Duapuluhlima

10 2 1
                                    

Pagi ini adalah pembagian rapot di SMA Tunas Bhakti semalam April sudah meminta ayahnya untuk mengambilkan rapot miliknya.

sekarang April dan ayahnya sudah berada di sekolah April mengedarkan pandangannya mencari Agil.
Tapi tak dijumpai sosok Agil malah ia menemui sosok Ahmad didepannya "yaudah ayah duluan aja kekelas aku nanti aku nyusul mau ketemu teman dulu yah"

Ayahnya pun berjalan menuju kelas April sedangkan April berlari menemui Ahmad
"April?gimana nilai kamu?"

"Belum di ambil kak,ayah baru mau ke atas btw kakak gimana?nemnya udah dikasih tau?"

"Pengumuman jam 11 nanti kamu doain aja semoga nilai kakak bagus"

"Amin pasti kak,sukses ya kak"

Agil sudah berdiri di ujung lorong dia menatap punggung April yang sedang mengobrol dengan Ahmad membuat Agil berjalan agak tergesa-gesa karena takut kalau Ahmad menjadi penghalang dalam hubungannya dengan April

"Ada apaan nih?"
April pun membalikkan tubuhnya dan menatap Agil terkejut

"Gil?dari tadi gue nya—"
Belum sempat April menjelaskan Agil menarik tangan April menjauh dari Ahmad membuat Ahmad mengkeritkan dahinya.
bingung.

"Ngapain sih deket-deket sama Ahmad?"

"Ish sensi banget sih lo!seharusnya gue kali yang nanya sama lo Gil lo kemana aja dari tadi gue cariin" April mengoceh gak karuan karena sangat kesal dengan Agil

"Yaudah maaf.lain kali gue gak mau liat lo sama Ahmad lagi ya"ucap Agil,April pun diam tak menanggapi apa-apa

"Marah nih ceritanya?"
Ledek Agil membuat April semakin kesal

"Siapa yang marah!"

"Yaudah gue minta maaf Pril"

"Gak"

"Kok enggak?"

"Abisnya lo ngeselin!bawaannya curiga mulu"

"Wajar lah gue curiga sama pacar sendiri yang gak wajar gue curiga sama pacar orang lain" lagi-lagi Agil membuat suasana menjadi mencair dan membuat April tertawa

"Udah gak marah lagi kan?"
Tanya Agil dan April menjawab dengan gelengan kepala.

Baru saja Agil dan April akan melangkahkan kakinya entah kemana. dering ponsel tipis milik Agil berbunyi membuat mereka berdua menghentikan langkahnya

hallo?

Gil lo bisa kesini gak?

Emang ada apaan?

Gak ada apa-apa sih ini gue Alifah Ardi Putri Dewi Putra Yulia lagi kumpul di taman belakang sekolah lo sama April kesini ya?

Ok gue otw.

Sambungan pun diputuskan oleh Agil. Agil menarik tangan April menuju taman belakang mereka berdua pun mengedarkan pandangan mencari sosok orang yang dicarinya.mereka berada di tengah taman tepatnya mereka sedang duduk dan tertawa ria bersama langsung saja April dan Agil menghampiri teman-
temannya.
"Hai guys"sapa agil pada teman-temannya

"Muka lo semua kenapa asem gini?"saat April dan Agil datang wajah teman-temannya terlihat murung

"Nilai kita jelek semua Gil"
Ucap Ravi pertama kali dan mendapat anggukan dari semuanya

"Lah kalau lo mah gue gak heran lagi.yang gue heran anak cewe kenapa jelek semua?"tanya Agil seperti mengintrogasi

"Gak tau"hanya jawaban itu yang keluar dari kaum hawa

Dret...dret...
Ponsel milik April yang berada di saku roknya bergetar

Ayah tunggu kamu diparkiran!

Begitulah tulisan yang muncul dilayar ponsel tipis milik April
"Sorry guys gue dipanggil bokap gue temuin dulu ya,bye" tiba-tiba sekelebat bayangan tentang nilai jelek menghantui April saat menuju parkiran ia takut kalau nilainya jelek dan pasti ayahnya akan marah habis-habisan. April pun sampai tepat didepan ayahnya.
Ayahnya tak berkata apapun dengan tampang marahnya ia membuka pintu mobil.

Selama diperjalanan tidak ada yang mengeluarkan satu kata pun ayahnya fokus pada jalanan sedangkan April tidak berani menatap ayahnya dan hanya menatap keluar jendela mobil.

————

Plak!

"Nilai apa kaya gini?"
Ayahnya melempar rapot itu keatas meja dengan wajah yang menahan marah sejak tadi tapi ayahnya tidak akan bermain tangan

"Jelasin sama ayah dan ibu!kenapa nilai kamu jelek april?"tanya ibunya dengan nada dingin

"M-maafin A-april bu,yah.april gak ta—"
April mengucap dengan kata yang patah-patah bagaimana tidak sekarang dua orang tuanya menatap dengan tatapan membunuh sekaligus mengancam

"MAAF?cuman maaf?sini ponsel kamu!"ucap ayahnya meminta ponsel April

"T—tapi yah"

"Gak ada tapi-tapi!"ucap ayahnya. April mengeluarkan ponsel tipisnya dari saku roknya dan memberikan pada Ayahnya

"Liburan ini ayah gak akan izinin kamu keluar rumah.kamu akan di leskan dirumah setiap hari!"ucap ayahnya,emosinya mulai mereda dan meninggalkan April yang masih duduk.
April tidak mengeluarkan air mata karena bagi April percuma malah nanti ayahnya akan semakin marah padanya

Sekarang ibunya mengelus puncak rambut April
"Kamu nurut aja apa kata ayah kamu"ucap ibunya lalu pergi kembali ke dapur

April sudah berada di kamarnya duduk diatas sofa sedangkan ayahnya mengambil beberapa barang elektronik di kamar April mulai dari laptop tablet dan sebagainya.April hanya diam karena ini semua memang kesalahannya

"Ini buku ayah mau kamu baca semua!"ucap ayahnya seraya menaruh buku yang bertumpuk-tumpuk di meja belajar April mulai dari buku fisika matematika kimia dan lainnya,membuat April ingin mati suri saat itu juga.ayah April berlalu meninggalkan kamarnya.

Sekarang apa yang harus diperbuat April. Tidak ada.
April hanya membaringkan tubuhnya disofa.membaca novel yang belum sempat dibaca

"Tadi ayah kamu nyuruh baca buku pelajaran bukan baca novel dan tidur-tiduran"
Ucap ibunya datang membawakan nampan berisi makanan dan minuman dan menaruhnya dinakas.April meloncat dari sofa karena kaget setengah mati ia mengira kalau yang datang adalah ayahnya
"Ibu nih ngagetin aku tau gak"April mendengus sebal

"Nanti ayah marah lagi loh.sekarang makan dulu abis itu belajar ibu tungguin sampai selesai"ucap ibunya duduk di atas sofa bersama April

Seharian ini pikiran Agil berkutat pada April ia sangat khawatir pada April karena telephone gak diangkat sms gak dibalas.

Agil mondar-mandir seharian ini dalam kamarnya kalau dia kerumahnya juga tidak enak pasti ada ayahnya dirumah.

Agil terus memikirkan cara bagaimana bisa bertemu dengan April. Agil membuka akun sosial media milik April, Agil mengechat di Instagram Path Facebook Whats'up BBM Twiter dan disemua akun milik April namun hasilnya nihil tidak ada jawaban sama sekali.

Entah kenapa seharian ini firasat Agil sangat tidak enak terhadap April. Agil pun memilih untuk menongkrong bersama Ravi Fadil dan Fanzul untuk menghilangkan rasa ke khawatiran Agil pada April

———

"Lo tau gak bro!cewek gue dikekang sama ibunya gak boleh keluar rumah sama sekali gara-gara nilai rapot kebakaran"curhat Ravi pada Fanzul Agil dan Fadil.dan siapa lagi ceweknya Ravi kalau bukan Alifah ia pun sama nasibnya seperti April yang dilarang untuk keluar rumah bedanya Dia tidak dipaksa untuk belajar serta tidak diambil barang-barang pribadinya.

"Orang tua emang berbahaya kalau udah marah dan menyangkut masalah nilai"ucap Fadil geleng-geleng kepala

"Gil gimana sama April?"
Tanya Ravi yang keponya mulai kambuh.Agil membuang nafasnya kasar sebelum menjawab pertannyaan Ravi

"Entah.gue gak tau gue hubungin gak dibales gue chat di akun sosmednya gak ada yang aktif"ucap Agil frustasi

"Jangan-jangan?"
ucap Fadil Ravi dan Fanzul bersamaan

————

Every Man is DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang