#ceritadarimasalalu bikin gue jadi lumayan setuju sama kata-kata; "never let anyone close enough to destroy you," tapi prakteknya ternyata susah, gue butuh Muse.
Dari kelas satu SMA sampai tahun kedua kuliah, nggak ada yang bisa bener-bener gantiin Muse gue waktu nulis Aku dan Hujan. Gue nggak bisa nulis dengan maksimal lagi, nggak bisa menghidupkan tokoh lagi. Gue bertahan karena ada temen-temen gue walaupun ya nggak lama, sampai sekarang gue masih ngga bisa balik lagi kayak dulu kan. Mungkin skill gue juga sih yang payah banget, hehe. Dan waktu buat nulis juga semakin sempit karena kuliah dan tugas yang tak berkesudahan.
Intinya, akhirnya gue nggak mengindahkan quotes yang satu itu. Malahan gue jadi open banget. Gue santai aja berteman sama siapa pun termasuk sama anak-anak cowok kelas.
Tapi, di sisi lain, gue juga tau diri.
Gue jaaaauuuh dari kata perfect. Gue insecure aja ada orang suka sama gue lagi HAHA. Tapi panda menganggap gue ada makannya gue kayak... Apa ya, baper? Gue pasang emot :( dia lansung tanya kenapa?. Gue bilang mau nangis, dia jawab nangis aja nggapapa biar gue lega. Hal-hal kecil gitu yaaaakkk siapa juga yang nggak baper?
Panda bikin gue lupa ke-insecure-an gue. Tapi, #ceritadarimasalalu bikin gue merasa cukup di sini aja. Gue harus berhenti dan tolong ingatkan gue untuk berhenti. Gue nggak mau cerita itu keulang lagi. Dannnnn hello belum tentu juga panda suka sama gue kaaannnnn. Jadi, ya gitu. Doain aja ya supaya gue bisa nulis cerita lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Postscript
RandomHallo, Ini aku. Dan kata-kata yang ingin ku utarakan. Tentang mimpiku, sakitku, atau cerita orang di sampingku. Tentang anganku, atau segala yang pandanganku lihat. Ini aku, dan setumpuk kekurangan yang tak akan pernah habis dibahas. Lagu-lagu, Rind...
