CHAPTER 20

2.4K 203 19
                                    

Linnadey's PoV







"Kau kemana saja Linn? Harry sangat khawatir begitu kau menghilang dari danau." ucap Liam. Bagaimana mereka tahu?


"Harry menceritakannya pada kami semua." ucap Niall yang pasti membaca pikiranku.


"Aku diculik." jawabku singkat. Mereka pasti tidak puas dengan jawabanku. "Ceri-"


"Astaga Harry!" teriakku setelah melihat Harry yang tergeletak di tanah. Apa yang terjadi dengannya? Ini semua gara-garaku, dia begini karena mencariku. Tetapi, setelah kuteliti, tidak ada luka sedikitpun yang terdapat di badan Harry.


"Dia kenapa?!" tanyaku dengan nada yang nyaring. "Aku rasa, dia kekurangan darah." jawab Zayn. "Dia pingsan karena tidak meminum darah selama sehari?" tanyaku lagi.


"Tidak bodoh!" ucap Louis sambil menjitak kepalaku. Baru saja aku memaafkannya, dia sudah membuatku kesal lagi. "Mungkin dia sudah tidak meminum darah dari berhari-hari yang lalu, dan ditambah lagi berjalan jauh." lanjutnya. Aku mengangguk mengerti. Liam dan Niall langsung menggotong Harry. Seberat itukah Harry, sampai membutuhkan dua vampire untuk mengangkatnya? Ugh, aku terlalu sering memikirkan sesuatu yang sangat tidak penting.


Kami sudah sampai di rumah para vampire itu. Aku masih khawatir dengan Harry, walaupun Niall berkata kalau Harry baik-baik saja. Aku merasa bersalah. Dia panik mencariku. Dia sampai tidak beristirahat dalam sehari penuh. Apalagi, yang menculikku adalah keluargaku sendiri. Sangat konyol.


"Uhuk... uhuk..." aku langsung tersenyum mendengar suara batuk itu. "Kau sudah sadar Haz? Maafkan aku." ucapku sambil mengusap-usap kepala Harry. Harry langsung mengerutkan keningnya dan mengerjapkan matanya berkali-kali. "L-Linn, ini kau?!" tanyanya bingung. Aku mengangguk dua kali sambil tersenyum. Aku sangat rindu dengan vampire bodoh yang satu ini. Yeah, aku tahu aku terlalu berlebihan, padahal baru saja sehari tidak bertemu dengannya.


"Bagaimana bisa? Kau baik-baik saja kan? Siapa yang menculikmu? Ceritakan semuanya padaku Linn. Apa yang penculik itu la-" aku langsung memotong ucapan Harry. "Ssstt, bagaimana bisa aku menceritakan padamu kalau kau terus-terusan berbicara?" ucapku sambil memutar mataku. Harry hanya terkekeh.


"Aku diculik oleh Peter, Haz." lanjutku. Harry langsung memasang raut wajah kebingungan. "Siapa itu Peter?" tanyanya. "Dia itu sahabatku. Dan dia disuruh oleh kakak gilaku yang bernama Emeralda." jawabku sebal setelah mengingat perbuatan Emeralda dan Peter.


"Maksudmu, kakakmu itu... psikopat?" aku langsung menjitak kepalanya begitu dia berkata seperti itu. "Stupid Styles! Jangan sembarangan menuduh kakakku!" ucapku.


"Jadi, apa tujuan kakakmu menculikmu? Baiklah, kuakui aku bodoh, jelaskan padaku, Linn." ucap Harry. Aku hanya tertawa dalam hati. Sebenarnya tertawa dalam hati itu tidak ada, aku memang bodoh. Tapi lebih bodoh Harry.


"Dia ingin menemuiku. Dia sangat menyebalkan! Berani-beraninya dia menculikku saat ken..." aku langsung menahan ucapanku. Bisa-bisa vampire ini terbang sangat tinggi. "Jadi kau sebal dengan kakakmu gara-gara dia menyulikmu saat berkencan denganku ya?" godanya sambil mengedipkan mata kearahku. Anak ini memang benar-benar inginku cekik.


"Ugh, kau menyebalkan, Haz!" teriakku di depan wajahnya. Sepertinya, teriakan mautku keluar. Aku langsung tertawa saat melihat muka Harry yang tercengang. "Linn? Kau Linnadey kan?" tanyanya bodoh. Aku tertawa semakin keras ketika Harry berkata seperti itu. Aku jadi semakin ragu kalau vampire ini memiliki otak.


"Tidak, aku siluman yang menculik kekasihmu." ucapku sambil menirukan suara siluman. Muka Harry semakin tegang. Apa kataku, vampire ini memang tidak memiliki otak. "K-Kau? Boyssssss!!!" Harry langsung lari terbirit-birit sambil mencari teman-temannya. Aku melepaskan semua tawaku.


Scared (TICS #1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang