Ibu... Ayah....
Sesungguhnya menatap laut ini, amat sangat menyakitkan buatku. Tapi kenangan bersama kalian terlalu berharga bagiku.
Jadi kumohon, ibu dan ayah...
yang berada di surga sana. Doakan aku, agar anakmu ini tidak salah jalan lagi.Sembari menetapkan keyakinan di dalam hatinya. Jan berdiri dan berjalan pulang menuju rumahnya.
SETIBANYA DIRUMAH JAN
Jan membuka pintu rumahnya, ia memanggil nama maria saat itu juga.
"Maria... Aku sudah pulang."
Saat jan masuk ke dalam rumah. Maria tidak menyauti seruan Jan tersebut. Lalu Jan pun berusaha mencarinya di kamarnya namun Ia tak menemukan Maria disana. Begitu pula dengan di dapur serta kamar mandi.
Kemudian Jan segera keluar rumah berteriak menyerukan nama maria.
"Maria.... Kau ada dimana?"
Meski Jan berteriak, tentu saja tak ada hasilnya. Karena Maria tidak ada di sana.
"Kenapa?"
"Kenapa, kau pergi sebelum esok? Padahal aku ...."
"Padahal aku, ingin menyampaikan sesuatu padamu."
Jan duduk tersungkur di beranda depan rumah. Ia tak pernah menyangka bahwa Maria tak ada dirumah saat ia kembali.
Hampir setengah jam ia terduduk di lantai beranda rumah. Angin malam mulai menusuk kulit porinya. Hingga ia sudah merasa cukup menggigil kedinginan. Jan akhirnya masuk ke dalam rumah.
Ia berbaring di sofa dan memandangi cincin yang ia beli untuk Maria.
"Padahal... Aku membeli cincin ini khusus untukmu Maria."
"Aku bahkan menabung untuk membeli cincin ini. Aku berupaya membagiakanmu dengan uang hasil keringatku sendiri dari melaut. Namun, kenapa kau pergi tanpa pamit padaku?"
"Sebegitu bencikah kau padaku? Apa karena dulu aku pernah meninggalkanmu?"
"Kenapa?"
"Kenapa, harus disaat aku tersadar. Betapa aku menyayangimu maria."
Jan menyimpan cincin tersebut ke sakunya lagi dan membalikkan badannya menghadap punggung Sofa. Ia pun tertidur terlelap karena kelelahan.
Setelah Jan tertidur ia pun bermimpi. Di mimpinya, ia melihat dirinya di masa kecil dulu.
Tanpa tersadar ia menitihkan air mata. "Ibu... Ayah... Aku... Aku... Tak ingin disini sendiri. Aku takut dengan kejamnya dunia. Jangan tinggalkan aku."
Di mimpinya Jan melihat kenangan pahit lagi saat ia masih kecil dulu. Ia berjalan di kegelapan seorang diri. Ia pun mencoba mencari secercah cahaya untuk keluar dari kegelapan itu. Jan berlari... Terus berlari.... Tapi ia tak pernah sampai. Hingga akhirnya ia tersungkur ditempat gelap tersebut.
"Mengapa?"
"Mengapa dunia begitu kejam? Aku hanyalah anak kecil tapi kenapa?"
"Jan... kemarilah, mulai sekarang kau akan tinggal bersama dengan kami."
"Benarkah?"
Lalu... Itu terjadi lagi. Dan orang yang Jan anggap sebagai orang tua kedua pergi akibat kecelakaan pula. Berturut-turut ia mengalami mimpi pahit di masa kecilnya. Lalu saat ia beranjak dewasa, karena tak ada seseorang yang membimbing dirinya. Jan pun memilih jalan tersebut, pekerjaan yang ia rasa lebih mudah untuk bertahan hidup. Di kota besar yang kejam terhadap orang miskin seperti dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WHITE [SELESAI] Edisi Jan Louise
Romance18++ ... Gigolo jatuh cinta??? Bagaimana ceritanya???. Jan louise seorang lelaki pemuas nafsu para wanita kesepian. Bagaimana jika seorang gigolo mulai merasakan cinta pada salah seorang wanita? Terlebih wanita itu baru pertama ia temui. Apakah bis...