Dalam buku paling bala ini, gue akan mulai mengetik lagi hal-hal yang terlintas di kepala. Terutama, tentang bear dan panda yang entah akan seperti apa nantinya. Jadi sebentuk garis lurus alias konstan, yang berarti kita nggak kemana-mana. Atau, mendekat satu langkah bahkan pergi melebur bersama semesta.
Hylyh banget aku ini.
Jadi, kayak yang udah dibahas di part sebelumnya. Ada dua orang yang mengisi kepala gue belakangan ini. Silahkan swipe ke bawah dan baca kalau emang kelewatan, atau kalau menurut kalian ini nggak ada menarik-menariknya, tinggal tekan home dan semua akan hilang tanpa benci diantara kita.
Gue akan mulai dari alasan kenapa mereka mendadak jadi daftar orang paling gue tunggu chat-nya. Maaf kalau gue terlalu memusingkan dengan menyamarkan nama mereka karena hellaw, gue masih takut ada temen gue yang baca.
Bear itu, lebih tua dari gue. Anggeplah dia Kaka kelas gue. Orangnya lucu, baik bangettttt, ramah, pokoknya good boy sekali lah masnya ini. Gue sadar banget ini mungkin cuman perasaan adore alias kagum aja kayak gimana sewajarnya orang-orang ke dia. Temen-temen gue juga banyak kok yang nge-fans sama doi karena kesannya yang adem itu.
Perasaan kagum itu gue turutin di pertemuan-pertemuan kita selanjutnya. Sampai gue sadar, ini mungkin terlalu besar untuk kata 'kagum'. Tapi, gue juga menyangkal gue suka sama dia karena yang udah pernah gue bilang, dia jauh teman-teman.
Penggemarnya yang banyak itu nggak akan terima kalau tau gue punya rasa lebih. Dan gue nggak mau menghancurkan hubungan pertemanan yang belum lama kita bangun karena rasa semu yang bisa berubah kapan aja. So, gue nggak berharap apa-apa. Gue sangat amat tau diri.
Masalahnya, lebih rumit ada di panda.
Gue ketemu dia hampir tiap hari (sebelum kita #dirumahaja hng:( ), dan dia sangat nyaman gue ajak cerita. Gue kenal panda udah lamaaaaaaaa, ngga banget sih tapi jelas lebih lama dari bear. Panda termasuk golongan orang-orang pertama yang gue kenal waktu masuk kuliah. Dia menyebalkan sejujurnya, temen gue adu bacot bisa dari awal pelajaran sampai pulang. Tapi sebenernya dia baik, kalau ditanya siapa temen deket dia di kelas, mungkin semua orang merasa deket sama dia.
Ngga tau persisnya kapan gue mulai merasa something in between halaa, gue suka aja gitu. Mendadak, berantem sama dia jadi obat gue pas lagi pusing-pusingnya belajar. Mendadak, seneng aja kalau dia ngajak gue cerita.
Gue satu kelompok sama dia di sebuah mata kuliah. Padahal, dari semester satu sampai sekarang gue semester empat, kalo diinget-inget, kita selalu ada di satu kelompok yang sama entah mata kuliah apa pun itu. Biasanya gue males, karena dijamin gue bakal begadang ngerjain tugas. Tapi, mendadak dia berubah. Entah dimata gue aja atau dia yang emang berubah, dia bahkan jadi membantu banget gue ngerjain apa pun.
Huft, sejujurnya gue takut gue cerita terlalu detail:(. Tapi yaudahlahnya, tyduck mungkin juga dia baca.
Intinya, sekarang gue nyaman ber t e m a n sama panda. Gue ngga pernah sedeket ini sama cowok kayaknya, tapi gue harap gue bisa tetep kayak gini. Even dia ngga ada rasa apa-apa sama gue, ya gue nggak banyak berharap juga, gue mau kita bisa terus deket aja... Cukup.
Gue keliatan bullshit nggak sih?
Gue bakal cerita tentang kejadian-kejadian lain di part berikutnya, mungkin. Tapi gue mau cerita dulu kalau belakangan ini, dia ngga pernah chat gue lagi. Hylyh sepele banget. Mungkin gue ngerasa gini karena hari-hari sebelumnya, selama beberapa hari dia selalu chat gue konstan. Reply story gue lah, ngomongin kerjaan lah.
Tapi sekarang bener-bener kosong. Dan gue merasa ada yang hilang. Gue punya trauma tentang "ditinggalkan" jadi gue takut dia tiba-tiba ngejauh dari gue.
.
Mungkin segini dulu. Ntar malem mungkin gue nulis lagi karena gue bener-bener pengen numpahin segala macem ini. And also, buat semuanya STAY HEALTHY please, semoga bencana makhluk parasit obligat ini segera berakhir dan kita semua bisa aktivitas kayak sewajarnya lagi. Thank you, I'll be back.
KAMU SEDANG MEMBACA
Postscript
AcakHallo, Ini aku. Dan kata-kata yang ingin ku utarakan. Tentang mimpiku, sakitku, atau cerita orang di sampingku. Tentang anganku, atau segala yang pandanganku lihat. Ini aku, dan setumpuk kekurangan yang tak akan pernah habis dibahas. Lagu-lagu, Rind...