My Story of Life

1.8K 141 23
                                    

Seoul, 30 December 2017

Park Jimin memandang journal yang saat ini selalu berada didekatnya itu, otaknya kembali memutar kenangan saat journal itu sampai di tangannya untuk pertama kali.

[Flash back 15 November 2017]

Jimin menyandarkan bahunya pada sandaran kursi taman sepi itu, kedua manik matanya terpejam hanya untuk menikmati semilir angin yang saat ini menemaninya.

"sudah lama ?" Jimin membuka kedua manik matanya tak kala mendengar suara berat yang menyapanya dengan pertanyaan basa - basi itu.

"hmmm sudah terbiasa untuk ku menunggu mu hyung" ucap Jimin dengan senyum mengejek pada lawan bicaranya itu.

Pria itu berdehem lalu memposisikan dirinya untuk duduk tepat bersebelahan dengan Jimin, pria itu menghela napasnya perlahan, jimin tersenyum mendengarnya, keduanya pun memandang lurus pada objek yang menarik untuk mereka.

"kira - kira sudah berapa lama kau mengenal ku Jimin-ah ?" mendengar pertanyaan itu membuat wajah jimin sedikit menerka untuk menjawab nya.

"sembilan tahun ? atau lebih ?" jawab jimin tak yakin.

"lalu apa kau sudah benar - benar mengenal ku ?" kedua obsidian Jimin pun beralih menatap lawan bicaranya.

"hmmm sudah sekitar tiga tahun ini kau meminta journal ku bukan ?" Jimin tak bergeming, pria itu mengeluarkan journal kecil yang cukup tebal dari saku coat yang ia kenakan.

"ini untuk mu, semua ada disana" Jimin memandang journal yang saat ini benar - benar ada didalam genggamannnya itu.

"kenapa, tiba - tiba kau mem.."

"aku mengenal mu, aku mengetahui apa yang sebenarnya ingin kau ketahui Park Jimin" Jimin mengerjabkan kedua manik matanya.

"selesaikan sebelum semuanya sia - sia" ucap pria itu lalu bangkit dari posisinya.

"aku ada urusan lain untuk beberapa waktu, jangan menggangguku okay" ucap pria itu kemudian pergi.

"mwo ? yah Juno hyung ! yah Kim Juno -sshi !!"

[End of flash back]

Jimin menyentuk post it berwarna hijau yang ia tempelkan pada lembar journal di hadapannya, jemarinya membuka lembar itu perlahan.

'saat ini dan seterusnya aku mengerti, tidak pernah ada gunanya untuk ku meratapi kepedihan, keganjilan dan semua penderitaan hidup ku, apa yang aku inginkan bukankah harus aku dapatkan ? aku menyayangi saudara ku tapi ia mati meninggalkan ku yang sungguh tak memiliki siapapun yang bisa mengerti keadaan ku, mereka memberi ku segalanya, aku mencintai wanita itu tapi ia mencintai saudara ku, pada akhirnya aku tetap merasakan kesendirian, bukankah lebih baik mereka pun merasakan kesendirian ? atau mereka bersama - sama di tempat abadi ? Kim Taehyung, aku berjanji akan membawanya untuk bersama mu dan wanita tercinta mu pada hari ulang tahun mu.'

"Seokjin hyung" gumam jimin, jemari nya bergetar, dengan cepat ia mencari ponsel dan menghubungi seseorang yang saat ini memenuhi benaknya itu.

***

"Silahkan duduk, aku akan memanggil noona" Jeon Jungkook melangkah memasuki ruangan yang seokjin tak ketahui. dengan tenang Kim Seokjin duduk pada sofa yang terlihat sederhana namun nyaman itu.

Seokjin mengedarkan pandangannya pada seluruh sudut rumah kecil itu, temoat yang kecil namun nyaman dan terasa hangat, itulah hal yang terlintas dalam pikirannya, tak lama pikiran Seokjin terusik oleh getar pada saku celananya. Jemarinya ingin mengfeser icon berwarna hijau pada layar benda itu namun ia urungkan saat melihat Jungkook yang keluar dari ruangan bersama seorang wanita di sampingnya.

Let Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang