[7] A DAY WITH..

779 18 1
                                    

HALOOO!

makasih lohh buat yang udah ngevoteee... tapi mau ngevote lagipun nggak akan aku larang kok! hehe, langsung baca aja yuk ah! 

Tapi maap kalo dikit.

--

Sintya POV

Hari ini adalah hari sabtu, hari dimana Aldi mengajakku untuk berjalan entah kemana. Mungkin jalan yang dimaksud olehnya 'kencan'. Berbicara tentang kencan, aku ingin sekali merasakannya bersama orang yang ku cintai. Tetapi apa boleh buat, prinsip yang telah ku pegang setelah Davin mengkhianatiku berkata "Tidak ada lelaki! Tidak ada cinta!!" maka dari itu, sebisa mungkin aku tidak akan menjatuhkan hatiku kepada lelaki manapun.

Tempat yang menjadi titik pertemuan kami adalah di kampus, aku yang memintanya walaupun tidak ada jadwal kuliah bagiku. Tentu saja maksudku melakukan ini adalah agar Romi tidak melihat aku berjanji untuk berjalan dengan Aldi. Entah kenapa, aku tidak ingin orang lain melihatku berteman dengan Romi.

Ponselku bergetar, kudapati pemberitahuan pesan LINE yang masuk.

Aldi: i see u. Wait me there.

Ya, seperti yang kalian baca, Aldilah yang mengirimku pesan. Padahal aku baru saja menginjakkan kakiku di halaman kapus, tapi Aldi telah melihatku. 'Mungkin dia telah menungguku sedari tadi?' tanyaku dalam hati.

Setelah aku mencari keberadaan Aldi dan menemukannya,dia berada di ujung tembok koridor barat halaman kampus. Segera Aldi menghampiriku, tak lupa ia melemparkan senyumnya yang manis itu. 'Uh, ingat Sintya, kau tak boleh terpesona!' batinku sendiri.

"Morning adik cantik!" sapanya.

Ya, Aldi adalah kakak seniorku. Dia berada 2 tingkat semester di atasku, jadi wajar dia memanggilku adik.

"Hai, kak!" jawabku tak lupa menorehkan senyum di bibir mungilku.

"Jangan kakak, Aldi aja." Peringatnya.

"Loh? Kakak aja manggil aku adik, masa aku panggil Aldi? Protesku tak terima.

"Hehehe, kamu lucu. Oke, kita panggilnya Aldi Sintya aja, ya?" tawarnya.

"Oke!" jawabku menyetujui. Toh aku dan dia hanya beda satu tahun.

--

"Kita mau kemana?" tanyaku berusaha menutupi kegusaranku di atas motor Aldi. Entah kenapa, aku merasakan deja vu saat ini, mungkin karena aku melihat Aldi yang tak henti-hentinya senyum. Terllihat dari kaca spionnya. Walau sebenarnya aku tau senyum yang tercetak di bibir Aldi berbeda dengan senyuman evil yang Davin tunjukkan waktu itu.

"Temenin aku nyari kemeja boleh? Hehe. Nanti aku traktir deh!" jawab Aldi sambil sesekali menoleh ke belakang untuk melihatku.

"O-oh, ya sudah." Jawabku seraya mengembuskan nafas lega. Setidaknya tidak ada pikiran jahat dari Aldi untukku.

--

Setelah mencarikan kemeja untuk Aldi, Aldi menarikku paksa masuk ke dalam foodcourt yang tersedia disini. Ya, aku dan Aldi memang ke mall. Katanya, Aldi meminta carikan kemeja yang cocok untuknya karena ada temannya yang akan berulang tahun. Aku memilihkan kemeja berwarna biru elektrik bermotif garis kecil yang sangat-sangat cocok jika Aldi yang mengenakannya.

Kami memasuki foodcourt yang saat ini cukup ramai mengingat ini adalah hari sabtu. Aku yakin, makanan disini pasti mahal-mahal harganya bisa dilihat dari layout dan desain ruangan yang terkesan simple namun mewah, jangan lupakan ini adalah mall terbesar di kota ini. Tapi kan Aldi ingin mentraktirku? Baiklah, aku akan memesan makanan dan minuman tapi dengan catatan 'tahu diri jika sedang ditraktir'.

Like Angel Like Bi*chTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang