Seorang namja manis terlihat sedang melamun di tengah-tengah keramaian kelas. Saat ini kelas Luhan sedang pelajaran kosong, sebagian besar siswa pergi ke lapang untuk bermain bola, sedangkan yang lainnya lebih memilih tinggal dikelas. Kelas itu terlihat sangat kacau, ada yang tidur, bermain ponsel, membaca, makan, bergosip,dll.
Diantara semua aktivitas itu, Luhan lebih memilih menidurkan kepalanya diatas meja. Ia memejamkan matanya, tanpa sadar seseorang tengah memperhatikannya dengan intens. Sampai sebuah suara halus terdengar ditelinganya, ia mengerutkan dahinya. Luhan tahu benar siapa pemilik suara ini. Seohyun, ya.. Itu Seohyun."Lay-ah!! Kau sedang apa?? Kenapa serius sekali?! Ahh! Aku kesini untuk mengajakmu makan! Bagaimana kau mau?!" tanya Seohyun penuh harap, ia bahkan sampai mengeluarkan puppy eyes-nya.
"Ahh sunbae! Kau yakin ingin mengajakku?!" tanya kembali Lay sambil menolehkan kepalanya kepada Seohyun.
Sekarang keadaan Luhan semakin kacau saja, hatinya bertambah sakit.
Luhan benar-benar tidak menyadari pandangan orang yang sedari tadi terus memperhatikannya. Dengan gerakan yang terlampau pelan, ia merogoh ponsel di saku celananya. Dengan segera ia mengetikkan sesuatu pada ponselnya dan mengirimkannya.
To: Kamjong gelap
Hey.. Kau lihat saja, aku sudah memutuskan untuk mengatakan perasaanku hari ini..
Send
"Jadi kau mau tidak?!" tanya Seohyun kembali.
"Emh.. Ya, sunbae aku mau.." ucap Lay ragu. Hati Luhan benar-benar panas sekarang.
"Baiklah kajja!" Seohyn dengan percaya dirinya langsung menggandeng Lay yang baru saja bangun dari duduknya, dan segera menariknya pergi ke luar kelas.
Satu menit
Dua menit
Tiga menit
Dan menit-menit selanjutnya siswa-siswa yang tadinya dikelas, mereka mulai kekuar kelas menyisakan Luhan dan Sehun yang tidak pernah melepaskan pandangannya pada Luhan."Hey Lu!!" sahut Sehun terdengar dari bangku di belakang Luhan.
"Hemh" jawab Luhan datar. Ia benar-benar sedang tidak mood hari ini.
"Emhh.. Kau tahu?! Aku menyukaimu!" ucap Sehun yang sedang berjalan menghampiri meja Luhan. Ia berjalan dengan pelan.
Luhan sangat terkejut mendengar ucapan Sehun barusan. Bagaimana mungkin Sehun menyukainya, itu tidak boleh terjadi. Yuri noona menyukai Sehun, dan ia bahkan membantu noonanya.
"Apa kau bercanda?! Ini sungguh tidak lucu!" tanya Luhan menegakkan badannya. Ia masih duduk membelakangi Sehun.
"Aku tidak bercanda. Aku serius. Aku menyukaimu Luhan, aku menyukaimu sejak aku pertama kali melihatmu memperkenalkan diri di depan kelas." jelas Sehun memegang sandaran kursi yang diduduki Luhan.
"Dengar! Aku tidak menyukaimu, asal kau tahu.. Aku namja normal!" ucap Luhan santai. Padahal jauh di dalam hatinya ia merasa berat mengatakan itu. Saat Luhan mendengar pengakuan Sehun tentang perasaannya, entah kenapa jantungnya berdegup kencang, dan wajahnya terasa panas.
"Kau yakin?"
"Ya! Aku sangat yakin."
"Jadi, jika kau normal.. Apa ada yeoja yang kau sukai?!" tanya Sehun menatap Luhan agak kecewa. Sebenarnya perasaan Sehun sudah hancur sejak Luhan mengatakan ia namja normal, tapi ia berusaha terlihat tenang.
Hening
Luhan tidak menjawab sama sekali.Sekarang Luhan sedang bingung. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Sehun, bagaimana kalau Sehun mengatakannya pada Seohyun. Ia belum siap.
"Oh! Aku yakin tidak ada!" ucap Sehun percaya diri, sudut bibirnya tersungging ke atas. Ia cukup senang mengetahui Luhan belum menyukai yeoja manapun
"Kenapa kau percaya diri sekali eoh?! Aku tentu saja ada!"
"Ada?!"
"Ya!"
"Nugu?!" tanya Sehun penasaran
"Kau tidak perlu tahu, memang mau apa kau jika aku memberitahumu?!"
"Tentu saja aku harus tahu, kalau tidak. Berarti kau hanya berbohong!" ucap Sehun sedikit tidak yakin.
"Kau benar-benar-" ucapan Luhan terpotong oleh Sehun yang dengan cepat, membalikkan bahu Luhan hingga Luhan dapat menatap wajah Sehun. Entah kenapa, menatap wajah Sehun membuat wajahnya kembali memanas dan jantungnya mulai menggila lagi.
"Jadi kau tidak mau memberitahuku-" Seakan mau membalas dendam, Luhan memotong ucapan Sehun.
"Seohyun"
.
.
.
.
.
.Tbc
Hai aku kembali melanjutkan ff ini, setelah merenung. Aku sempat bingung, mau lanjutin ff ini atau enggak. Soalnya gak ada satu pun chap yang di komen. Aku kan jadi sedihh.. Aku sadar kalau ff ini bukan apa-apa kalo dibanding sama ff - ff lain. Tapi setidaknya bolehkan kalo aku berharap ada yang coment. Hehe.. Malah curhat😗
Jangan lupa vote & coment nya ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionJangan salahkan aku jika aku tak memperdulikanmu, karena aku sudah terbiasa tidak dipedulikan. Jika kau merasa sakit hanya karena luka kecil, aku sudah terbiasa dengan rasa sakit di hidupku. Jangan menangis karena hal kecil, karena aku tidak ingin k...