MBM - Chapter 6

59.3K 4.2K 214
                                    

"Aku nggak berpikir kamu hamil. Aku hanya melihat tubuhmu yang semakin kurus, wajahmu yang pucat, aku nggak mau kamu sakit. Ini nggak ada hubungannya antara kamu hamil atau tidak." Raka terdiam sebentar, kemudian ia menatap Felly dengan tatapan penuh selidiknya. "Atau jangan-jangan, kamu memang sedang hamil?"

Felly membulatkan matanya seketika. Bagaimana mungkin Raka dapat menebak dengan benar apa yang terjadi dengannya? Dari mana Raka tau tentang keadaannya yang kini sedang berbadan dua? Apa Raka memang dapat merasakan jika saat ini ada bagian dari diri lelaki itu yang sedang tumbuh di dalam rahimnya?? Dengan spontan Felly menangkup perutnya dengan kedua telapak tangannya. Sialnya hal itu tak luput dari pandangan Raka. Astaga.. apa yang harus ia lakukan selanjutnya??

***

Chapter 6

Raka menghentikan mobil yang di kendarainya seketika. Wajahnya tampak mengeras menatap ke arah Felly. Sesekali matanya melirik ke arah telapak tangan Felly yang masih menangkup perutnya sendiri.

"Kenapa? Apa benar apa yang ku katakana tadi?" Tanya Raka penuh selidik.

"Emm.. Kak Raka ngomong apa sih?"

"Jangan bohong Fell."

"Aku nggak bohong, dan aku nggak sedang hamil."

"Tapi kenapa kamu terlihat gugup?"

"Aku nggak gugup."

"Ya, kamu gugup, sekarang wajahmu bahkan sudah memerah seperti tomat."

Felly mempalingkan wajahnya ke samping. Ia memilih menatap ke arah luar jendela daripada harus menataap tatapan tajam mata Raka.

"Aku nggak gugup, jadi sudahlah, lupakan semuanya." Ucap Felly kemudian. "Dan aku nggak hamil." Lanjutnya lagi sedikit lebih pelan.

Raka menghela napas panjang. Frustasi? Tentu saja. Ia benar-benar ingin melihat Felly hamil dan ia segera menikahi wanita yang kini duduk di sebelahnya itu. Apa takdir berkata lain? Apa memang Felly bukanlah jodohnya??

***

Felly menuangkan saus cokelat pada sebuah cup ice cream dengan tatapan mata kosongnya. Pikirannya kini sedang tidak berada di sini. Ada sesuatu hal yang mengganggu pikirannya sejak tadi pagi, Ya, apa lagi jika bukan Raka dan bayi lelaki tersebut yang kini sedang tumbuh dalam rahimnya? Mengingat itu, dengan spontan Felly mendaratkan telapak tangannya pada perut datarnya.

"Apa yang terjadi? Kamu sakit?" Tanya sosok wanita manja yang menghampiri Felly karena melihat Felly yang sedikit aneh hari ini. Wanita itu adalah Sienna, istri dari kakak sepupunya, Aldo.

"Ahh.. enggak, aku nggak apa-apa kok."

"Ice creamku kebanyakan saus coklatnya tau... kamu mau melihatku gendut dengan memakan saus cokelat sebanyak itu?" Tanya Sienna sambil menunjukkan ke arah Cup Ice Cream yang sedang di siapkan oleh Felly.

"Astaga.. aku minta maaf, aku nggak lihat tadi."

"Ya, karena kamu sibuk dengan lamunanmu." Gerutu Sienna. Felly tersenyum kemudian mencubit gemas pipi Sienna. "Hentikan Felly, kamu sekarang seperti Bianca saja yang selalu memperlakukanku seperti anak kecil yang menggemaskan, padahal aku kan kakak kalian." Sienna kembali menggerutu.

"Tapi bagiku dan Bianca, kamu adalah adik kecil kami Si.."

"Dasar, kalian benar-benar.."

"Gimana? Kamu sudah memutuskan akan mengambil jurusan apa saat melanjutkan ke perguruan tinggi nanti?"

Sienna menganggukkan kepalanya. "Ya, aku masih ingin menjadi guru dan dekat dengan anak-anak kecil yang lucu-lucu." Ucap Sienna dengan senyuman lebarnya.

My Beloved Man (MBA Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang