Seperti pagi sebelumnya, pantai white penuh ombak yang berdebur dengan kerasnya menghiasi suasana pagi kala itu.
Jan dan lan masih berada di perahu di tengah laut untuk menangkap ikan.
Matahari yang bersinar mengitari daerah lautan sekitarnya.
Suasana yang berganti dari gelap ke terang yang perlahan berubah. Mentari bersinar menusuk menembus kulit jan yang sedang terbaring di dek kapal kala itu. Wajahnya yang tersinari terik matahari membuatnya terbagun dari tidurnya.
"Shehhh,... Sudah pagi rupanya..", jan terbangun dari tidurnya. Ia menatap sekeliling kapal hanya riak air laut yang terlihat. Silauan matahari pagi memburamkan pengelihatan jan kala itu. Selintas ia melihat sesuatu yang mengambang di air yang tak jauh dari kapalnya. Setelah ia perhatikan sebari berdiri di dek kapal benda tersebut terlihat ada seseorang yang mengambang di atasnya. Sehentak jan berteriak memanggil lan sebari menghampiri ke arah benda tersebut terapung.
Dibantu kru kapal yang lainnya jan dan lan menggunakan perahu yang lebih kecil untuk melihat ke arah benda terapung tersebut.
"Kau siap jan?, kita dayung kapal ini kearah benda terapung itu. Siap,...
1,..2,..3,... Mulai mendayung"Kemudian jan bersama dengan lan menghampiri benda terapung yang terlihat terdapat seseorang diatasnya. Tak butuh waktu lama mereka sampai di tempat benda tersebut mengapung. Persis seperti yang jan duga. Diatas bongkahan kayu yang terapung itu terdapat seseorang yang terbaring diatasnya. Setelah dilihat kembali ternyata orang tersebut adalah seorang wanita. Kemudian jan dan juga lan membawa wanita yang tak sadarkan diri itu menuju kapal mereka. Dikarenakan kondisi wanita tersebut terlihat mengalami luka yang cukup serius. Para awak kapal yang lainnya juga memutuskan kembali ke dramaga untuk segera membawa wanita tersebut ke rumah sakit.
Setibanya di dramaga jan dan juga lan langsung membawa wanita tersebut ke rumah sakit. Selang beberapa menit mereka sampai di lokasi tujuan dan langsung membawa wanita itu ke unit gawat darurat untuk mendapatkan perawatan secepatnya.
Tiga puluh menit Kemudian lan mendapatkan telpon dari keluarganya. Ia tak bisa berlama-lama di rumah sakit. Lan meminta maaf pada jan karna tak bisa menemai jan sampai wanita tersebut sadar. Akhirnya jan menunggu sendirian di rumah sakit.
Saat pihak rumah sakit menanyai perihal wali dari wanita tersebut kepada jan. Ia tak bisa berbuat apapun lagi karna kebingungan dengan pertanyaan yang mereka ajukan. Akhirnya karna tak mau ambil pusing dengan pertanyaan Selanjutnya. Ia mengambil peran sebagai wali dari wanita tersebut.
Karna terlalu lama menunggu, jan tertidur di kursi dekat ruang ICU. Hingga tak terasa sore pun sudah datang. Jan terbangun dari tidurnya sebari melihat sekelilingnya. Saat ia tersadar, ia baru mengingatnya.
"Ahh, aku ingat. Aku sedang mengurusi wanita yang terluka tersebut".
Kemudian ia berdiri dan menuju ruang pasien. Dilihatnya wanita itu masih terbaring tak sadarkan diri dengan penuh perban dikepalanya. Jan memandangi sejenak dari luar pintu ruangan pasien sebelum ia meninggalkan rumah sakit.
Sesaat setelah meninggalkan ruangan rawat inap. Wanita tersebut membuka kedua matanya. Ia memegangi kepalanya merintih kesakitan. Perawat yang melihat hal tersebut langsung memanggil dokter saat itu juga.
Disisi lain jan sedang membeli makanan di seberang rumah sakit. Seakan memiliki sebuah firasat yang buruk ia tak jadi makan di tempat. Ia segera keluar dari rumah makan itu dengan membawa kantung keresek yang berisi makanannya.
Ketika jan baru saja hendak menuju ruang rawat. Seorang perawat datang menghampirinya.
"Tuan jan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WHITE [SELESAI] Edisi Jan Louise
Romance18++ ... Gigolo jatuh cinta??? Bagaimana ceritanya???. Jan louise seorang lelaki pemuas nafsu para wanita kesepian. Bagaimana jika seorang gigolo mulai merasakan cinta pada salah seorang wanita? Terlebih wanita itu baru pertama ia temui. Apakah bis...