Part 15

10.6K 531 145
                                    

Runa mengerjapkan matanya. Runa tertidur di meja belajarnya dengan posisi duduk sehingga lehernya terasa pegal. Runa beranjak dan melihat jam dinding dikamarnya. Pukul tujuh malam.

"Luna!"

Runa menghampiri Rafa yang memanggil dari balkon kamarnya.

Rafa tersenyum melihat Runa."Malam Luna, Baru bangun?" Tanya Rafa. Ditangannya terdapat satu kantung kresek penuh cemilan.

Runa mengucek matanya dan menutup mulutnya ketika ia menguap.

"Iya. Tadi ketiduran pas ngerjain tugas sejarah."

Rafa tersenyum geli, "tumben rajin." Runa mencibir dan matanya menatap apa yang dibawa Rafa. "Apaan tuh, Raf?"

Rafa menunjukan kantung kresek yang ia pegang, "Ini? Ciki sama minuman." setelah mengatakan itu, Rafa masuk ke kamar Runa tanpa sungkan-sungkan.

"Nyari apaan sih, Raf? Itu jangan diberantakin! Males gue beresin nya nanti!" Seru Runa ketika Rafa menumpahkan seluruh isi kotak yang berisi kaset-kaset film dikamarnya.

"Gue lagi pengen nonton film," kata Rafa sambil terus memilih dan memilah kaset yang menurutnya bagus dan berkualitas. Rata-rata film action yang ia pilih.

"Gue pengen nonton ini semua!"

Mata dan mulut Runa membulat melihat Rafa menyerahkan sekitar enam kaset kepadanya. Yang rata-rata satu film nya berdurasi sekitar tiga jam.

"Lo beneran, mau nonton film sebanyak ini? Satu film aja gue udah bosen. Malam Minggu lho, Raf, lo gak kemana-kemana?" Tanya Runa yang heran melihat Rafa yang malam-malam hinggap dirumahnya. Dan ini, malam Minggu, malam dimana setiap lelaki pasti ngapelin ceweknya. Dan yang biasa Runa lihat dari Rafa, ia bisa menemui lima ceweknya sekaligus di malam Minggu.

Rafa duduk dibawah dan bersandar pada ranjang Runa. Runa ikut duduk di sebelah Rafa setelah sebelumnya iya memasukan satu buah kaset film kedalam DVD.

"Pergi kemana emangnya? Gue kan cowok baek-baek, gak boleh, keliaran malem-malem. Itu, kata Bunda."

Runa menatap Rafa heran, "Tumben, bener." Lalu Runa menatap Rafa serius, "Lo gak hamilin anak orang kan?"

Rafa menyemburkan air soda yang berada dimulutnya yang hendak ia minum namun tak jadi mendengar ucapan Runa.

"Rafa! Jorok!"

"Ya enggak lah! Mana berani gue gituin anak orang! Punya pikiran kayak gitu aja gue gak ada! Kenapa sih?"

Runa mengangkat kedua bahunya, "Malam Minggu kan biasanya lo ngapelin cewek lo yang segudang itu. Lah, sekarang? Lo malah hinggap dirumah gue."

Rafa membersihkan mulutnya dengan tisu dan mengganti karpet yang tadi terkena air semburannya dan menggantinya dengan yang baru.

"Gue sekarang lagi single. Lagian, gue juga punya cewek buat diapelin tiap malam Minggu."

"Siapa?"

"Elo."

Runa menatap Rafa yang kini juga sedang menatap nya. Rafa tersenyum sedangkan Runa salah tingkah.

"Apaan sih lo!"

Rafa terkekeh, "Beneran kali Run. Ngapain cari yang jauh-jauh, kalo di deket gue juga ada cewek cantik,"

"Gombal!"

"Serah lo deh,"

"Apa? Lo mau sayur lodeh?"

Rafa menatap Runa. Kening Runa berkerut dalam sembari menatap Rafa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang