"itu tuh wan, si naufa suka sama temen smp lo. kenal sama lo kok."
mulutnya kania pengen banget aku sumpal make sepatu converse ku yang jarang banget aku cuci karna aku memang membenci sepatu yang bersih. entah lah, aku lebih suka melihat sepatu converse ku lusuh, warnanya memudar atau bahkan sobek pun nggak masalah.
tapi sayangnya, sepatuku berada di luar kelas. lebih tepatnya di rak sepatu yang diletakan di depan pintu kelas. dan aku terlalu mager buat ngambil sepatunya.
"siapa?" balas awan.
ah si kania bangke. jadi pengen ngomong kasar deh.
tiara disampingku hanya tersenyum geli sambil memperhatikanku yang masih memainkan game color switch di ponselku.
bodo amat kania. gue lebih baik ngalahin high scorenya si tiara.
ya walaupun high scoreku sudah unggul sejak kemarin.
el yang duduk di depanku, yang kebetulan deket sama si awan, ikut-ikutan si kania. "temen smp lo, wan. satu geng sama lo juga."
sialan kamu el!
namanya putri sebenarnya. aku lebih suka memanggilnya putri dibanding el. dari dulu tk aku sudah memanggilnya putri. dan putri itu saksi dari rasa suka ku kepada bagas. dan lucky her, dia satu smp sama bagas. walaupun nggak tiga tahun full. karna bagas pindah saat kelas tujuh semester dua.
"sering ketemunya dijalan kalo mau berangkat sekolah." si kania menambahkan.
emang sialan teman-temanku. padahal mereka janji nggak akan bilang-bilang. tapi kayaknya awan nggak tau kalo orangnya bagas. secara kan temennya banyak.
tiara sudah terkekeh disampingku padahal tangannya masih menekan-nekan ponsel touchscreennya yang menunjukan permainan yang sama denganku.
destri, yang duduk di depan meja tiara ikut terkekeh sambil memperhatikanku. el hanya tersenyum geli sambil berbalik melihat wajahku. noor yang duduk di depan destri pun sama.
pengen banget nimpuk semua orang itu. especially, si kania bangke itu.
tadi pagi aku ngeliat bagas. paspasan sama bagas di jalanan depan ruko es kuwut tempat aku berteduh saat hujan waktu itu. dan begonya, aku bercerita kepada tiara dan el.
karna ngeliat bagas itu ngasih efek yang nggak biasa, aku jadi senyam-senyum sendiri. bahkan sejak ngeliat bagas dijalan aku sudah senyam-senyum. sampe masuk kesekolah pun aku masih senyum sumringah. dan begonya lagi, saat bel tanda masuk berbunyi, aku dengan semangat langsung berlompat-lompat girang ke lapangan untuk mengikuti upacara senin dan baris di barisan paling depan.
tingkah bego ku itu diliat oleh teman-temanku yang lain. terutama kania. makanya dia sekarang lagi ngeledekin aku. oh. bukan ngeledek. tapi lagi berniat ingin membongkar identitasku kepada teman bagas.
adit dan revin yang duduk di meja sebelah kanan aku dan tiara hanya nyengir-nyengir nggak jelas. adit emang tau aku suka bagas. itu karna mulut si revin yang brengsek banget.
tadi pagi aku berangkat sendiri. karna katanya, revin berangkat sama olif. gebetan barunya.
kadang revin suka gitu. lupa sama aku kalo dia udah punya gebetan.
tapi bodo amat lah. yang penting tadi pagi aku ngeliat bagas.
"noh kan senyum-senyum sendiri lagi. pasti ngebayangin tadi pagi ketemu doi."
kalo membunuh nggak bikin masuk penjara dan di benci tuhan, aku pasti sudah ngelindes kania make truk semen, abis itu badannya aku masukin ke adukan semen.
••••••
YOU ARE READING
bagas
Ficção Adolescentedear bagas, aku naufa. aku seorang perempuan yang lahir pada tahun 1997 dibulan oktober. aku seorang siswi tingkat akhir di salah satu sekolah menengah atas negeri dikota ku. dan ini yang harus kamu tahu, aku naufa. dan aku adalah satu dari puluhan...