a boy with an old motorbike named bagas

85 6 3
                                    

pagi ini tidak secerah pagi kemarin. senin pagi ini berbeda dengan minggu pagi kemarin. mentari dihari senin pagi ini sedang mengumpat dibalik awan gelap yang sedang menumpahkan ribuan bintik air.

beberapa mobil melintas dijalanan. dan juga ada beberapa pengendara motor yang menerobos hujan untuk bisa sampai ditempat tujuannya.

ada yang mengenakan jas hujan. ada yang tidak.

termasuk aku.

aku meminggirkan motor matic ku disebuah toko pinggir jalan yang terdapat papan nama yang bertuliskan "Es Kuwut Asli Bali".

es kuwut dari bali emangnya?

disebelah kanan dan kiriku juga banyak pengendara motor yang sepertinya lupa membawa jas hujan sepertiku yang sedang menunggu hujan berhenti.

padahal jarak kesekolahku terbilang sudah lumayan dekat. tapi aku malah terjebak hujan.

aku yakin upacara pagi hari ini tak akan dilaksanakan. aku juga yakin para guru juga datang tidak tepat waktu saat hujan seperti ini. tapi entah kenapa perasaan ku gelisah.

aahhh kata gelisah terlalu berlebihan untuk mendeskripsikan perasaanku yang sekarang.

ya tapi bodo amat lah...

ku lirik jam ditangan ku. jarum pendeknya berhenti di antara angka 7 dan 8. sementara jarum panjangnya berhenti di angka 4.

lalu ku tolehkan kepalaku melihat sekitar. disamping kananku terdapat ibu-ibu yang sedang memegang anak berpakaian putih merah disamping kanannya. dan disamping kiriku terdapat bapak-bapak yang sepertinya menggunakan pakaian kantornya. karna di saku kiri kemejanya terdapat logo perusahaan yang ada di kota ku.

di sebelah bapak-bapak kantoran itu terdapat seorang laki-laki yang menggunakan pakaian yang sama denganku, putih abu-abu. tapi berbeda denganku yang menyembunyikan kemeja putih seragamku dengan sweater rajut berwarna hitam. laki-laki itu tidak mengenakan jaket atau sweater. dan dapat kulihat di lengan kanannya terdapat logo yang bertuliskan nama sekolah yang sama denganku.

sepertinya dia adik kelasku. karna dilihat di bawah nametag nya terdapat tulisan XI ips 2.

dan disebelahnya lagi terdapat 2 siswi yang memakai pakaian yang sama dengan ku dan laki-laki yang barusan ku pandang.

aku mendengus pelan karna lama-lama merasakan pegal karna terus berdiri sambil menunggu hujan.

kalau bukan karna takut terlambat, aku pasti akan senang menunggu hujan reda sambil memainkan airnya.

ku ambil headset dan handphone ku dari dalam tas ransel ku. memasangnya di kedua lubang telingaku sambil mencari-cari lagu apa yang akan ku dengar.

dan akhirnya lagu dari the cab yang berjudul la la la menjadi pilihanku.

aku tidak memilih lagu-lagu dengan petikan gitar atau dentingan piano yang lembut sambil menunggu hujan. lagi pula, ini bukan waktu yang tepat untuk mendengarkan lagu bergenre itu ditengah hujan.

ku taruh handphone ku di saku kemeja sekolahku dan ku jatuhkan pandanganku memperhatikan jalanan di depanku yang tidak banyak yang lewat.

intro dari lagu la la la masih terdengar, membuatku melamun sambil menunggu suara dari vokalis the cab terdengar.

hingga sebuah motor tua klasik berwarna hitam dan seorang laki-laki yang mengenakan jas hujan berwarna hitam membuat jemari tanganku meremas rok abu-abuku.

come feel my heart,
its beating like a drum and I confess
when you're around,
its like an army's marching through my chest

dia bagas.

laki-laki yang barusan lewat itu bernama bagas.

laki-laki yang mengenakan motor tua hitam klasik itu bernama bagas.

laki-laki itu bagas.

dan kalian harus tau, cerita ini tidak sama seperti cerita-cerita fiksi remaja yang bertebaran di wattpad atau novel.

dan laki-laki itu tidak sama seperti tokoh laki-laki yang ada di cerita fiksi remaja lainnya yang akan berhenti disampingku sambil menunggu hujan berhenti dan itu akan menjadi awal kedekatan kami.

ini bukan kisah "fiksi" tentang percintaan siswi sma.

ini bukan cerita fiksi remaja yang banyak bertebaran di toko buku.

dan juga bukan cerita fiksi remaja yang mempunyai akhir cerita yang "wah".

ini peringatan.

dan aku memperingati kalian sebelum kalian masuk kedalam "kisah fiksi" ini lebih dalam.



dia bagas,

dia tetap berjalan menuju sekolahnya dengan motor tua hitam klasiknya dan menggunakan jas hujan hitam sambil menerobos derasnya hujan.

•••••


haiii

bagasWhere stories live. Discover now