"Hei! Sedang apa kau disini?" tanya seorang yeoja yang baru saja sampai di atap sekolah.
Namun, orang yang ditanya sama sekali tidak menjawab. Ia menatap kosong ke depan. Namun, walaupun pandangannya kosong entah bagaimana ia bisa melihat rasa sakit yang mendalam pada pancaran matanya. Ketika ia hendak menyentuh bahu namja itu -orang yang ditanya- ia berjengit kanget karena tiba tiba saja orang itu berbalik dan menatapnya.
"Apa yang kau lakukan Seo??" tanya namja itu.
"Hei!! Harusnya aku yang bilang begitu! Sedang apa kau disini?! Bukankah seharusnya kau sedang jam olahraga!" teriak yeoja itu merasa kesal.
"Eoh! Aku hanya sedang malas olahraga, kau sendiri?" tanya namja itu pelan, suaranya seperti bisikan.
"Saat ini sedang jam kosong, jadi aku ingin menghirup udara segar disini. Luhan apa kau sedang sakit? Suaramu terdengar berbeda?"
Luhan P.O.V
"Saat ini sedang jam kosong, jadi aku ingin menghirup udara segar disini. Luhan apa kau sedang sakit? Suaramu terdengar berbeda?"
Entah kenapa mendengar kalimat itu aku jadi merasa lebih baik, aku senang ia memperhatikanku. Tadi aku memutuskan untuk bolos pelajaran olahraga setelah melihat namja aneh itu menangis kesakitan, dan akhirnya aku naik ke atap untuk menyendiri. Aku tidak suka melihat orang yang sangat manja dan lemah, itu membuatku kembali melihat kisah hidupku yang menyedihkan.
Dan setelah kejadian itu, apa yang terjadi sekarang? Aku bertemu dengan Seohyun, yeoja yang telah lama mencuri hatiku itu. Perlahan senyumku mengembang, namun kembali redup ketika aku mengingat semuanya. Seohyun adalah primadona sekolah. Ia di sukai banyak orang, bahkan tak jarang orang menyatakan perasaan cinta padanya. Terkadang aku merasa minder dan tak pantas bersanding dengan Seohyun. Tapi bahkan hatiku kembali hancur ketika aku mengetahui kalau Seohyun sedang menyukai Lay, sahabatku sendiri.
Dan satu lagi kenyataan tentang Seohyun yang baru beberapa lama ini aku ketahui, yaitu Seohyun dan Sehun adalah saudara kembar. Seohyun lahir beberapa menit lebih dulu dari Sehun.
Normal P.O.V
"Lu! Gwaenchana?! Kenapa malah melamun?" tanya Seohyun pada Luhan yang kembali tetmenung dalam lamunanya. Seohyun melambai lambaikan tangan kanannya di depan wajah Luhan.
"Eh?! Oh!! Mian Seo, nan gwaenchana, aku hanya ingin sendiri. Bolehkah kau tinggalkan aku sendiri disini?! Kumohon.." ucap Luhan memelas, ia terlihat tidak baik baik saja.
TBC
Anyeong~~ chingudeul~and para reader sekalian, gimana ceritanya? Apa membosankan? Atau monoton? Mohon di maklum aja ya.. Aku hanya author amatir. Makasih banyak udah baca ff ini. Mohon vote and coment nya ya. Percaya deh!! Vote dan coment kalian sangat membantu. Sekali lagi terma kasih😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionJangan salahkan aku jika aku tak memperdulikanmu, karena aku sudah terbiasa tidak dipedulikan. Jika kau merasa sakit hanya karena luka kecil, aku sudah terbiasa dengan rasa sakit di hidupku. Jangan menangis karena hal kecil, karena aku tidak ingin k...