Jihee's POV
"Kau tunggu disini saja, biar aku yang mengantri"
"Baiklah" jawabku
Aku duduk di kursi sambil memainkan ponselku. Aku mengambil beberapa selfie dan menaruh nya di akun instagram ku. Tak berapa lama setelah itu, aku melihat ke arah Jimin yang berjalan ke arahku. Aku tersenyum lebar ke arahnya.
"Jimin-ah! Kau sudah memesannya?"
"Tentu saja" jawabnya dengan singkat.
"Mana? Coba aku lihat"
Aku langsung mengambil tiket itu dari tangannya dengan wajah yang berbinar-binar. Namun seketika senyumku hilang setelah melihat tulisan yang tertera di tiket tersebut.
Aku meliriknya.
Lalu berteriak kearahnya,
"PARK JIMIN !!!!!"
"Sshh, jangan terlalu keras, semua orang memandang kearah kita"
Jimin berusaha menutup mulutku, namun dengan cepat aku menepisnya.
"Ya, kau! Beraninya kau menipu ku, ha? Pantas saja, aku curiga dengan mu sedari tadi! Ternyata benar dugaanku Jimin-ah, kau punya maksud dibalik semua ini"
"Jihee-ah, cobalah menonton film action sekali saja. Aku yakin kau suka, film ini tidak seburuk yang kau pikirkan"
"Setidaknya kau jangan berpura-pura baik dan menipuku seperti ini. Ahh, kau benar-benar membuat mood-ku rusak"
"Ayolah, sekali ini saja" Ia memohon dan ber-aegyo didepanku. Sejak kapan dia seperti ini?
"Ya! Sejak kapan kau suka ber-aegyo seperti itu? Hentikan Jimin-ah, itu membuatku geli"
"Maka dari itu, ikuti permintaanku kali ini"
Aku diam.
Jimin terus ber-aegyo dan memohon-mohon padaku.
"Hentikan!"
"Aku tidak akan berhenti sebelum kau menuruti keinginanku"
Aku menimbang-nimbang ancaman nya.
"Baiklah, karena aku tidak mau melihat mu berlama-lama memasang aegyo seperti itu, aku mengalah. Kajja"
Raut wajah nya langsung berubah, matanya berbinar-binar dan senyum nya melebar. Ia langsung menarik tangan ku untuk segera masuk. Aku hanya diam menanggapi kelakuan Jimin ini.
***
Sekitar satu jam lebih, akhirnya film yang kami tonton berakhir.
"Wah, daebakk. Kau lihat kan adegan tadi? Itu keren sekali" sahutku.
"Kau suka? Benar kan kataku, film action tidak seburuk yang kau kira"
"Hmm, kali ini aku akui kata-kata mu memang benar"
Jimin's POV
Ditengah-tengah film tersebut diputar, aku sesekali melirik ke arah Jihee. Sepertinya ia mulai menikmatinya, aku tersenyum lega.
"Jihee-ah, kau mulai suka ternyata" aku tertawa jahil.
"Sshh, diam" Jihee terlihat semakin serius. Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah nya itu.
Sekitar kurang lebih satu jam, film yang kami tonton pun berakhir.
"Wah, daebakk. Kau lihat kan adegan tadi? Itu keren sekali" sahut Jihee.
"Kau suka? Benar kan kataku, film action tidak seburuk yang kau kira"
"Hmm, kali ini aku akui kata-kata mu memang benar"
***
Di mobil, kami asyik bercerita tentang film tersebut. Namun, aku merasakan ada suara yang terdengar entah darimana. Aku mencari sumber suara itu dan tertawa setelah menyadarinya.
"Hahaha, Jihee-ah kau lapar?"
"A-anii, aku tidak lapar" Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kau pikir telinga ku ini tidak berfungsi? Sudahlah, aku tahu tempat makan yang pasti kau suka!"
"Jinjjaa??" Jihee manjawabnya dengan semangat, matanya membulat dan senyumnya melebar.
Aku mengangguk dan tersenyum melihat tingak lucu nya itu. 'Ahh tidak kusangka ternyata ia semanis ini'. Senyumku semakin melebar saat memikirkan hal itu.
Tak lama kemudian, mobilku telah terparkir dengan rapi. Aku langsung menggenggam tangan Jihee dan mengajaknya masuk. Terlihat dengan jelas raut wajah Jihee yang terkagum-kagum.
"Woah, kau tahu tempat ini darimana?" tanyanya
"Aku sering kemari dengan teman-temanku"
"Bagaimana aku bisa tidak tahu ada tempat seindah ini? Ya! Kau tak pernah mengajakku Jimin-ah"
"Lalu kau pikir sekarang ini aku mengajak siapa?"
"Ya, maksudku kau baru mengajakku kali ini, kenapa tidak daridulu saja"
"Kau suka?" tanyaku.
"Tentu saja! Tempat ini sangat cantik" Jihee tersenyum memandang langit-langit malam. Lagi-lagi aku tersenyum memandang wajah indah nya itu.
"Ya, sepertimu" sahut Jimin yang ikut memandangi langit-langit malam.
"Mwo? Apa katamu?"
"Ani... Ah, ayo kita cari tempat duduk, aku sudah lapar!" Jimin mengalihkan pembicaraan nya.
'Ah, kenapa kau berkata seperti itu Park Jimin!!' Jimin memaki dirinya sendiri dalam hati.
Jihee's POV
Saat aku dan Jimin sedang asyik bercerita tentang film tersebut, tiba-tiba aku merasakan perutku mulai protes karena kelaparan. Jujur saja, suara itu cukup mengganggu perbincangan kami. Aku harap Jimin tidak mendengarnya.
"Hahaha, Jihee-ah kau lapar?" tanyanya tiba-tiba
"A-anii, aku tidak lapar" aku mengelak.
"Kau pikir telinga ku ini tidak berfungsi? Sudahlah, aku tahu tempat makan yang pasti kau suka!"
"Jinjjaa??" mataku langsun membulat dan bibirku membentuk senyuman lebar mendengar perkataannya itu.
Masih dengan senyum lebarku, aku bergumam 'ternyata Jimin cukup peka juga'.
Tak lama kemudian, mobil kami telah terparkir dengan rapi. Jimin langsung menggenggam tanganku dan mengajakku masuk. Daebakk. Tempat ini sungguh indah, mataku tak bisa lepas dari suguhan pemandangan yang ada didepanku ini.
"Woah, kau tahu tempat ini darimana?" tanyaku
"Aku sering kemari dengan teman-temanku"
"Bagaimana aku bisa tidak tahu ada tempat seindah ini? Ya! Kau tak pernah mengajakku Jimin-ah"
"Lalu kau pikir sekarang ini aku mengajak siapa?"
"Ya, maksudku kau baru mengajakku kali ini, kenapa tidak daridulu saja"
"Kau suka?" tanyaku.
"Tentu saja! Tempat ini sangat cantik" Senyumku semakin melebar.
"......"
"Mwo? Apa katamu?" lanjutku.
"Ani... Ah, ayo kita cari tempat duduk, aku sudah lapar!" Jimin mengalihkan pembicaraan nya.
Aku mendengarmu, Park Jimin. Tolong jangan buat aku seperti ini. Jangan buat aku jatuh cinta padamu.
sorry kalo terlalu pendek.
vomment ditunggu❣
YOU ARE READING
different ways ;pjm
Fanfiction[COMPLETED] Entah Jihee bisa atau tidak melewati kenyataan pahit ini. Kenyataan yang selama ini tidak ia ketahui. Disaat semua begitu sempurna, kenyataan yang tidak terduga menghancurkan segalanya.