tiga puluh tiga

3 2 1
                                    

"April...."
mereka bertiga berteriak bersamaan dan berlari ke Arah April.

"yulia,Dewi,Alifah"
panggil April balik kepada mereka.

Yulia,Dewi,dan Alifah adalah sahabat April yang sudah lama tidak bertemu rasa kangen April kepada mereka sudah bisa terbalas sekarang.
mereka bertiga memeluk April.

"Lo kok balik ke Indonesia gak bilang kita. kalau misalkan lo bilang kita pasti main ke rumah lo" ucap Alifah pertama kali dan keduanya mengangguk.

"maafin gue kalau selama ini gue gak ada kabar.rumah gue bukan dirumah yang dulu lagi kalau kalian mau main kerumah baru gue main aja nanti gue kasih alamatnya. tapi--"

"tapi kenapa?" Dahi mereka bertiga berkerut bingung.

"tapi kalau ada yang minta alamat rumah baru gue.gue mohon jangan di kasih ya. gue mau hidup tenang sekarang,dan jangan kasih tau alamat gue ke Putri ataupun ke--"

"Agil?tapi kenapa?Agil dan Putri kan temen kita?" Ucap Dewi.

"bukannya begitu-iya gue tau Putri dan Agil temen kita.gue mau menghindari mereka berdua"

drt...drt...

hallo?

lo dimana Pril?

ditaman lagi sama temen
emang ada apa?

ke toko buku yuk

boleh deh.tunggu parkiran
ya.

oke bye.

"guys kayanya gue harus duluan deh.nanti gue kirimin alamatnya ke nomer Yulia ya. nomer lo masih yang lama kan?" Tanya April pada Yulia.

"iya masih kok"

"oke duluan ya.nanti malam main"April berlalu menghampiri Ajat.

"abis dari mana?"

"lo kenal kan sama yulia,Alifah,dan Dewi temen lama gue"

"oh iya gue inget.jalan sekarang?"April menangguk dan masuk ke dalam kendaraannya masing-masing.

April memakai selt belt nya dengan baik. ia sempat berpikir apa dengan menerima Ajat itu merupakan jalan yang terbaik?Apakah semua masalahnya akan selesai?

tentu tidak jawabannya.
dan semuanya akan semakin rumit.

April mengendari mobilnya dengan kecepatan sedang.

sesampainya ditoko buku. Ajat sudah menunggu sejak tadi di parkiran.

"kenapa gak masuk duluan. maaf macet.tau sendiri kan kaya gimana?"

"paham kok.yuk masuk" Ajat secara tanpa sadar merangkul tangan April. menurut Ajat itu wajar-wajar aja karena memang mereka sudah pacaran.

tapi bagi April itu sangat mengejutkan.karena sebelumnya ia tidak pernah melakukan hal ini.
Ajat tau kalau April tak nyaman dengan perlakuan dirinya pada April,ia segera melepaskan rangkulannya.

mereka berdua segera masuk ke toko buku dan menuju buku yang Ajat dan April cari. Ajat pergi ke tempat buku yang ia cari sedangkan April pergi ke tempat novel-novel ya memang itu tujuannya.

April membaca sinopsis setiap novel yang menurutnya bagus dan akan April beli.

April mendengar suara yang sudah tak asing baginya. suara perempuan dan laki-laki seumurannya.

April melihat dari celah-celah buku.Mata April seketika membulat lebar setelah melihat siapa yang tadi tertawa.

"gue harus pergi dari sini"
April segera berlari ke tempat Ajat dan menariknya.mereka berlari keluar toko buku dan menuju parkiran.

napas mereka terengah-engah.
"lo kenapa sih Pril kaya abis liat hantu aja" Ajat memegang lututnya.

"kita pergi dulu aja dari sini nanti gue ceritain cari tempat duduk gitu" Ajat mengangguk dan mereka menaiki kendaraannya masing-masing

------

"tadi kenapa?"
napas mereka berdua sudah teratur

"gue-gue gak boleh ketemu atau nampakin wajah didepan Putri ataupun Agil. karena sekarang mereka udah pacaran" ucap April gugup.

jadi ini alasan April nerima gue.batin Ajat.

"terus kenapa lo takut? mereka berdua kan sahabat lo.dan Agil--pacar lo"
ucap Ajat dan sengaja menekankan kata pacar.

"Jat udah bukan lagi. please jangan diugkit lagi. dan itu masalahnya Putri sahabat gue dan gak mungkin kalau gue hancurin hubungan mereka dengan adanya kehadiran gue"
Ajat mengerti alasan April kenapa ia memilih sahabatnya dari pada Agil.

"iya gue paham.dan kita kan baru aja pacaran, gue gak mau hubungan kita ini bikin lo kepikiran terus.kalau lo gak mau ngelanjutin hubungan ini juga gak papa kok.gue takut nanti salah satu dari kita ada yang tersakiti, jadi sekarang lo yang memutuskan dan gue akan nerima apapun keputusan lo"

"gak Jat gue akan tetep ngelanjutin.gue akan coba buat lupain Agil lalu bikin lo dan sahabat gue bahagia"
ucap April diikuti tawa kecil.

"oke-oke"
mereka berdua memanggil waitres dan memesan snack serta minuman.

mereka bersanda gurau ternyata Ajat gak seburuk yang April pikirkan.










Every Man is DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang