Chapter 10

2K 130 16
                                    

"Apa keadaan Yuri sangat parah?!"

Luhan hanya terdiam, hingga tak lama kemudian Eomma Luhan datang dan menatap sinis padanya. Seohyun yang melihat itu hanya mengerutkan keningnya heran.

"Eomma.. Bagaim-" baru Luhan ingin menanyakan tentang noonanya, namun langsung dipotong.

"Diam!" Eommanya pun melenggang masuk ke dalam kamar rawat Yuri. Dia tidak tahu jika ada Sehun di dalam.

"Wae geurae Luhan? Kenapa Eommamu bersikap seperti itu?" tanya Seohyun bingung, dan Luhan hanya menggeleng.

"Eoh, ada Sehun ternyata! Mian, lanjutkan saja eomma akan keluar!" terdengar suara Eomma Luhan dari kamar rawat Yuri. Kemudian Eommanya kembali keluar.

"Ahjuma! Saya sudah selesai, ahjuma bisa masuk!" ucap Sehun menyusul Eomma Luhan.

"Eh?! Gwaenchana Sehunnie.. Yuri membutuhkanmu, masuklah. Eomma akan tunggu disini!" balas Eommanya lembut, beda sekali jika sedang berbicara dengan Luhan.

"Ani Ahjuma! Ahjuma masuk saja! Noona! Aku akan pulang duluan. Noona tidak papa pulang sendiri?!" tanya Sehun menatap Seohyun.

"Baiklah Ahjuma masuk, nanti jenguk Yuri lagi ya!" Sehun pun hanya mengangguk kecil dan kembali mengalihkan tatapannya pada Seohyun.

"Gwaenchana Sehunnie, Noona bisa pulang sendiri. Emh.. Apa kau bisa pulang dengan Luhan?" ucap Seohyun penuh harap.

"Eh?! Kenapa jadi aku Noona?!" tanya Luhan bingung.

"Kau pasti lelah Lu.. Lebih baik kau pulang dan beristirahat!" Seohyun menepuk pundak Luhan pelan kemudian melangkahkan kakinya ke dalam kamar rawat Yuri.

"Kajja!" Sehun menarik pergelangan tangan Luhan pelan.

Selama di perjalanan, mereka sama-sama terdiam. Tidak ada yang buka suara hingga tiba-tiba Luhan mengatakan sesuatu.

"Apa kau sudah menjadi namjachingu Yuri Noona?!" tanya Luhan.

"Siapa bilang?!" Sehun malah balik tanya.

"Sehun!! Aku bertanya!!" rajuk Luhan mempoutkan bibirnya membuat Sehun gemas.

"Ohhh.. Kau bertanya!! Emhh.. Bagaimana ya?! Menurutmu?!" Sehun malah semakin semangat untuk menggoda Luhan.

"Sehun! Jangan bercanda!! Aku serius!!" seru Luhan semakin membuat Sehun gemas.

"Kau lucu jika bersikap seperti ini. Jujur, aku sedikit tidak suka sikap dinginmu dulu. Ya, walaupun kau tetap manis tapi tetap saja kau selalu memandangku jijik," ekspresi Sehun berubah sendu.

"Mian. Saat itu aku benar-benar tidak suka sifatmu yang cengeng. Kau tidak seperti namja. Wajahmu saja yang tampan- eh?" Luhan membekap mulutnya sendiri dengan mata yang membulat lucu. Ditambah pipinya yang mulai menimbulkan rona merah. Sedangkan Sehun menyeringai puas.

"Aku tahu aku tampan! Tapi rasanya lebih menyenangkan mendengarnya langsung dari mulutmu!" ucap Sehun senang.

"Sudahlah Sehun! Kita kan tadi sedang membahas hubunganmu dengan Yuri Noona, kenapa jadi ngelantur. Sudah, sekarang jawab pertanyaanku yang tadi!" Luhan menatap Sehun dengan pipi yabg masih terlihat merah.

"Pertanyaan yang mana ya? Emh.. Ngomong-ngomong kenapa wajahmu memerah?" goda Sehun.

"Sehuuuunnn!!!"

'Aku senang melihatmu seperti ini Luhan.. Aku akan terus berusaha membuatmu tersenyum!'

~~~

Pagi menjelang dan Luhan sudah duduk manis di meja kelasnya. Pandangannya kosong dengan kepala yang direbahkan di meja. Pikirannya sedang melayang entah kemana. Semalam ia tidak bisa tidur memikirkan Noonanya. Ya walaupun jantungnya sering berdesir setiap mengingat Sehun, tapi tetap saja itu tidak bisa menghilangkan ingatannya tentang masalah Yuri Noona. Ia mengkhawatirkan Noonanya, dan ia juga tidak mau dipersalahkan terus oleh Eommanya.

'Apa aku donorkan saja ya ginjalku untuk Yuri Noona?!'

Hh

Helaan nafas berat lagi-lagi terdengar dari Luhan. Entah sudah berapa kali ia menghela nafas. Tapi tetap saja bebannya tidak berkurang. Tentang Seohyun dan Lay, Luhan sudah mengikhlaskannya. Lagipula Lay itu temannya dan Luhan juga tidak bisa memaksa Seohyun untuk mencintainya. Ia tahu cinta tidak bisa dipaksakan. Karena itu ia berusaha melupakan masalah cintanya dan serius dengan masalah keluarganya. Ia ingin tahu kenapa Eomma membencinya.

"Luhan!" panggilan lembut itu menyadarkan Luhan dari lamunannya. Dan ia pun segera mengangkat wajahnya dan menatap orang itu.

"Luhan sekarang sudah bel masuk. Sebentar lagi seosangnim akan datang. Tolong rapikan penampilanmu!" ucap sang ketua kelas. Luhan pun merapikan bajunya yang sedikit kusut, kemudian membenarkan posisi duduknya.

Waktu terus berlalu dan pelajaran pun berlangsung. Sejak tadi Luhan tidak pernah bisa fokus, dan itu membuat kening seorang Oh Sehun mengerut bingung. Saat ini ia sudah tidak tahan untuk menghampiri Luhan dan menanyakan keadaannya.

"Oh Sehun, apa kau bisa memberikan penjelasan tentang acara 'Mari menatap Luhan hari ini'? Dan Luhan! Ku perhatikan sejak tadi kau terus saja melamun. Ada apa ini? Jika kalian tidak berniat mengikuti pelajaranku, lebih baik kalian keluar!" ucap Seosangnim sinis dan tegas. Jari telunjuknya juga sudah menunjuk pintu keluar. Luhan menunduk dang mengucapkan kata maaf dengan pelan. Sedangkan Sehun, dia malah tidak menghiraukan ucapan Park seosangnim sama sekali, matanya terus menatap Luhan dengan dalam.

"Oh Sehun!! Apa kau benar-benar ingin keluar?!" seru Park seosangnim geram. Kai yang duduk disebelahnya pun mencoba menyadarkan Sehun dengan menginjak-nginjak kakinya. Beberapa kali dia berbisik pada Sehun untuk meminta maaf.

"Ya Sehun!! Sadarlah!!" bisik Kai sambil menginjak kaki Sehun keras membuat sang empunya mengerang sakit.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Sehun tak terima. Dia tidak sadar bahwa Park seosangnim sudah melipat tangan dihadapannya dengan tatapan mematikan.

"Lihat itu!" bisik Kai lagi. Dan Sehun pun dengan malas mengalihkan pandangannya ke depan dan seketika matanya membulat.

"Ah saem mian.. Aku-"

"Keluar sekarang!!" perintah mutlak itu keluar dari mulut Park seosangnim. Dan tanpa perlawanan Sehun melangkahkan kakinya keluar kelas setelah sebelumnya melirik Luhan penuh tanda tanya.

'Apa yang terjadi denganmu Luhan? Apa yang kau pikirkan?' dalam hari Sehun berbicara.

'Kenapa Sehun menatapku ya?'

TBC

Apa ini?! Gj ya.. Makin lama rasanya makin gak nyambung aja ni cerita. Maaf kalo tidak memuaskan dan membuat kecewa. *iyalahapanyayangmemuaskan

Pendek?
Iya pendek aku nyadar kok

Ini maksa banget aku update dengan pikiran berkecamuk *yaelahbilangajalagibanyakmasalah

Haha.. Udahlah ya, kalo emang jelek banget dan gak nyambung, bilang aja entar kalo udah dapet hidayah insyaallah aku revisi.

Mianhe..😭😫😢

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang