MB - Chapter 3

80.7K 4.9K 230
                                    

Maaf yaa baru Up.. tadi nggak sempat,, heheheh happy reading, semoga suka.. hahahha

"Jangan tegang, aku nggak akan menyakitimu." Ucap Raka dengan lembut. Raka kemudian kembali melumat bibir Felly lalu berbisik lagi di sana. "Maafkan aku... Maafkan aku.." Raka kembali mengucapkan kalimat tersebut sambil menghujamkan dirinya hingga menyatu sepenuhnya dengan tubuh Felly.

Fellypun mengerang kesakitan sedang Raka sendiri tak dapat berbuat banyak selain kembali mencumbu bibir ranum milik Felly sambil sesekali berucap dalam hati.

'Maafkan aku... Maafkan aku...'

***

Chapter 3

Raka menatap wajah wanita yang kini sedang berada dalam pelukannya. Wanita tersebut terlihat damai dalam tidurnya, terlihat begitu cantik dan mempesona. Tapi bagaimana ekspresi wanita itu nanti?? Akankah wanita itu akan marah terhadapnya?? Mengingat itu, Raka kembali mengeratkan pelukannya pada tubuh Felly yang masih polos di balik selimut.

Pergerakan Raka yang begitu posesif akhirnya membuat Felly sedikit terusik dalam tidurnya. Sedikit demi sedikit Felly membuka matanya, mencari-cari kesadarannya. Hingga kemudian matanya mengerjap saat ia mendapati sepasang mata yang sedang mengawasi pergerakannya dengan jarak hanya beberapa senti dari wajahnya.

"Kak Raka?" Ucapnya sembali membuka matanya lebar-lebar.

"Hai.." Hanya itu yang dapat di ucapkan Raka. Raka bahkan mengucapkannya dengan pelan karena gugup. Bagaimana tidak, mereka kini masih dalam keadaan polos dan berada di atas ranjang yang sama, di bawah selimut yang sama dengan kulit yang saling menempel satu sama lain karena berpelukan.

"Kak Raka kok..." Felly tak dapat melanjutkkan kalimatnya ketika ia baru menyadari jika kini tubuhnya sedang berada dalam pelukan Raka. Wajah Felly memucat seketika saat sadar jika tubuh mereka dalam keadaan polos di bawah selimut yang sama.

Dengan cepat Felly menjauhkan diri dari tubuh Raka sembari menyilangkan kedua lengannya pada dada telanjangnya.

"Apa yang sudah kita lakukan??" Tanya Felly masih dengan raut wajah shocknya.

"Tenang.. Kakak bisa jelasin." Ucap Raka menenangkan Felly sambil mendekat, tapi kemudian Felly kembali menjauh dengan gerakan menahan tubuh Raka dengan sebelah tangannya agar lelaki itu tak mendekat lagi.

"Jangan.." Ucap Felly dengan spontan sambil mengangkat sebelah tangannya. Kilasan-kilasan kejadian tadi malam menari-nari dalam ingatan Felly, bagaikan kolase indah yang entah kenapa membuatnya menjadi semakin malu berada di hadapan Raka.

Tadi malam Felly tidak mabuk, tentu saja ia dapat mengingat semuanya saat ini. Yang ia rasakan tadi malam hanyalah gairah, seakan-akan gairah tersebut menguasai tubuhnya dan menjauhkan dari kewarasannya. Felly hanya ingin di puaskan, dan kini Felly mengingat dengan jelas bagaimana kejadian tadi malam. Saat ia menggoda Raka, saat ia mencium lelaki itu secara membabi buta, saat ia bersikap liar di atas ranjang, bahkan saat ia menginginkan tubuh Raka lagi dan lagi seperti seorang wanita jalang yang butuh sentuhan lelaki.

Astaga... Felly benar-benar malu ketika mengingat kejadian demi kejadian yang ia alami dengan Raka tadi malam. Raka bahkan tak berhenti mengucapkan kata maaf seakan menyesal telah melakukan hal tersebut padanya. Kenapa?? Apa karena Raka sudah merasa menghianati kekasihnya???

Dengan gusar Felly menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Kemudian Felly mulai menangis kencang sambil sesekali berteriak.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku?? Kenapa??"

Kamu?? Ini pertama kalinya Felly memanggil Raka dengan sebutan 'kamu'. Raka terpaku seketika saat mendengar pertanyaan yang di ajukan oleh Felly dalam tangisnya. Ia hanya ternganga ketika melihat wanita yang di cintainya terlihat begitu hancur. "Aku minta maaf, aku hanya..."

My Beloved Man (MBA Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang