Chapter 1

971 72 11
                                    

Jihee's POV

Malam ini Jimin mengajakku menonton film. Sekarang masih jam 2 siang dan Jimin akan menjemputku jam 6 sore. Aku bosan, sangat bosan. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tersenyum, aku punya ide. Langsung saja aku mengambil ponsel ku dan mengirim pesan pada Jimin.

Park Jihee : Jimin-ah nanti kau jemput saja aku di perpustakaan kota, arasseo?

Sambil menunggu balasan dari Jimin, aku bergegas mandi dan mengganti pakaian ku. Saat aku kembali mengecek ponsel ku, ternyata Jimin sudah membalasnya.

Park Jimin : Ne, arasseo. Sampai ketemu nanti!

Aku memasukkan ponsel ku kedalam tas, dan segera bergegas menuju halte. Perjalanan dari rumah ku menuju perpustakaan kota tidak lama, hanya memakan waktu 10 menit menggunakan bus.

***

Aku dan Jimin sudah berteman sekitar 1 tahun, aku mengenal nya saat aku kelas 10 dan sekarang kami sudah kelas 11. Jimin dan aku memiliki banyak kesamaan, hal itu yang membuat aku merasa nyaman dengan nya. Aku dan Jimin juga mengalami masalah yang sama, Jimin hanya tinggal bersama appa nya dan aku hanya tinggal berdua dengan eomma ku. Orangtua Jimin bercerai beberapa bulan setelah ia lahir, sama persis dengan kedua orangtua ku. Karena semua kesamaan-kesamaan itu, aku merasa Jimin benar-benar bisa mengerti keadaan ku begitu pun sebaliknya.

***

Aku sudah sampai di perpustakaan kota, cukup ramai. Sebelum masuk, aku membeli americano di coffee shop yang terletak disebelah perpustakaan kota untuk menemaniku bersantai nanti. Setelah mendapat yang aku inginkan, langsung saja aku masuk dan mencari buku yang menarik untuk dibaca. Aku duduk disalah satu kursi yang dekat dengan jendela yang menampakkan aktivitas jalanan yang padat di kota Seoul.

Jimin's POV

Saat aku sedang asyik menonton acara kesukaan ku, tiba-tiba ponselku berbunyi. Ternyata pesan dari Jihee.

Park Jihee : Jimin-ah nanti kau jemput saja aku di perpustakaan kota, arasseo?

Aku segera membalas pesannya.

Park Jimin : Ne, arasseo. Sampai ketemu nanti!

Aku melirik jam di ponselku, masih jam 2. Masih lama ternyata, aku pun melanjutkan menonton acara kesukaan ku.

***

Sudah pukul 5 sore, aku bersiap-siap menjemput Jihee karena aku tak mau membuat nya menunggu lama. Ku nyalakan mesin mobil ku dan membiarkan nya melaju dengan cepat.

Aku sudah sampai didepan perpustakaan kota, aku mengirim pesan pada Jihee.

Park Jimin : Keluarlah, aku sudah didepan

Tak lama kemudia Jihee membalas pesanku.

Park Jihee : Tunggu, aku segera kesana

Aku melihat seorang wanita berlari kecil keluar dari perpustakaan, wanita itu tidak asing bagiku. Ya, itu Jihee.

Aku membuka kaca mobil dan melihatnya melambaikan tangannya dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya. Aku mengisyaratkan nya untuk masuk ke dalam mobil.

Jihee's POV

Saat sedang serius membaca, tiba-tiba ponsel ku bergetar. Ternyata Jimin mengirimkan pesan, aku melirik jam di ponsel ku dan sekarang sudah menunjukkan jam 6 sore.

Park Jimin : Keluarlah, aku sudah didepan

Aku tersenyum simpul, dan membalasnya.

Park Jihee : Tunggu, aku segera kesana 

Diluar aku melihat mobil Jimin yang sudah menunggu ku, lelaki itu membuka kaca mobilnya. Aku tersenyum lebar dan melambaikan tanganku. Ia mengisyaratkanku untuk segera masuk dan tanpa pikir panjang aku menurutinya.

***

Di dalam mobil, aku dan Jimin asyik mengobrol tentang berbagai macam hal. Inilah salah satu hal yang aku sukai saat bersamanya, mood ku selalu bagus saat mengobrol dengannya.

"Jadi, kau mau menoton film apa Jihee-ah?"

"Romance" jawabku dengan yakin, walaupun aku tahu Jimin tidak akan setuju, tapi apa salah nya mencoba.

"Ya! Kau yang benar saja, bukankah kau tahu kalau aku tidak suka film semacam itu?"

"Kau ini menawariku, tapi kau malah marah-marah seperti itu. Kalau begitu tidak usah bertanya, pabo!"

Aku dan Jimin memang sering sekali bertengkar hanya karena masalah sepele, tapi beberapa menit kemudian kami sudah baikan lagi.

"Bagaimana kalau film action?" Jimin memberi usul

"Kali ini aku yang tidak suka"

"Aish, lalu kita mau menonton apa?"

Saat aku masih berpikir, tiba-tiba Jimin mengalah.

"Baiklah, ayo kita menonton film romance. Aku mengalah, kau puas?"

"Jinjja? Wah, jarang-jarang kau baik seperti ini"

"Kau ini bukannya berterimakasih, malah mengejekku!"

"Gomawo Jimin-ah" Aku mengacak-acak rambutnya.

Jimin's POV

Kami sudah sampai ditempat tujuan. Aku memarkirkan mobil ku tidak jauh dari pintu masuk. Aku dan Jihee langsung masuk kedalam.

"Kau tunggu disini saja, biar aku yang mengantri" Kataku. Jihee mengangguk, memberi isyarat bahwa ia setuju.

Antrian kali ini tidak terlalu panjang, jadi aku tidak perlu capek-capek menunggu. Saat tiba giliran ku, aku memesan 2 tiket untuk film action. Aku tersenyum penuh kemenangan, mana mungkin aku mau mengalah dan menonton film romance semacam itu? Hahaha, kau sudah masuk perangkap ku Park Jihee.

Aku tidak membayangkan bagaimana reaksi Jihee nantinya, jujur saja aku sedikit takut dengan reaksinya nanti. Bagaimana kalau ia nanti menendangku? Jihee cukup ahli dalam bidang beladiri, ia pernah menjuarai lomba beladiri saat kelas 10. Aih, sudahlah jangan berlebihan seperti itu Park Jimin.

***

Aku berjalan mendekat ke arah Jihee, ia terlihat serius memainkan ponselnya. Jihee melihat kedatanganku, ia tersenyum lebar memandangku. Ah, dia belum tahu apa yang akan terjadi setelah ini, aku yakin setelah ia tahu semuanya senyum itu akan berubah menjadi tatapan tajam nya yang siap menerkamku.

"Jimin-ah! Kau sudah memesannya?"

"Tentu saja" jawabku dengan singkat.

"Mana? Coba aku lihat" tangannya langsung meraih tiket yang ada digenggamanku.

Tepat sekali! Tebakan ku benar. Sesaat setelah melihat tiket itu, senyum lebar diwajah Jihee memudar digantikan oleh tatapan tajam nya yang kini tepat menatap mataku.

"PARK JIMIN !!!!!"


vomment ditunggu👌🏿

different ways ;pjmWhere stories live. Discover now