Siapa pun dirimu di masa lalu

1.7K 29 0
                                    

...
.
.
"Aku jan louise, seorang pria kotor yang tak mengenal apa itu arti putih!.

Apa itu putih?
Duniaku yang hitam selama ini, membutakan hatiku. Menutupinya dengan warna yang gelap dan hinar binar kenistaan dunia yang kelam.
.
.
.
Lembah dosa yang kujalani selama ini,...
Akankah aku bisa mengakhirinya sekarang!!!! Bila aku membuang diriku yang gelap dulu".
.
.
.
*** ***

"Hemm, cahaya ini????...... Dimana aku????"

Burrrr,.....serthhhhh,.....

"Arghhhh, shhhh...kepalaku sakit ".

Saatku buka mata, aku sudah ada di sebuah ranjang dengan pintu yang tertutup. Jendela kamar yang terbuka membuat udara sejuk dari luar masuk kedalam kamar.

"Hahahh, dimana ini?? Kamar siapa ini??"
Aku berjalan ke arah jendela untuk menyegarkan kepalaku dan badanku. Lalu aku berusaha mengingat kembali kejadian sebelumnya.

"Hmm gahhh.... Huhh betapa bodohnya aku. Aku bisa mabuk dan tak sadarkan diri seperti ini. Aghhhh,... Apa aku sudah tidak biasa minum terlalu banyak kah??!."

Lalu,.... Pintu kamar pun terbuka. Terlihat maria yang tersenyum melihat jan sudah bangun dari tidurnya.

"Ahh, kau sudah bangun jan?? Ini aku bawakan kau sarapan."

"Ah iya,...... Maaf merepotkanmu maria."

"Ah tidak, gak apa ko. Lagi pula hari ini libur. Jadi kau tak perlu khawatir."

"Oh ya, aku sudah menyiapkan baju untukmu. Semoga bajunya pas, ya karna aku tak tau berapa ukuranmu. Jadi aku perkiraan saja dan membelikannya."

"Iya gak apa ko. Thanks maria. Boleh aku pinjam kamar mandinya? Aku mau mandi dulu sebentar.
" tentu, kau bisa pakai kamar mandinya."

Kemudian jan pun mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

Serrr.........suara sower di kamar mandi.

Sambil membasuh seluruh tubuhnya. Jan menutup kedua matanya. Sejenak berfikir dan terheran dengan apa yang terjadi pada dirinya.

"Oh Tuhan, ....
Jika memang kau ada, jika memang takdir itu ada. Tolong beri aku jawaban atas keraguanku pada dunia ini......."

Setelah mandi jan dan maria sarapan bersama di ruang makan. Lalu tanpa pikir panjang maria mengajak jan untuk jalan keluar bersamanya. Jan yang merasa berhutang banyak atas kebaikan maria tak bisa menolak ajakannya tersebut.

Ditengah perjalanan mereka maria mengajak jan untuk menikmati pemandangan laut. Di saat itu pula jan merasa seperti pernah mengalami kejadian tersebut. Tanpa sadar jan berkata kepada maria dalam diamnya tersebut.

"Apakah setiap wanita memang menyukai pemandangan laut?"

Maria yang mendengar celetukan dari jan pun menghampirinya dan menjawab.

"Aku tak tau setiap wanita suka pemandangan laut atau tidak. Tapi aku selalu berharap angin laut bisa menerbangkan sedikit rasa sedihku".

Seketika maria menghadap laut dengan angin laut yang menerbangkan rambutnya. Lalu maria pun meneteskan air matanya dan tersenyum. Seketika jan terkejut melihat maria tersebut. Dibenaknya dia bertanya-tanya mengapa wanita itu menangis hanya karna memandang laut? Kenapa dia tersenyum setelahnya?.

"Kurasa, aku memang tak mengerti perasaan wanita. Maaf, apabila pertanyaanku membuat kau terkenang hal sedih."

Maria tersenyum melihat dan mendengar jan berkata tersebut. Dia pun memeluk jan dan berkata "aku tak apa ko, kau tak perlu minta maaf. Aku meneteskan air mata karna bahagia kok jan".

THE WHITE [SELESAI] Edisi Jan LouiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang