CHAPTER 18

2.4K 209 19
                                    

Harry's PoV







Setelah sekian menit, teriakan Linnadey sudah berhenti. Mungkin dia sudah terlalu lelah untuk berteriak. Aku memutuskan untuk kembali ke danau itu, sepertinya sudah cukup untuk mengerjai Linnadey. Tapi, saat aku sudah sampai di danau...


"Oh, shit!" Linnadey sudah tidak ada lagi di perahu tadi! Hanya ada satu makhluk yang ada di pikiranku.


Volkmirad. Pasti mereka yang menculik Linnadey. Kencanku selalu gagal karena makhluk hina itu. Apa mereka iri denganku dan Linnadey? Dasar menyebalkan.


"Ni, bersiaplah, kita akan menyerang volkmirad malam ini juga. Linnadey diculik oleh mereka." ucapku pada Niall lewat telepati.


"Bagaimana bisa? Volkmirad sudah punah Haz." saat Niall menjawab seperti itu, aku baru ingat kalau seluruh volkmirad sudah gugur saat perang kemarin. Lalu siapa yang menculik Linnadey?!


"Kita harus pergi ke markasnya. Siapa tahu mereka berkembang biak diam-diam seperti tikus." jawabku. Niall sudah tidak menjawabku, berarti dia sudah mengerti.







Linnadey's PoV







"Harry! Perahunya bergerak! Jangan lama-lama! Cepatlah! Harry ini gelap sekali! Kumohon jangan buat aku ketakutan!" teriakku setelah Harry meninggalkanku sendiri di perahu. Apalagi perahu ini sengaja di dorong oleh Harry. Anak ini memang benar-benar menyebalkan! Bisa kupastikan saat dia kembali nanti, dia tidak akan selamat.


Aku terus berteriak-teriak histeris. Aku sungguh takut, perahu ini sudah sampai di tengah danau. Dan aku tidak bisa membayangkan kalau perahu ini tiba-tiba terbalik dan ada buaya yang langsung melahapku. Yeah, aku tahu itu tidak mungkin terjadi.


Happppp


Tiba-tiba aku merasa seperti ada yang melompat ke perahuku. Jangan bilang kalau yang melompat itu buaya. Ugh, aku memang bodoh, buaya kan tidak bisa melompat. Apa ini Harry? Ya, ini pasti Harry!


"Har-" saat aku ingin berbalik dan berteriak di muka Harry, mulutku di bekap dengan kain oleh seorang laki-laki yang memakai topeng. Aku benar-benar ketakutan sekarang. Kemana vampire bodoh itu?! Tega-teganya dia membiarkanku diculik seperti ini!


Bugggggg


Aku kira itu suara tinjuan Harry, ternyata itu suara pukulan laki-laki bertopeng itu di pundakku.


"Maafkan aku." suara ini adalah suara yang terakhir kudengar sebelum semuanya berubah menjadi gelap.







*







Aku mengerang saat sinar yang sangat silau menembus kelopak mataku. Dengan susah payah, aku berusaha membuka mataku. Saat aku membuka mata, aku kaget bukan main. Ini pasti benar-benar mimpi!


"Pukul aku!"


Buggggg


Aku mengusap-usap bagian yang di pukul oleh Emeralda, kakakku. Ini benar-bener bukan mimpi! Aku langsung memeluk Emeralda dengan erat.


"Kenapa kau memukulku bodoh?!" ucapku sambil membalas pukulan Emeralda tadi. Jika kalian bingung, kenapa ada Emeralda disini, aku juga bingung. Dan sekarang aku baru menyadari kalau aku berada di kamarku! Dan juga itu berarti aku berada di rumahku! Dan juga berarti ada ayah dan ibuku! Dan ju- ah sudahlah.


"Kau yang menyuruhku tadi!" jawab Emeralda sambil menjitak kepalaku. Aku hanya tersenyum bodoh.


"Bagaimana bisa?" tanyaku. "Bagaimana bisa apanya?" Emeralda memjawab pertanyaanku dengan pertanyaan juga. "Bagaimana bisa aku berada disini?" ucapku sambil memutar kedua bola mataku.


"Oh itu." Emeralda menjeda perkataannya. "Janji ya, kau tidak akan marah?" lanjutnya. Aku mengangguk pasti.


"Kau ingat ada laki-laki bertopeng kemarin malam?" tanyanya. Aku mengangguk untuk yang kedua kalinya. "Cepatlah sedikit Em!" ucapku kesal. Emeralda terlalu bertele-tele.


"Iya, iya, jadi laki-laki kemarin itu adalah... um... Pe-Peter sahabatmu." ucapnya terbata-bata. "Jadi dia yang membekapku dan memukulku sampai pingsan?!" tanyaku yang semakin kesal. Peter memang kurang ajar, berani-beraninya dia memukulku! Dia kira itu tidak sakit apa!


"Ya, tapi itu aku yang menyuruhnya." jawab Emeralda sambil menyengir. "Kau kejam Em!" ucapku sambil memberikan tatapan membunuh.







Harry's PoV







Aku sekarang sedang dalam perjalanan ke markas volkmirad bersama Niall, Zayn, Liam dan Louis. Liam dan Louis sangat syok saat Niall memberitahu mereka kalau Linnadey hilang. Mereka bilang, mereka belum sempat meminta maaf karena perlakuan mereka yang sangat menyebalkan saat sebelum berkencan denganku tadi. Mereka berdua memang sangat cocok menjadi pasangan idiot.


"Disini tidak ada volkmirad sama sekali Haz." ucap Niall. Aku juga tidak melihat tanda-tanda adanya volkmirad disini. Aku sudah mulai frustasi, aku sangat menyesal. Bagaimana bisa aku membiarkan Linnadey di tengah-tengah danau sendirian saat malam?!


"Sudahlah mate, ini bukan salahmu. Kau juga tidak tahu kan kalau Linnadey akan hilang?" Zayn berusaha menenangkanku. Tetap saja itu tidak berhasil.


"Aku tidak mau berhenti mencari Linnadey! Jika kalian ingin pulang, silahkan saja pulang." ucapku tegas. Mereka semua hanya terdiam sambil menatapku iba.


"Aku akan membantumu menyari Linnadey, Haz." ucap Louis. Yang lain hanya mengangguk. Terkadang aku bangga memiliki sahabat seperti mereka yang selalu ada disisiku saat susah dan senang.







Linnadey's PoV







"Oh ya Em, bagaimana kau tahu kalau aku ada di Neverland?" tanyaku heran. "Um, kau ingat Sarah? Dia melihatmu dan Harry saat ingin berangkat ke Neverland." jawabnya. Ya Sarah, mata-mata kami. Aku sudah pernah menceritakannya kan? (A/N : ada di chapter 2)


"Ya, tentu saja aku mengingatnya, dia sahabatku." ucapku. "Oh, ya sudah, lebih baik kita bertemu ibu dan ayah di bawah." ujar Emeralda. Begitu mendengar kata ibu dan ayah, aku langsung semangat dan melupakan kekesalanku kepada Peter dan Emeralda.


"IBUUUUUU! AYAHHHHH!" teriakku saat berada di tangga. Aku benar-benar tidak sabar untuk melihat kedua orangtuaku.


"Bisakah kau mengecilkan suaramu?!" bentak Emeralda. Aku hanya merengut kesal. Bisa kudengar ayah dan ibu terkekeh.


"Ya ampun Linnadey, kau sudah besar. Lihatlah, rambutmu sudah bertumbuh." aku hanya memutar mataku setelah mendengar ibuku yang terlalu berlebihan.


"Sudah bu, jangan memeluk Linnadey terus. Lebih baik kita sarapan." ucap ayahku. Aku benar-benar merindukan pria tua yang satu ini, ups. Tapi ayahku memang sudah tua kan?


"Tadaaaaa, Chicken Grill with Tomato Salad ala chef Emeralda." ucap Emeralda yang datang membawa satu piring dan meletakkannya di depanku.


"Kau sudah bisa masak Em? Kau yakin ini enak? Tidak kau beri racun kan?" tanyaku sambil tertawa. Emeralda hanya bisa bergumam kesal.


"So, bagaimana denganmu dan Harry?" aku langsung tersedak saat ibuku bertanya seperti itu. Entah kenapa pipiku langsung memanas saat mendengar nama Harry. Dan juga... Astaga! Bagaimana dengan Harry?!







--------------------------------------------------------------







Linnadey diculik sama keluarganya sendiri wkwk ._. Tapi Harry malah nuduh volkmirad yang udah punah -_- emang dikira dia volkmirad bisa bangkit dari kubur gitu ya (?)


Huaaaa, besok beneran udah masukkkkk :'( jangan lupa kasih vommentsnya ♥♡♥♡ thankyou

Scared (TICS #1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang