Who Are You ?

2.4K 178 10
                                        

Park Jimin mendudukkan dirinya pada salah satu kursi taman yang terasa cukup sepi pada sore hari ini, tatapan nya memandang lurus pada dua bunga yang terlihat sama namun memiliki warna yang berbeda.

"apa bunga itu begitu indah ?" seorang pria duduk dengan santai tepat di sebelah kiri Jimin.

"dia terlihat berbeda.." ujar jimin, pria itu pun ikut menatap bunga yang sedari tadi masih sangat menyita perhatian jimin.

"tapi sebenarnya bunga itu sama" mendengar penuturan jimin membuat pria yang mengenakan jas lengkapnya itu mengalihkan pandangannya menatap jimin yang masih sangat tertarik dengan kedua bunga itu.

"kenapa warna bunga yang berbeda menjadi filosofi yang sangat rumit jika aku mendengarnya dari mulut mu Park Jimin ?" jimin tersenyum simpul mendengar pertanyaan lawan bicaranya.

"hmmm Jino hyung, kau pernah mendengar tentang Skizoaffectif ?" pria bernama Jino itu pun mengerutkan kening nya mendengar istilah yang tidak pernah ia kenal. Jimin membuka kancing lengan kemeja yang ia kenakan lalu perlahan menggulung lengan kemeja itu.

"aku beberapa tahun ini tengah mempelajari tentang Skizoaffectif ..." Jimin menghentikan penjelasannya lalu melipat kedua tangan tepat didepan dadanya.

"gejala itu sangat aneh dan membuat ku pusing hyung" Jino tersenyum memandang jimin yang terlihat sangat serius.

"jadi kau menyuruh ku kemari hanya untuk bercerita tentang pekerjaan mu ?" Jimin mengalihkan pandangannya menatap Jino, dengan memajukan sedikit bibir bagian bawahnya jimin ingin menunjukan jika ia bersedih.

"aish, jangan bertindak kekanakan seperti itu bodoh" Jino mendorong pelan kening jimin denga jari telunjuknya, jimin pun berdecak.

"bersimpati lah sedikit kepada ku hyung" Jino menggelengkan kepalanya heran.

"aku sudah cukup dibuat pusing dengan urusan ku jimin-ah" jimin membulatkan kedua bola matanya.

"apa kau masih akan tetap mencari nya hyung ?"

***

Lampu-lampu mobil memadati jalan kota membuat pemandangan pada malam hari itu terlihat indah bagi beberapa orang yang tak merasakan kepadatan sebenarnya terjadi pada jalan tersebut.

Kim Seokjin adalah salah satu orang yang tengah memperhatikan keindahan kepadatan lalulintas itu, sebuah kaca besar pada kamar VVIP hotel berbintang tempatnya berada saat ini membuat nya seakan dapat menenangkan sejenak pikirannya.

Seokjin mengalihkan pandangannya ketika mendengar bel yang berbunyi, seokjin melangkahkan kakinya membuka pintu kamar yang saat ini tengah ia singgahi itu.

"Jung Hoseok ?" seokjin menatap heran sosok yang tengah tersenyum menunjukan eye smile nya itu.

"hyung !!" seokjin membulatkan manik matanya tak kala mendapat pelukan bersemangat dari pria bernama Jung Hoseok itu.

"wah, aku merindukan mu hyung !" kedua mata Seokjin terpejam saat mendengar Hoseok memekik tepat disamping telinganya.

"ah, iya iya aku mengerti" seokjin meringis dan dengan paksa melepas kedua tangan Hoseok yang mendekap tubuh nya.

"jadi apa kau tidak merindukan ku juga hyung ?" hoseok memajukan bibirnya membuat seokjin pun memaksakan senyumnya.

"jadi mau apa kau kesini ?" hoseok dengan cepat merubah ekspresi nya seketika.

"tuan besar dan nyonya sudah menunggu mu hyung..." hoseok melirik sekilas tangan kiri seokjin.

"...apa kau tidak bisa membuat ibu mu sedikit tidak cemas ?" seokjin mengangkat sebelah alis nya mendengar pertanyaan yang hoseok lontarkan, tak lama hoseok pun mengedikkan dagu nya sambil menatap lurus ke arah perban yang berada pada punggung tangan kiri seokjin.

Let Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang