MBM - Chapter 7

60.5K 4.8K 315
                                    

Chapter 7

Felly menghela napas panjang selepas Raka keluar dari kamarnya. Berada di sekitar Raka entah kenapa membuat dadanya terasa sesak. Entahlah.... Rasa nyeri itu selalu menghampirinya ketika mengingat jika perasaannya terhadap Raka tak terbalas. Beginikah rasanya mencintai tanpa bisa mengungkapkan rasa cinta tersebut?? Inikah sakitnya cinta dalam diam???

Felly membaringkan tubuhnya di atas ranjang besarnya. Ia kemudian meringkuk memeluk tubuhnya sendiri. Sesekali telapak tangannya mengusap lembut perut datarnya. Besok, mulai besok ia harus belajar melupakan sosok Raka. Tapi bisakah?? Bukannya dulu ia sempat mengontrak di rumah kontrakan kecil bersama dengan temannya, Alisha, untuk menghindari Raka?? Nyatanya, ia masih saja jatuh lagi dan lagi ke dalam pesona lelaki tersebut.

'Kak Raka.... Bagaimana caranya supaya aku dapat melupakanmu?' lirihnya dalam hati.

Felly kemudian mencoba memejamkan matanya. Menepis setiap bayang-bayang wajah datar tanpa ekspresi dari lelaki yang sangat di cintainya tersebut. Lalu tiba-tiba ia tersenyum ketika mengingat jika ada bagian dari diri Raka yang kini sedang tumbuh di dalam rahimnya.

'Setidaknya aku tidak sendiri.. aku membawa bagian dari dirimu yang sepertinya akan membuatku lebih kuat lagi..' Felly bergumam dalam hati.

***

Raka masuk ke dalam kamarnya. Dengan langkah yang sedikit lemas, ia menuju ke ranjang besar miliknya. Raka duduk di pinggiran ranjang kemudian menatap dua buah cincin yang kini berada di atas telapak tangannya.

Raka kemudian tersenyum sendiri, ia seakan menertawakan dirinya sendiri.

'Dasar bodoh!!! Seberapa keras kau berusaha, dia tak akan menjadi milikmu, harusnya kau sadar jika kau bukan apa-apa di matanya... menikahinya?? Yang benar saja, dia tak akan pernah mau menikah denganmu.'

Raka seakan merutuki dirinya sendiri dalam hati. Ia kemudian memejamkan matanya dengan frustasi, lalu tanpa banyak bicara lagi, ia membuang begitu saja dua cincin tersebut ke sebuah tong sampah yang letaknya tak jauh dari ranjangnya.

Raka memijit pelipisnya. Kepalanya terasa pusing. Hatinya begitu sakit karena harus merasakan beban cinta tak terbalas.

Tentu saja Felly menolaknya. Ia tak ada apa-apanya di bandingkan Jason. Lelaki itu adalah lelaki tampan, lebih muda darinya, pesonanya tak di ragukan lagi, belum lagi kekayaan keluarganya yang melimpah menambah nilai plus Jason di bandingkan dirinya.

Raka kembali menghela napas panjang. Benar apa yang di katakan ibunya, ia memang tak pantas untuk sosok Felly. Lalu bagaimana? Bukankah cinta tak bisa memilih?? ia tak pernah memilih mencintai Felly, terbelenggu dalam perasaan cinta sepihak yang sangat menyakitkan, Raka tak pernah menginginkan itu terjadi.

Satu-satunya cara untuk menghapus rasa sakit yang ada di hatinya kini hanyalah satu, yaitu melupakan Felly. Ya, mulai saat ini ia harus berusaha melupakan wanita itu. Felly sudah bahagia dengan lelaki pilihannya, jadi ia juga harus melepaskan wanita itu.

***

Paginya...

Felly menatap ke arah jendela kamarnya. Di halaman rumah Raka masih terparkir mobil milik lelaki tersebut, yang artinya Raka memang belum berangkat ke kantor.

Haruskah ia berpamitan sekali lagi dengan Raka?? Ia ingin melihat wajah lelaki itu untuk terakhir kalinya sebelum pergi.

Felly menggelengkan kepalanya cepat. Raka pasti sudah tak mau ambil pusing dengan dirinya, dan astaga.. berhenti memikirkan lelaki itu Felly... pikirnya kemudian. Akhirnya Felly memutuskan untuk segera berangkat sebelum ia berubah pikiran.

My Beloved Man (MBA Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang