"Orangnya aneh dan amat sakti, Ayah. Namanya Kok Beng Lama, seorang pendeta Lama berjubah merah. Dia datang dan menantang-nantang Bun Hwat Tosu, Tiang Pek Hosiang, Go-bi Thai-houw, dan juga menantang Sucouw (Kakek Guru) Sin-jiu Kiam-ong!" Dengan panjang lebar Giok Keng menceritakan tentang munculnya kakek itu yang telah membunuh banyak perajurit pemerintah hanya dengan suara ketawanya saja, dan betapa kakek Lama itu dengan jari tangan kosong telah menangkis pedangnya ketika dia ikut mengeroyok dan membuat cap jari tangan pada Gin-hwa-kiam.
"Kok Beng Lama...?" Cia Keng Hong dan isterinya saling pandang, mengerutkan alis dan mengingat-ingat. "Seingatku, belum pernah aku mendengar nama ini di dunia kang-kouw...! Mengapa dia menentang perajurit pemerintah?"
"Semua ini gara-gara Yap Kun Liong! Pemuda itu telah melakukan penyelewengan besar, Ayah. Dia telah menjadi seorang buronan dan kini dikejar-kejar oleh pasukan pemerintah. Pendeta Lama itu muncul menolong Kun Liong pada saat dia sudah dikepung dan hampir dapat tertawan."
Dapat dibayangkan betapa kagetnya hati Keng Hong dan isterinya mendengar berita ini.
"Mengapa? Apa yang telah dilakukannya?" Biauw Eng bertanya dengan mata terbelalak penasaran.
"Dia telah menentang Pangeran Han Wi Ong, melarikan calon isteri pangeran itu." Cepat-cepat Giok Keng menceritakan pula keadaan Yap Kun Liong bersama seorang gadis cantik jelita yang telah menjadi nikouw, calon isteri pangeran yang agaknya dilarikan oleh Kun Liong. Dalam penuturan ini, beberapa kali dia dibantu oleh Liong Bu Kong yang menuturkan betapa mereka berdua melihat pasukan pemerintah yang dipimpin oleh Pangeran Han Wi Ong dan dibantu oleh beberapa orang perwira dan orang-orang kang-ouw sedang mengeroyok Yap Kun Liong. Setelah mereka berdua mendengar bahwa Kun Liong melarikan calon isteri Pangeran Han Wi Ong, mereka segera membantu pasukan. Akan tetapi ketika Kun Liong sudah hampir tertangkap, muncullah kakek Lama yang amat sakti itu, yang membantu Kun Liong bersama dara yang dilarikannya itu sehingga mereka berdua dapat melarikan diri, dan kakek itu sendiri pun lalu pergi setelah membunuh banyak perajurit.
Mendengar penuturan mereka, Keng Hong dan Biauw Eng terkejut bukan main sampai mereka berdua tidak mampu berkata-kata. Hampir mereka tidak dapat percaya bahwa Yap Kun Liong telah melakukan perbuatan demikian rendahnya, melarikan calon isteri orang sehingga menjadi orang buruan pemerintah! Kalau bukan puteri mereka yang bercerita, tentu mereka tidak mau percaya. Namun, hati Keng Hong menjadi tak senang mengingat bahwa puterinya ikut pula mengeroyok Kun Liong. Bukankah pemuda itu menjadi calon suaminya?
"Giok Keng!" tiba-tiba pendekar ini membentak dan suaranya terdengar dingin menyeramkan. "Boleh jadi saja Kun Liong melakukan penyelewengan, akan tetapi mengapa engkau ikut pula mengeroyoknya? Hal itu menunjukkan kelancanganmu. Lebih mengherankan hati kami lagi, mau apa engkau mengajak dia ini ke Cin-ling-san? Bukankah dia ini anak Kwi-eng Niocu?"
Pertanyaan seperti ini, bahkan yang lebih lagi, sudah diduga oleh Giok Keng dan dia sudah siap menghadapinya. Maka begitu mendengar percakapan beralih mengenai diri Bu Kong, dia lalu menjawab, "Ayah, memang benar dia adalah Liong Bu Kong, akan tetapi dia hanyalah putera angkat dari mendiang Kwi-eng Niocu. Biarpun Kwi-eng Niocu terkenal sebagai seorang satuk sesat, akan tetapi dia ini tidak seperti ibu angkatnya, ayah. Diam-diam dia menentang ibu angkatnya, karena itu ketika sarang ibu angkatnya diserbu, dia cepat pergi menyelamatkan pusaka-pusaka..."
"Harap Ji-wi Locianpwe sudi mengampunkan teecu yang berani datang menghadap," terdengar Bu Kong berkata dengan suara halus dan penuh penghormatan. "Memang tidak teecu sangkal bahwa ibu angkat teecu adalah Ketua Kwi-eng-pang yang selalu melakukan pelanggaran. Teecu sendiri sebagai anak angkat tentu saja terpaksa dan tidak berani membantah kehendak ibu angkat teecu. Akan tetapi setelah kini ibu angkat teecu tewas, teecu bersumpah ingin mulai hidup baru yang bersih, dan untuk membuktikannya, teecu sudah membawa dua buah pusaka Siauw-lim-pai yang akan teecu kembalikan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Petualang Asmara
Ficción históricaLanjutan Pedang Kayu Harum. Tokoh Utama: Yap Kun Liong, keponakan murid dari Cia Keng Hong, tetapi mewarisi ilmu Thi-Khi-i-Beng darinya. Sangat beruntung karena menjadi murid dari tokoh sakti mantan ketua Hoa-san-pai, Bun Hwat Tosu (mendapat ilmu ya...