Takdir kah?

7K 93 0
                                    

Prolog first...

Manusia tak akan pernah tau takdir apa yang akan menanti mereka di depan sana. Bahkan aku pun tak tau, mengapa aku jalani pekerjaan ini. Untuk memenuhi kehidupan kah? atau karna kenikmatan semata.

Menjadi pemuas nafsu wanita kesepian pun sudah aku jalani selama 5 tahun ini.
Terkadang aku berfikir, apakah ini takdirku.

Menjadi seorang gigolo untuk memenuhi kebutuhan hidupku. Meski terkadang ada rasa kenikmatan tersendiri dalam pekerjaan ini. Terkadang, aku juga ingin merasakan jatuh cinta. Meski sekarang mungkin sudah terlambat.

Mungkin orang yang menggap dirinya suci. Akan memandang rendah diriku yang bekerja seperti ini. Akan tetapi, bagi orang yang berpandangan lain. Ada juga orang-orang yang memujaku dan rela mengeluarkan apa pun yang aku minta.

Dunia ini memang aneh.

Tentu saja,

karna, bila ada yang namanya warna putih. Akan selalu ada juga warna hitam.

*****

Hari ini aku mendapat panggilan dari bosku. Ada seorang pelanggan yang ingin aku layani. Kemudian dia memberikan nomor telpon wanita itu. Kami janjian di restoran hotel dekat pantai pelangi besok siang.

Aku sedikit heran dengan pelanggan yang satu ini. Biasanya, pelanggan yang lain meminta bertemu di malam hari. Jarang yang meminta di siang hari. Aku sempat berfikir, mungkin dia janda tak bersuami. Atau kah dia memang wanita yang aneh. Apapun orangnya, di karenakan ini pekerjaanku. Aku akan lakukan apapun permintaan para pelanggan.

Aku berangkat pukul 08.00 pagi menuju pantai pelangi. Dikarenakan perjalanan yang jauh dari tempat tinggalku. Aku pun menggunakan transportasi pesawat terbang dengan jam terbang pertama hari ini. Mungkin sedikit berlebihan menggunakan pesawat terbang kesana. Tapi karna semuanya sudah dia bayar. Aku hanya ikuti saja apa maunya pelanggan ini.

BANDARA

Sesampainya di bandara, ada tulisan namaku terpampang di sana.  --Jan loise-- (Kertas bertuliskan nama) dipegang oleh seorang wanita.

Seketika aku menghampiri wanita tersebut dimana namaku tertulis diatasnya. " Anna ryena?" Tanyaku Pada Wanita dihadapanku yang tersenyum ketika aku menghampirinya.

"Yupz, aku Anna Ryena." Ujarnya Singkat.

***

Dia seorang wanita muda, mungkin seumuran denganku. Usianya sekitar 23 tahun. Aku kira seorang tante-tante pejabat atau gadis remaja yang baru mengenal sex. Semua pikiranku tentangnya tak satu pun benar. Kecuali tentang dia wanita yang aneh untukku.

Setibanya di bandara dan dia menjemputku. Aku kira dia akan mengajakku langsung ke hotel atau tempat lain semacamnya.

***

"Kau pasti lelah kan, kau juga pasti laper dong habis perjalanan jauh. Kita mampir ke restoran dulu yuk, kita makan siang dulu baru pergi ke pantai." Ucapnya Tersenyum kembali padaku.

Aku hanya bisa berkata iya dengan apa yang dia mau. Ini benar-benar aneh rasanya. Ini seperti sebuah kencan bagiku. Meski seharusnya aku yang mengajak dia makan. Setidaknya Itulah yang sering aku lihat di televisi.

Kami pun pergi ke sebuah restoran di dekat hotel. Dia rupanya sudah memesankan makanan yang bisa kami santap ketika kami tiba di restoran. Dia selalu tersenyum meski tak banyak yang dia bicarakan padaku.

RESTORAN

Anna: "Makan siang yang cukup menyenangkan yah disini. Apakah makanan ini sesuai dengan seleramu ?"

THE WHITE [SELESAI] Edisi Jan LouiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang