[10] YOU ARE SO GOOD TO ME

667 11 0
                                    


Haiiii! maaf agak lamaa, agak sibuk nih huhu :( 

maaf kalo part ini kurang memuaskan, ini hanya untuk menepis secuil rasa kepo kalian kok! kuy bacaaa!


--

Sintya POV

Sinar matahari pagi yang menyembul di balik jendela membuatku mau tak mau memulai hari dengan cara membuka mata. Ku raih ponselku, ku periksa semua pemberitahuan yang muncul di layar ponselku. 'Tak ada yang menarik.' Batinku.

Tetapi terdapat 2 pesan yang belum terbaca, seingatku hanya ada 1 pesan sebelum ku tidur tadi. Langsung saja ku sentuh layar yang menunjukkan icon gambar amplop itu, dan aku setengah terkejut mendapati bahwa Romi-lah yang mengirimku pesan.

Romi : berangkat ngampus sama aku. Jam 7.30 aku ddpn rumah pak Hardjo.

"Apa boleh buat." Gumamku.

Pasti bu Hardjo senang melihat keakrabanku dengan Romi.

Aku pun segera menuju toilet untuk mandi dan bersiap memasak makanan untuk sarapan daripada keluarga Pak Hardjo selagi waktu masih menunjukkan pukul 05.22

--

Selesai memasak, aku langsung megganti pakaianku untuk ke kampus. Ku raih kaos berwarna putih bertuliskan 'I Love Jogja' dan celana panjang berbahan jeans dari lemari kecil plastikku. Mengingat cuaca Jogjakarta yang memanas ketika siang hari menjelang, aku tak mau repot. Ku ambil kemeja berbahan flanel kotak-kotakku, ku pakai dengan cara tidak mengancing di bagian depannya.

Ku poleskan sedikit bedak di bagian wajahku dan lipbalm ke bibirku. Dandan natural saja, toh aku sudah cantik.

Ku lirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku, 7.24. Romi pasti belum ada disini, dia orangnya tepat waktu.

"Sintyaaaa! Romi sudah ada disini, nak!" teriak ibu Hardjo.

'Loh, tumben.' Pikirku.

Segera aku keluar dari kamarku yang berada tak jauh dari dapur. Ku lihat Romi sudah siap dengan setelan formalnya di ambang pintu. Ku hampiri dia dengan semangat pagi yang memuncak dalam diriku.

"Pagi, Rom." Sapaku mengulum senyum.

Dia membalas senyumku tulus, "Yuk, kita berangkat."

Hmm, dia tak membalas sapaanku.

Kami berjalan dalam keadaan hening, aku tak suka. Kalau begini caranya, lebih baik aku berangkat bersama Aldi. Tapi apa daya, Aldi tak bisa dihubungi dari kemarin siang.

--

Setelah sampai di gerbang kampus, aku langsung memisahkan diri dari Romi, aku berjalan ke kantin tanpa memberi tahunya. Dia pun tidak bertanya jadi ya sudahlah kami berpisah-- lagi-lagi dalam keadaan hening.

'Ku harap Romi mengerti kalau aku tidak suka keadaan hening.' Batinku berharap Romi peka terhadap kemauanku.

Baru saja aku mencari tempat untuk duduk, aku menemukan J-ers di ujung kantin. Walaupun mereka tidak berada di tengah, namun posisi mereka tetap saja mengundang mata dan bisikan-bisikan dari pada orang lain. Tatapan memuja dan bisikan mengagumi tentunya.

"Morning girls!" sapaku setelah melangkahkan kakiku ke arah meja mereka.

Tidak ada repson. Itu yang ku dapat.

"Gue masih berniat nih buat gabung sama kalian. Nggak ada yang mau respon, gitu?" tanyaku serius.

"Mau lo niat ataupun nggak, kita gak peduli." Ujap Jazzline tanpa mengalihkan pandangan dari layar macbooknya.

Like Angel Like Bi*chTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang