang menyahutmu, membuat netra mencari presensinya.

    "Reo-chan?" ujarmu kala manik menangkap eksistensi pemuda cantik yang tingginya melebihimu.

    For your information, kedekatanmu dengan Mibuchi sudah tidak dapat disangkal lagi. Oh—maksudnya, kau menganggapnya sebagai seorang sensei.

    Mibuchi sudah mengajarkanmu banyak hal jika terkait dengan wanita. Sebagai orang yang mempunyai banyak proyek di luar sekolah, apa lagi jika sudah bersangkut dengan sesuatu yang berbau fashion atau tata rias, maka Mibuchi-lah yang pantas mengajarimu—wajahnya mendukung, sih.

    Bahkan pengalamannya tiga kali lipat dari pengalamanmu.

    Jadi, tak ada salahnya bila kaupanggil dengan akhiran —chan.

    "[Name]-chan, desain yang kuminta sudah jadi? Lusa deadline-nya," jawabnya. Mata Mibuchi tak sengaja menangkap sepucuk surat yang kaupegang. "Surat cinta, kah?" celetuknya seketika.

    Spontan tangan tergerak masuk ke dalam tas, menyembunyikan surat yang dimaksud. "Bukan apa-apa, kok," kau terkekeh lalu segera mengganti topik; membicarakan tentang tenggat waktu proyek.

    "Mau kau mengalihkan pembicaraan, tetap akan ketahuan olehku," ujar Mibuchi, menyiratkan ledekan.

    Kau melembungkan pipi, kesal dengan lelaki yang mengejek di hadapanmu. "Y-ya, itu kan bukan urusanmu. Memangnya kau sendiri tidak pernah mendapatkannya?"

    "Aku lebih sering dimintai pendapat oleh para gadis tentang style, atau kadang dipinta untuk menjadi kakak-kakak-an mereka."

    "Itu memang cocok untukmu."

    Kelasmu dan Mibuchi hanya berbeda lantai, namun satu arah. Karena itu diputuskan berjalan beriringan hingga lantai kedua.

    "Reo-chan, jika kita mengubah sesuatu yang sudah melekat dengan kita demi orang lain, apakah itu bagus?" ujarmu setelah memikirkan matang-matang untuk diutarakan pada Mibuchi. Selain ekstrinsik wanita yang dikuasainya, Mibuchi tak kalah bila melibatkan perasaan wanita. Mibuchi ahli wanita dari seluruh segi.

    "Kenapa kau bertanya begitu [Name]-chan? Menurutku, sih, tak masalah. Itu berarti mempunyai perasaan khusus terhadapmu kan? Aku tidak tahu apa hubungannya dengan surat tadi," terkanya tepat sasaran. "Mungkin jika caranya tidak berlebihan, itu masih dapat dilihat sebagai pernyataan yang terselimuti rasa."

Letters [Mayuzumi Chihiro Version] [KnB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang