[8] INTRODUCE?

708 13 0
                                    

HAAIII

cuss, langsung baca.

--

Aldi: ngampus jam berapa?

Pemberitahuan pesan LINE yang masuk ke ponselku membuatku menggerak-gerakkan tanganku di sekitar meja samping tempatku tidur. Tak lupa sinar matahari yang mulai menaik juga mengganggu kenyamanan tidurku.

'siapa nih yang ngeline? Tumben banget, paling OA,' batinku dalam hati karena tidak pernah menerima pesan yang penting di pagi hari.

"Eh, Aldi." Ucapku lalu membangkitkan badan dari ranjang segera membalas pesan dari Aldi.

Sintya: jam 8 di. Knp?

Aldi: aku jemput ya di tmpt kmrn ngntr km jam 7.30

Sintya: oke.

Ya, aku menerima begitu saja tentang Aldi yang akan menjemput dan mengantarkanku ke kampus. Aku harus mencari tahu tentang empat sekawan J-ers itu dari Aldi. Dan.. tentu saja hal ini membuatku menyimpan ongkos yang harus ku keluarkan kembali menuju dompet kesayangan milikku.

'Lumayan juga, kan?' batinku.

--

Setelah memasak makanan untuk disantap keluarga kecil Pak Hardjo, segera aku mengganti pakaian yang ku kenakan ini menjadi pakaian untuk ke kampus. Sederhana saja, cukup kemeja kotak-kotak dan celana panjang berwarna hitam. Ku raih ranselku, dan berlari menuju pintu utama dari rumah pak Hardjo.

"Sintya." Suara datar namun mengandung perintah dari pak Hardjo pun menyeruak di indra pendengaranku.

"Iya pak?"

"Ini uang untuk kamu. Sudah tanggalnya kan, kamu terima uang hasil bantu-bantu disini? Bapak nggak bisa kasih banyak bulan ini, Cuma dilebihin sedikit aja." Ucap pak Hardjo sembari menyerahkan amplop putih kepadaku. Memang aku telah tinggal sekitar sebulan di rumah ini.

"Ooh, iya pak. Terima kasih, nggak usah dilebihin juga tadinya nggak apa-apa." Jawabku sembari mengulum senyum. Dalam hati sih, sedikit menyesal juga ngomong gitu. Nanti kalo nggak dikasih lebih untuk bulan seterusnya gimana? Jadi nggak untung.

"Ya udah. Kamu berangkat gih, nanti terlambat." Ucapnya lagi.

Hanya anggukan dari kepalaku yang menjadi jawaban. Tidak lupa menyalam pak Hardjo sebagai tanda pamit.

--

"Lama ya?" tanyaku terengah-engah karena habis lari ke ujung jalan untuk menemui Aldi. Kenapa aku berlari? Karena ketika kulirik jam di tanganku sehabis pamit kepada pak Hardjo, dengan tidak tahu dirinya jam itu menunjukkan pukul 08.37.

Aldi memperlihatkan senyumnya. "Gak apa-apa kok." Jawabnya sambil mengacak pelan rambutku. "Ayo kita berangkat." Ajaknya. Dan akupun langsung menaiki motornya.

Selama di perjalanan menuju kampus, awkward moment-lah yang terjadi. Aldi fokus terhadap jalan, dan aku? Fokus terhadap jalanan juga. Hingga akhirnya Aldi membuka suara.

"Kamu kenal si nerd, Sin?"

"Nerd? Siapa maksudnya?"

"Eh, maksud aku Romi."

Apa maksudnya Aldi menyebut Romi nerd seperti itu? Aku-sebagai teman Romi, merasa tidak terima. Itu sama saja sudah menghina Romi hanya karena Romi yang sering sekali bertengger di perpustakaan kampus.

Like Angel Like Bi*chTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang