[12] PUTUS?

539 11 1
                                    

HAIIIII!!! Maaf banget baru update lagiiii! baru dapat inspirasi plus niat soalnyaa! ternyata nulis gampang itu WACANA. buktinya, ngumpulin niat susah banget. kuy, baca aja!

Sintya POV

Setelah berkutat dengan mengutak-atik timeline facebook dan instagram, akhirnya Aldipun keluar dari kelasnya. Membawakanku senyum yang penuh dengan semangat nan sumringah di antara semua teman-temannya yang berwajah lesu seusai pelajaran. Aldi langsung menghampiriku, mengulurkan tangannya untuk meraih pergelangan tanganku. Dan kamipun lagi-lagi berjalan di tengah kerumunan orang sebagai pasangan bahagia. Kami menuju kantin, karena Aldi meminta untuk ditemani makan siang. Lumayan, akupun belum makan siang ini.

Tepat jam 12 siang, jam yang salah untuk ke kantin. Disini begitu penuh, dan ramai. Semua orang mengantre pada stan-stan makanan yang ada. Akupun jadi bingung untuk memilih mana makanan yang antreannya paling pendek.

"Di, kamu mau makan apa? Disini rame banget." Tanyaku.

"Aku mau makan nasi soto, Sin. Iya rame, kan jam istirahat. Antriin buat aku yaa?"jawab Aldi sekaligus memerintahku.

Okelah, tidak apa.

Langsung aku berlaju ke barisan antrean soto mie setelah menerima uang dari Aldi.

Ternyata ada J-ers di antrean jus! Tepat di sebelah antrean soto.

"Eh, eh itu pacarnya si Aldi kating itu kan?" tanya seorang wanita berambut sebahu kepada teman yang berada didepannya.

"Iya. Cantik sih, pantes lah. Aldi juga manis." Jawab temannya, yang memakai kemeja biru.

Aku hanya tersenyum menanggapi mereka, aku dibilang cantik.

"Reynaldi Pratama maksudnya?" tanya.. tunggu, Jane bertanya pada si wanita rambut sebahu itu.

"Iya, yang manis itu." jawab wanita itu dengan agak kaku kepada Jane.

"Bekas lo gak jadi tuh Joy, nemplok ke si Sinta! Eh siapalah namanya itu." tegur Jane ke Joy dengan santainya.

Aku terkejut, sementara Jessie dan Jazzline hanya terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Untung lo ga sempet ya Jazz, ama dia. Haha." Tambah Jane disusul tawanya yang pecah.

"Kalo sampe jadi sih, abis si Cipet sama gue. Joy aja gua tatar sampe nangis! Hahaha." Ucap jessie.

Baru kali ini aku lihat dia tertawa. Semakin cantik.

Tunggu..

"Maksud kalian apa?!" tanyaku dengan nafas memburu, tidak mengerti dengan ucapannya.

"Lo mau gabung sama kita, tapi lo jadian sama dia. Salah besar, bitch!" tegas Jessie sambil berlalu pergi diiringi Jane dan Joy.

'Apa maksudnya? Apa aku harus putus jika ingin bergabung dengan mereka?'

"We're watching you, Sintya Putri." Bisik Jazzline tepat di telingaku sebelum menyusul Jessie dan 2 teman lainnya.

--

Sesampainya aku dirumah pak Hardjo pun aku tetap termenung, memikirkan perkataan J-ers tadi siang. Sampai-sampai makanankupun tidak kuhabiskan, dan pandanganku selama jalan tadi terlihat kosong-kata Aldi.

Apa aku harus memutuskan Aldi? Dia baik terhadapku, tulus juga. Apa itu tidak jahat? Aku tidak tega.

'Misi hitammu itu hanya menjadikan Aldi pelampiasan Sintya!' batinku berteriak.

"Apa harus?" tanyaku kepada diriku sendiri.

--

"Sinnnn! Ada temen kamu nih dateng!" teriak bu Hardjo dari pintu utama rumah.

Like Angel Like Bi*chTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang