Behind The Scene
Aku membuka mataku dan baru menyadari jika kini aku berada di sebuah tempat asing. Tempat yang sama sekali tak pernah ku datangi, tapi secara bersamaan aku juga merasa jika aku pernah melihat tempat ini.
Kuedarkan pandanganku ke segala penjuru, tapi aku tidak melihat apapun, yang kulihat hanyalah kabut putih di antara sebuah tangga yang terbuat dari kaca yang menjulang tinggi ke angkasa.
Aku mengerutkan kening. Bukankah ini tempat dimana Brandon bertemu dengan Alisha di dalam mimpinya? Pikirku. Apa kini aku juga sedang bermimpi? Oh yang benar saja. Jika aku benar-benar bermimpi maka aku ingin bertemu dengan semua pangeran yang ku ciptakan saat ini juga.
Mengingat hal itu, aku hanya bisa menggelengkan kepala dengan sesekali memukul kepalaku sendiri. Bodoh!!! Bagaimana bisa aku masih memiliki sebuah fantasi saat umurku sudah tak lagi muda?
Aku memutuskan untuk menaiki tangga-tangga itu dengan sesekali berdoa supaya tangga itu tidak pecah karena berat badanku yang berlebihan. Bicara tentang berat badan, aku menatap tubuhku sendiri, dan rasa shock seketika kurasakan.
Tubuhku benar-benar ramping, padahal aku tidak ingat jika aku pernah diet. Kulitku putih mulus, padahal seingatku aku sudah berhenti melakukan injek sejak Tiga tahun yang lalu dan ku pikir aku sudah kembali menghitam setelah itu. Gaunku berwarna putih bersih dengan beberapa aksesoris yang membuatnya terlihat mewah. Aku juga mengenakan sepatu berwarna putih yang menyatu dengan kulit kakiku. Ku rabakan jemariku ke arah kepalaku dan aku merasakan rambutku yang sudah tertata rapi, belum lagi beberapa aksesoris yang menempel di kepalaku.
Please, aku membutuhkan kaca saat ini juga. Jika apa yang ku bayangkan benar-benar terjadi padaku saat ini, maka aku akan melakukan selfie cantik lalu ku sebarkan di akun instagramku, supaya dapat menampar beberapa kakak kelas yang dulu suka mengejek bahkan sok cantik di depanku.
Lupakan!!!
Lagi pula, bukannya ini hanya mimpi?
Oke, aku melanjutkan langkahku hingga aku berada di ujung tangga. Ku pikir, ujung tangga itu akan membawaku ke luar angkasa seperti impianku selama ini. Ya, satu-satunya hal yang sangan ku inginkan adalah berada di luar angkasa dan melihat bumi dari sana. Well, itu mustahil kecuali jika aku menikah dengan presiden Barack Obama atau Pangeran inggris mungkin. Hahahahha, abaikan.
Di ujung tanga itu aku mendapati sebuah taman, taman indah lengkap dengan kabut warna putihnya.
Tunggu! Aku merasakan De Javu, ku pikir aku pernah membayangkan tempat ini. Ahh ya, ini adalah tempat alam bawah sadar Revan saat dia koma dan bertemu dengan Lita. Jadi, apa aku sekarang sedang koma? Jangan ngelantur!!!
Aku melanjutkan langkahku menyusuri jalanan setapak, tamannya benar-benar sangat indah, dan tak lama, keindahan ini semakin sempurna ketika aku mendapati sesosok lelaki yang sedang berdiri menatapku dengan senyuman lembutnya. Lelaki itu hanya mengenakan celana panjang, tanpa atasan apapun, bisa di bayangkan bagaimana perutnya yang kotak-kotak yang biasa di sebut Roti Sobek oleh anak-anak di Grup Edan. Kakinya tidak beralaskan sandal maupun sepatu, ya, dia bertelanjang kaki. Dan dia sangat tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Man (MBA Series #2)
RomanceEbook ready di google playbook. Cerifa akan saya publish ulang sampai tamat sebagai bentuk promosi. Araka Andriano merupakan seorang Lelaki yang sudah cinta mati dengan seorang wanita, yang bernama Fellysia Puteri Revano. Tapi sayangnya, Felly adal...