chapter 4

19.2K 1.1K 37
                                    

Hai guys
Mohon maaf yang sebesar-besarnya karena repost chapter ini lama banget baru bisa aku posting.
Jujur sebenernya gak ada niat buat posting ulang dan juga kemaren file nya sempet susah aku temuin lagi. Tapi Alhamdulillah nya masih nempel di email wkwkwkwkk
Cerita ini bener-bener gak aku perbaiki, jadi mohon maaf kalau banyak banget kesalahan dan alur ataupun suasana ceritanya agak gak jelas hehe... Terima kasih buat semua pihak yang masih mau nunggu, lopyu guyssss :*

*****

"Pril lo pergi sama siapa?"

"Jemput gue yak,"

"Tunggu di depan, lima menit lagi gue sampe,"

"Oke, lu emang paling the best."

"Ada maunya aja lu muji gue."

"Haha tau aja, udah deh cepetan berangkat."

"Iye iye."

Begitu sambungan terputus, gadis cantik itu bergegas memasang kaus kaki dan sepatunya. Berdiri sebentar didepan cermin, meneliti penampilannya dari atas sampai bawah.

"Beres." senyum manis mengembang diwajah cantiknya.

"Pagi Ma, Pa." Prilly mencium pipi kedua orangtuanya.

"Pagi Sayang," keduanya balas mencium pipi Prilly penuh kasih sayang.

"Bie berangkat sekarang." pamitnya setelah meminum susu dan mengambil roti yang sudah disiapkan mamanya.

"Sama siapa Sayang?" tanya Dendy menghentikan gerakan tangan Prilly yang ingin menyuapkan roti ke mulutnya.

"Sama Arka Pa, nah tu dia." jawab Prilly langsung menyalami kedua orangtuanya begitu mendengar suara motor Arka.

"Hati-hati Sayang,"

"Iya Ma, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam."

Prilly berlari keluar menemui Arka yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya bersiap masuk.

"Langsung." ucap Prilly menarik tangan Arka menuju motornya.

"Gue mau pamit sama orangtua lo," seru Arka menghentikan langkahnya.

"Udah gue bilang tadi," sahut Prilly memasang helm di kepalanya.

"Yaudah," Arka menaiki motornya di ikuti Prilly.

Keduanya menembus jalanan Ibu kota yang mulai terlihat ramai, jalanan di penuhi kendaraan berbagai jenis, Arka melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Tak sampai dua puluh menit motor Arka sudah terparkir rapi di parkiran sekolah, Prilly turun dari goncengan Arka, menyerahkan helmnya dan membenarkan rambutnya yang berantakan.

"Ada PR nggak Pril?" tanya Arka saat mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas.

"Ada," jawab Prilly santai.

"Apa?" Arka berdiri di depan Prilly membuat langkah sahabatnya itu terhenti.

"Apaan sih Ka? Gue tau lo kagak ngerjain. Ni salin punya gue." ketus Prilly mendorong tubuh Arka, gadis itu melenggang meninggalkan Arka yang tersenyum bahagia.

"Ah pokoknya lo paling the best Pril," seru Arka begitu ceria, pria itu berlari menyusul Prilly.

"Mana?" Arka menyodorkan tangannya di depan wajah Prilly begitu mereka sampai dikelas.

Tanpa berkata Prilly menyerahkan buku tugasnya, ia sedang tidak ingin mendengar rayuan maut Arka yang sudah seperti anak kecil meminta izin keluar dengan orangtuanya. Segala rayuan Arka keluarkan untuk Prilly agar bisa mendapatkan jawaban tugas, dan sekarang Prilly tak ingin mendengar semuanya.

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang