"Ukiran kata cinta, jelas untukmu seorang."
***
Detak jantung berpacu, terdengar hingga ke telingamu sendiri. Hormon adrenalin meningkat, menyebabkan muka memerah sepenuhnya. Berkutik pun tidak bisa, karena enam kata yang membentuk kalimat itu telah menguasaimu.
Mata menemukan sepucuk surat merah muda—persis seperti di hari-hari sebelumnya. Yang membedakan kali ini kau menemukannya saat ingin menukar uwabaki dengan sepatu. Sempat kau pikir bahwa sang pengirim akan mengirimkan suratnya sesuai jadwal.
Sang pengirim benar-benar mengatakan bahwa ia mencintaimu—meski hanya di atas kertas. Kau terpana, sudah keempat kalinya penulis surat mengirimkannya kepadamu. Dari enam kata tadi saja kautahu, menyiratkan rasa jujur dan ... sungguh-sungguh.
Jika kau seorang fangirl yang tergila-gila akan idolanya, kau pasti sudah memekik kegirangan. Tetapi, jelas tidak akan kau lakukan. Identitas pengirim saja kau tidak tahu, bagaimana mau teriakan tiba-tiba?
Oh... jadi kau sudah mulai tertarik, nih?
Padahal bisa saja sang pengirim ini orang jail, suka mengganggu lalu tertawa begitu rencanya sukses. Atau mungkin salah satu haters yang kaupunya? Eh, jika mengaitkannya dengan orang jail, sepupu sudah masuk dalam list. Toh, sepupumu juga kadang mengisengimu dengan berbagai cara.
"[Name]-chan, akhirnya ketemu juga," sahut seorang lelaki dari belakangmu. Dari suara khasnya yang begitu cempreng tentu saja kau dapat segera tahu itu suara milik siapa.
Kau berbalik, menghadap sang penyeru yang habis berlari kala melihat napasnya yang tersengal-sengal. "Ada apa, Hayama-san?" tanyamu sambil mengernyitkan dahi heran.
"Pinjamkan aku kunci ruang dewan murid, [Name]-chan," ujarnya di sela-sela mengatur napas.
Dahi makin berkedut. Sukses menanyakan, "Untuk apa? Bukannya Hayama-san tahu, selain anggota dewan murid tidak ada yang boleh memasuki ruangan dewan murid?"
Hayama mengambil napas sejenak, "Aku disuruh sama Akashi. Katanya ada data penting klub basket tertinggal di ruang dewan siswa. Dalam lima belas menit aku harus sudah membawanya, kalau tidak latihanku bakalan ditambah."
Oh... Akashi. Jelas saja, sih. Yang kaudengar juga, ia kan absolut.
Hayama merengek. Kau tidak peduli, tetapi mengerti bila menyangkutpautkan dengan Akashi.
"Baiklah, kauambil sendiri, ya?" Kau menyerahkan kunci—kebetulan untuk kali ini kau memegang kunci ruang dewan siswa.
"Pasti!" responsnya sambil mengambil kunci dengan gantungan logo Rakuzan. "Akan kukembalikan nanti!" Hayama pun berbalik sambil berlari menuju ruang dewan siswa.
"Jangan berlari di koridor Hayama-san!" Kau mengingatkan.
Seketika saraf kembali berpikir, membayangkan Hayama adalah sang pengirim. Tetapi, tidak mungkin bukan orang sepertinya dapat memberi pernyataan berarti? Amatan yang kau dapat tentang Hayama berbeda dengan spekulasi terhadap sang pengirim.
Ah, kau jadi penasaran seperti apa sang pengirim yang selalu mengirimkanmu surat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Letters [Mayuzumi Chihiro Version] [KnB]
Hayran Kurgu[selesai] Tentangmu dan dia, sang lelaki pengirim surat tanpa identitas. • Letters Series Project Cover by @Natsu_Roku --- Private 5 (lima) bab terakhir. Silakan follow saya terlebih dahulu untuk membaca kelanjutannya. Kuroko no Basuke by...