Jimin mengajak Jihee untuk makan di rooftop, tempat favorit Jimin jika ia datang kesini. Di rooftop ini kita bisa melihat dengan jelas gedung-gedung pencakar langit dan jalanan kota Seoul yang masih ramai walau malam hari, bahkan lebih ramai.
Jimin's POV
Ada hening yang cukup lama antara kami, sepertinya Jihee sedang sibuk menikmati suasana disini. Tentu saja, suasana malam dengan angin yang berhembus tidak terlalu kencang dapat memanjakan semua orang, termasuk Jihee saat ini.
"Ya, kau tidak menghiraukan ku daritadi" aku memecah keheningan.
"Mian, suasana disini benar-benar indah sampai-sampai aku lupa kau ada disini juga" jawab Jihee sambil tertawa jahil.
"Bisa-bisa nya kau tidak menghiraukan namja tampan sepertiku? Wah, yang benar saja"
"Setampan apapun dirimu, kau tetap tidak bisa mengalahkan ketampanan para member BTS" sahut Jihee.
"Lihat saja, sebentar lagi aku akan mengalahkan mereka!" jawabku dengan yakin.
Kami pun tertawa lepas bersama. Sepertinya aku berhasil membuat nya tidak marah padaku lagi.
***
Tak lama setelah itu, kami telah menghabiskan semua makanan tanpa sisa sedikitpun. Bisa dibayangkan selapar apa aku dan Jihee tadi.
"Kenyang?"
"Tentu saja!" jawab Jihee.
"Kemana kita setelah ini?" tanyaku.
"Pulang saja, aku lelah." pinta Jihee.
"Baiklah"
Aku mulai melajukan mobilku, mengantar Jihee pulang kerumahnya.
"Gomawo, Jimin-ah"
Jimin tersenyum, "Sudah sana cepat tidur, kau lelah kan?"
Jihee hanya tersenyum lalu pergi masuk kedalam rumahnya. Aku tersenyum, dan mulai melajukan mobilku kembali.
Jihee's POV
Aku sibuk memandangi pemandangan malam yang indah. Mataku benar-benar dimanjakan oleh semua ini.
"Ya, kau tidak menghiraukan ku daritadi" Jimin memecah keheningan.
"Mian, suasana disini benar-benar indah sampai-sampai aku lupa kau ada disini juga" jawabku sambil tertawa jahil.
"Bisa-bisa nya kau tidak menghiraukan namja tampan sepertiku? Wah, yang benar saja"
"Setampan apapun dirimu, kau tetap tidak bisa mengalahkan ketampanan para member BTS" sahut Jihee.
"Lihat saja, sebentar lagi aku akan mengalahkan mereka!" jawab Jimin dengan yakin.
Kami tertawa lepas bersama. Aku benar-benar senang saat bersama nya, karena walaupun ia sering mengerjai ku, tapi ia tau cara membuat mood-ku lebih baik lagi.
***
Tak lama setelah itu, kami telah selesai menyantap makanan kami tanpa sisa sedikitpun.
"Kenyang?" tanya Jimin.
"Tentu saja!"
"Kemana kita setelah ini?"
"Pulang saja, aku lelah."
"Baiklah"
Jimin mulai melajukan mobilnya, mengantarku pulang kerumah.
"Gomawo, Jimin-ah"
YOU ARE READING
different ways ;pjm
Fanfiction[COMPLETED] Entah Jihee bisa atau tidak melewati kenyataan pahit ini. Kenyataan yang selama ini tidak ia ketahui. Disaat semua begitu sempurna, kenyataan yang tidak terduga menghancurkan segalanya.