"Aku hendak ditangkap, tentu saja aku tidak mau karena tidak merasa bersalah." jawabnya.
"Hi-hi-hik, ada nikouw bersikap kasar dan suka mainkan pedang. Sungguh lucu! Siocia tentu akan suka melihatmu. Sukouw, siapa pun yang lewat di sini tanpa ijin harus ditangkap, maka tidak ada kecualinya, biarpun engkau seorang nikouw muda berkepala gundul, tetap saja harus menghadap Siocia."
"Aku tidak mau, kecuali kalau Siocia kalian itu datang sendiri ke sini, jika hendak bicara dengan pinni," kata Hong Ing dengan sikap angkuh.
"Bagus, ingin kulihat sampai di mana sih kepandaianmu! Sambut golokku ini!" Wanita baju merah itu sudah menerjang dengan goloknya. Gerakannya cepat dan mantap, maka Hong Ing tidak berani memandang rendah, cepat dia melangkah mundur sambil menangkis dengan pedangnya.
"Cringgg!!" Bunga api berpijar dan keduanya terpental mundur, membuat Hong Ing makin terkejut karena ternyata tenaga sin-kang yang dikerahkannya tadi hanya seimbang saja dengan lawannya.
"Hi-hik, bagus sekali! Tenagamu lumayan! Mari kita main-main sebentar!"
Gadis baju merah itu menyerang lagi setelah tertawa-tawa dan Hong Ing kini cepat mainkan ilmu pedangnya, memutar
pedangnya secepat kitiran, menjaga diri sambil balas menyerang dengan dahsyat.Karena dia maklum bahwa biarpun hanya seorang pelayan, kepandaian Amoi ini benar-benar hebat dan amatlah memalukan kalau dia sampai kalah oleh seorang pelayan saja! Dia mainkan limu Pedang Pek-eng-kiam-hoat (Ilmu Pedang Garuda Putih) yang merupakan ilmu pedang kebanggaan subonya. Benar saja, begitu dia mainkan ilmu pedang yang bersumber pada ilmu pedang Go-bi-pai ini, wanita baju merah menjadi kaget dan mengeluarkan seruan nyaring, kemudian goloknya dimainkan sedemikian rupa yang membuat Hong Ing terheran-heran dan kagum.
Ilmu golok itu amatlah aneh dan lucunya, kelihatannya kacau-balau akan tetapi justru kekacaubalauan gerakan ini yang membuat lawan menjadi bingung! Di balik kekacauan ini terdapat gerakan inti yang amat kuat, membuat gadis itu dapat menangkis semua serangan pedang Hong Ing, bahkan membalas dengan tiba-tiba, tak terduga-duga dan tidak kalah dahsyatnya! Semua ini dilakukan oleh gadis baju merah itu sambil terkekeh-kekeh genit!
Dengan penasaran sekali Hong Ing lalu mengeluarkan suara melengking nyaring, menerjang maju dan mainkan jurus yong paling berbahaya dari Pek-eng-kiam-hoat. Pedang itu mula-mula menangkis golok lawan yang menyambar, lalu dari tenaga lawan yang dipinjamnya, pedangnya meluncur ke atas, berputaran dan berubah menjadi sinar bergulung-gulung, kemudian sinar ini meluncur ke bawah dengan gerakan masih membentuk lingkaran akan tetapi dari lingkaran itu menyambar sinar kilat ke arah dua tempat secara bertubi dan susul-menyusul sedemikian cepatnya sehingga hampir berbareng, yaitu ke arah ubun-ubun kepala lawan dengan tusukan yang disambung dengan babatan ke arah leher. Inilah jurus yang dinamakan Pek-eng-to-coa (Garuda Putih Mematuk Ular), sebuah jurus pilihan yang amat sukar dihindarkan lawan saking cepatnya dua serangan susul-menyusul itu.
"Hi-hik... haiii...! Cringgg... trangg...!" Gadis baju merah yang tadinya terkekeh itu menjerit kaget, cepat menggunakan goloknya menangkis dua kali, namun karena agak terlambat, goloknya terlepas dari pegangannya dan pada saat itu juga, sambil terkekeh lagi gadis itu sudah menubruk maju hendak memeluk pinggang Hong Ing!
Hong Ing masih merasa betapa lengan kanannya tergetar ketika pedengnya ditangkis tadi, maka terkejut melihat lawan meraih pinggangnya. Dia meloncat ke belakang dan menjerit karena ternyata bahwa gerakan gadis baju merah itu hanya merupakan tipuan belaka dan sebenarnya, pada saat itu gadis baju merah yang lihai ini sudah melakukan tendangan tersembunyi dari bawah yong tepat mengenai pergelangan tangan kanan Hong Ing yang memegang pedang. Karena lengannya masih tergetar maka tendangan itu tepat sekali, membuat pedangnya juga terlepas dan terlempar!

KAMU SEDANG MEMBACA
Petualang Asmara
Ficción históricaLanjutan Pedang Kayu Harum. Tokoh Utama: Yap Kun Liong, keponakan murid dari Cia Keng Hong, tetapi mewarisi ilmu Thi-Khi-i-Beng darinya. Sangat beruntung karena menjadi murid dari tokoh sakti mantan ketua Hoa-san-pai, Bun Hwat Tosu (mendapat ilmu ya...