Hai, apa kabar?
Hari ini, tanggal 24 Desember 2020. Kalian hebat banget udah bertahan tetap waras sejauh ini, haha. Sama, kita sama kok. Sama-sama kangen ke sekolah atau ke kampus kayak biasa, dan ketemu sama temen-temen. Kangen belajar bareng, ketawa sampe sakit perut. Kangen modusin orang, kadang lewat depan kelasnya bikin bahagia. Kangen makanan luar, seru-seruan sampe ngga sadar udah mau maghrib. Terlalu banyak yang dikangenin, yaa, wajar. Udah berapa bulang ini, sejak kita harus duduk manis di depan laptop dan berusaha tetap di rumah.
Kecuali mungkin buat kalian yang nggak aware sama virus ini. Sayang banget, banyak yang masih ignorant dan bikin opini-opini nggak berdasar yang membuat virus ini seakan cuma butiran debu yang nggak akan bikin kita kenapa-napa. As a MIPA sampe mati kalo kata temen gue haha, sedih sih. Virus itu beranak bukan kayak kucing yang butuh proses ges, tapi hitungan detik terutama, this kind of virus. Dan dia nggak keliatan. Tapi gue juga bukan lagi nakut-nakutin kalian ya wkwk, cuma mau semua tetap aman aja. Dan jangan jadi ignorant, tolong banget, we do need interact with people keluar dan jalan-jalan but please take care of yourself, jaga diri kalian ya.
Dari masa ini, kita banyak banget ketemu sama masalah-masalah yang kita nggak pernah atau jarang temuin sebelumnya. Berbulan-bulan harus berdiri di atas kaki sendiri, maksud gue, physically sendirian dan jauh dari orang-orang yang biasa kita temuin setiap hari. Ngadepin masalah sendiri, solve it, kalo mau ketemu temen mungkin harus janjian dulu "eh zoom yuk,'' dan belum tentu terlaksana, merasa stuck sama kegiatan, dan segudang lagi masalah lain. Yang bukan lebih banyak sebenernya, cuma... baru?
Gue sekarang pengen curhat sebenernya haha, mungkin kalian bosen banget but beneran deh, nulis itu cara paling aman buat lampiasin semua kekesalan gue sama hidup. Gue bisa curhat ke temen, gue akan, mungkin. Tapi gue juga sadar ada hal positif yang bisa gue dapet juga kalo gue nulisin masalah-masalah gue di sini. Yaitu, kalian, yang ada di posisi yang sama sama gue, nggak lagi merasa sendirian. Masalah-masalah yang gue tuis di atas, sebenernya masalah gue, atau mungkin kita. Rasanya kosong banget. Orangtua gue bukan orang yang bisa gue anggep temen. Bukan hanya karena rasanya, omongan gue nggak bisa relate. Tapi juga karena ada peraturan tidak tertulis di rumah gue, yang mengharuskan gue hormat sama mereka. Gue anak dan ibu sama ayah gue adalah orangtua. Titik. Gue nggak lagi protes dan menganggap itu salah, tapi kondisi ini menyebabkan gue sering semakin merasa sendirian. Nggak punya kekuatan apa-apa. Nggak bisa apa-apa.
Gue stress banget karena sebentar lagi gue UAS, banyak materi yang harus gue kejar, tapi nggak ada semangat belajar. Mau coba nulis cerita, tapi hasilnya selalu pengen gue hapus lagi. Nggak ada yang bisa bikin gue lega dan puas.
Gue benci banget kondisi ini. Seriously. Setiap hari, gue merasa buruk sama pencapaian gue yang payah banget. Gue selalu dibanding-bandingkan sama orangtua gue if you know how it feels, dan secara tidak sadar gue juga jadi sering membandingkan diri gue dengan temen-temen gue yang jauh lebih hebat. Lebih rajin. Lebih segala gala galanya.
Setiap gue berantem sama orang, gue akan menyalahkan diri gue sendiri. Gue merasa nggak sehat. Merasa nggak berguna.
Buruk banget. Jangan sampe kalian ada di titik ini ya, harus semangat terus. Tanggal 12 kemarin gue ulang tahun ke 21, gue bersyukur banget udah punya banyak hal untuk dikenang selama 21 tahun hidup gue. I just lacking of motivation. Karena dipojokin terus, dicaci maki terus, tapi nggak tau harus lari kemana.
Semoga kalian selalu punya rumah untuk pulang ya <3 Dan semoga keadaan segera membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Postscript
RandomHallo, Ini aku. Dan kata-kata yang ingin ku utarakan. Tentang mimpiku, sakitku, atau cerita orang di sampingku. Tentang anganku, atau segala yang pandanganku lihat. Ini aku, dan setumpuk kekurangan yang tak akan pernah habis dibahas. Lagu-lagu, Rind...