Jihee's POV
"Saranghae..."
Aku terdiam. Jantung ku berdebar lebih cepat dan kencang dari biasanya. Kenapa aku ini? Tidak biasanya aku merasakan hal seperti ini, padahal Jimin sering mengatakan hal seperti itu padaku. Tapi entah kenapa kali ini berbeda, aku bisa merasakan ketulusan dalam ucapannya.
Jimin mulai melepas pelukannya, kini ia menatapku dalam-dalam, lalu tersenyum. Lagi-lagi jantung ku berdebar tak karuan, aku tak bisa berkata apa-apa kali ini.
"Kau kenapa diam seperti itu?"
Aku gelagapan, bingung harus membalas apa, "A-ahh.. gwenchana"
"Aku lapar, ayo kita memasak!"
Aku hanya mengangguk lalu berjalan turun dari tangga, diikuti Jimin dibelakangku. 'Bagaimana bisa aku merasa canggung dengan sahabatku sendiri?'
***
Kami sepakat memasak ramyeon, karena hanya itu saja yang bisa kami masak.
Kami pun makan dengan lahapnya, dan menghabiskan nya hanya dalam beberapa menit.
"Setelah ini apa yang kita lakukan?" tanya Jimin.
"Entahlah, aku juga bingung"
"Ayo kita pergi!" serunya.
"Kemana?"
"Jalan-jalan saja disekitar sini, bagaimana?"
"Baiklah, itu lebih baik daripada hanya berdiam diri di rumah"
"Kajja"
***
Kami berjalan menyusuri kota Seoul yang ramai. Sesekali kami berhenti untuk mengambil foto, lebih tepatnya 'aku' bukan kami, karena sedari tadi Jimin hanya mengambil foto ku saja.
Karena lelah, kami berhenti di coffee shop untuk beristirahat sejenak.
"Kau mau apa?" tanya Jimin
"Seperti biasa, americano"
Jimin hanya mengangguk, lalu memenasankan pesanan kami. Tak lama setelah itu, Jimin kembali membawa dua americano di tangannya.
"Jimin-ah, bagaimana menurutmu? Lebih bagus yang ini atau yang ini?" tanyaku seraya menunjukkan beberapa foto kepadanya.
"Yang kedua saja"
Aku mengernyitkan alis, "Apa aku tidak terlihat terlalu pendek disitu?"
"Ya memang kenyataan nya kau pendek" jawab Jimin diselingi tawanya.
"Ya, Park Jimin!"
"Hahah, jangan marah, yasudah kalau begitu yang pertama saja"
Aku kembali mengernyitkan alis, "Aku terlihat gendut di foto pertama"
Jimin mendengus kesal, lalu menjitak kepala ku dengan cukup keras, "Lain kali tidak usah bertanya pendapatku"
Aku meringis kesakitan sembari mengusap kepala ku, "Ahh, sakit!"
YOU ARE READING
different ways ;pjm
Fanfiction[COMPLETED] Entah Jihee bisa atau tidak melewati kenyataan pahit ini. Kenyataan yang selama ini tidak ia ketahui. Disaat semua begitu sempurna, kenyataan yang tidak terduga menghancurkan segalanya.