CHAPTER 4

3.8K 247 0
                                    

Linnadey's PoV







"Hey bro, dari man- hey kenapa kau ada di sini?!" ucap Zayn dan saat itu juga matanya berubah menjadi merah dan kedua taringnya muncul.

'Mengapa taringnya muncul dan matanya langsung berubah menjadi merah? Apa ini karena dia mencium darahku? Apa yang sedang terjadi?' batinku bertanya-tanya.

"KENDALIKAN DIRIMU ZAYN!" teriak Harry.

Sepertinya Zayn menghiraukan Harry dan masih terus berjalan ke arahku. Tiba-tiba Niall dan Liam sudah berada di kiri dan kanan Zayn, aku tidak tahu apa yang mereka ingin lakukan. Apakah mereka akan menahan Zayn? Atau justru mereka ingin menghisap darahku juga? Mereka semua sulit ditebak. Tapi sepertinya Niall dan Liam ingin menahan Zayn, karena mata mereka normal.

Mengapa mereka semua melindungiku? Berhentilah bersikap seperti itu, itu hanya membuatku susah dan semakin susah untuk menyerang kaum kalian. Aku tidak kuat jika harus menyerang kalian, aku tidak tega.

Aku sangat takut saat ini, aku menyesal karena menuruti Harry yang membawaku ke sini, sama saja seperti aku sudah bosan hidup.

PRANGGGGGGG

Tidak sengaja aku menyenggol vas bunga yang berada di dekatku.

"Biarkan aku saja yang membereskan ini." ucap Harry dengan lembut.

"Tidak, aku saja." jawabku

Mengapa hari ini begitu sial? Sekarang jariku terkena pecahan beling itu, lagi-lagi aku menyesal dengan keputusanku. Harusnya tadi aku membiarkan Harry yang membereskan ini, sungguh bodoh kau Linnadey!

"Ha.. Harry, apakah kamu memiliki kotak P3K?" tanyaku tanpa melihat wajahnya. Tetapi Harry tidak menjawab pertanyaanku. Dan begitu aku melihat wajahnya ...

Kedua matanya berubah menjadi merah dan taringnya yang sangat tajam itu, diikuti dengan Liam dan Niall. Apalagi Zayn, matanya sekarang terlihat lebih lapar dari sebelumnya.

Apa yang harus aku lakukan?! Sekarang aku dikelilingi oleh 4 vampire, dan sekarang aku tidak sepenuhnya menyalahkan mereka, karena ini semua karena kecerobohanku juga.

Akhirnya Louis juga datang menghampiriku, dia juga terlihat sangat lapar. Seperti tadi saat masih di hutan.

Aku sungguh bingung, apa yang harus aku lakukan? Apa aku bisa melawan 5 vampire terkuat ini? Itu hal yang sangat mustahil, aku hanya bisa menangis sambil menutup mata.

"Bunuh aku." ucapku pelan, hampir seperti berbisik. Aku sudah menyerah, sudah tidak ada gunanya lagi jika ingin berontak.

"STOP YOU ALL!" teriak Harry secara tiba-tiba. Aku sangat kaget ketika melihat matanya yang sudah kembali normal. Mereka memang sangat sulit ditebak.

Saat itu juga, Harry membawaku keluar dari rumah ini. Kelihatannya Niall, Zayn, Liam, dan Louis masih mengejarku dan Harry. Aku merasa sedikit lega karena ada yang menyelamatkanku. Walaupun belum sepenuhnya. Tetapi, aku masih bingung, mengapa Harry bisa tiba-tiba kembali normal?

"Terimakasih Harry, kamu telah menyelamatkanku." ujarku.

"Ya, tidak apa-apa Linn, sesungguhnya ini semua adalah salahku juga. Tidak seharusnya aku membawa 'manusia' ke dalam rumahku."

"Tapi mengapa aku mau juga? Jika aku tidak mau, kejadian ini tidak akan terjadi. Aku sangat minta maaf Harry, mengapa kamu tadi bisa langsung tersadar?" tanyaku heran.

"Hmm, aku juga tidak tahu. Aku merasa ada bisikan yang membuatku untuk tersadar."

"Terimakasih sekali lagi Harry." ucapku sembari memberikan senyuman tulus kepada Harry.

"Nevermind Linn. Oh ya, kamu mau aku antarkan pulang?"

"Tidak usah Haz!" sergahku cepat dengan nada yang agak membentak.

"Hah? Apa yang terjadi denganmu?" tanya Harry yang terlihat sangat bingung.

"Enggg, aku tidak apa-apa kok Haz, hanya saja...." ucapku terbata-bata. Ayo pikirkan alasan yang masuk akal Linn! "aku sedang bertengkar dengan keluargaku." lanjutku.

"Baiklah, jadi kau mau kemana sekarang?"

"Aku juga tidak tahu Haz, aku tidak memiliki tempat tinggal lain selain rumahku."

"Bagaimana kalau ke gubuk tempat persembunyianku?"

"Tempat apa itu?" tanyaku penasaran.

"Itu tempatku dan kawan-kawanku untuk bersembunyi saat ... ah sudahlah lupakan, jadi kau mau tidak?" ucapnya. Aku tau, itu adalah tempat persembunyiannya saat kaumku menyerang. Dia sepertinya sudah sangat percaya kepadaku. Apa dia tidak tahu kalau aku hanya ingin mematahkan hatinya? Ayolah sadar, aku tidak bisa melakukan ini.

"Heyyy." ucapnya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan mukaku.

"Umm."

"Apa yang terjadi denganmu?"

"Tidak kok, aku baik-baik saja. Ayo kita ke gubukmu."

Harry langsung menggandeng tanganku dengan tangannya yang dingin seperti es batu. Tapi aku tidak terganggu dengan gandengannya, malah aku merasa aman. Hey, apa yang sedang aku pikirkan?

"Kita sudah sampai." ucapnya sambil memperlihatkan deretan giginya yang sangat rapi. Jadi ini tempat persembunyiannya selama ini? Pantas saja kami tidak dapat menemukan mereka, gubuk ini sangat jauh di dalam hutan.

"Tempat yang bagus." ujarku sambil membalas senyumannya.

"Tunggu! Tetap disitu!" teriak Harry secara tiba-tiba. Dia memang sering mengagetkanku.

"Apa yang ter-"

"Aku bilang tunggu di situ!"

Aku sangat bingung, apa yang sedang terjadi?





*

Maaf ya lama updatenya hehe, enjoy ^^. Maaf juga karena lanjutannya ga sesuai sama yang kalian harapin. Kasih vote+comment ya, thankyou :)

Scared (TICS #1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang